Berita BCA Berita BCA

Luapan Inspirasi di BCA “Indonesia Knowledge Forum” Ke-4

Luapan Inspirasi di BCA “Indonesia Knowledge Forum” Ke-4

Bangsa Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah tantangan perekonomian global. Banyak potensi SDM maupun SDA kita yang harus terus dikembangkan, seperti pangan, pariwisata, pendidikan, serta usaha kecil dan menengah (UKM).

Budijanto Tirtawisata - Indonesia Knowledge Forum IV 2015

Budijanto Tirtawisata – Indonesia Knowledge Forum IV 2015

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui BCA Learning Service, unit usaha Yayasan Bakti BCA yang fokus dalam peningkatan kualitas SDM dan organisasi di luar BCA, kembali menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2015. Perhelatan tahunan yang telah digelar untuk keempat kalinya ini berlangsung pada tanggal 7 – 8 Oktober 2015 di Ritz Carlton, Jakarta.

Mempertemukan para pakar di bidang-bidang strategis seperti pemerintahan, ekonomi, pemasaran, kreatif, SDM dan kepemimpinan, tahun ini IKF mengusung tema Moving Our Nation to the Next Level: “Utilizing Knowledge for Sustainable Innovation Across Generation”. Selain berupa workshop dan seminar, IKF dilengkapi dengan pameran yang diikuti oleh penyedia pengetahuan yang sudah teruji kualitasnya mulai dari lembaga riset, konsultan, hingga pelatihan.

IKF 2015 dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia Rudiantara, sekaligus memberikan keynote speech untuk acara ini. Hadir pula dalam pembukaan tersebut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja yang juga menyampaikan opening speech, serta Pembina BCA Learning Service Cyrillus Harinowo bersama jajaran Direksi PT Bank Central Asia Tbk.

“Optimisme dan tekad kuat dari masyarakat Indonesia untuk meraih kemajuan dan perubahan pada setiap sektor, harus didukung melalui pembelajaran yang memadai dari orang-orang yang mumpuni dari sisi pengetahuan dan pengalaman. Dengan berfokus pada tema besar ‘Moving Our Nation to The Next Level’ yang berlandaskan semangat untuk membangun negeri melalui pengetahuan, IKF diharapkan mampu menjadi salah satu motor penggerak dan advokasi bangsa,” ujar Jahja pada pembukaan IKF, Rabu (7/10).

Hal ini diamini Menkominfo Rudiantara, yang menekankan pentingnya setiap korporasi memiliki pengetahuan mengenai berbagai aspek dalam proses bisnisnya. “Ke depan harus dibuat database proses bisnis yang berdasarkan pada sektor mulai dari finance, accounting, hingga human capital. Melalui acara ini, peserta bisa memperoleh wawasan sebanyak-banyaknya untuk memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki untuk inovasi yang berkelanjutan di lintas generasi,” katanya.

Suasana Indonesia Knowledge Forum IV 2015

Suasana Indonesia Knowledge Forum IV 2015

Hari ke-1: Menginisiasi dan Melanjutkan Inovasi

Sejumlah tokoh bisnis hadir pada hari pertama IKF 2015. Mereka adalah Christian Sia (Founder PT Pendekar Bodoh), Tandean Rustandy (Presiden Direktur PT Arwana Citramulia Tbk), Budijanto Tirtawisata (Presiden Direktur Panorama Group), Ferry Soetikno (Presiden Direktur PT Dexa Medica), serta Deddi Tedjakumara (Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Executive Learning Institute).

Para pelaku usaha ini membagikan pengalamannya dalam sesi seminar yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu initiator (pencetus) dan successor (penerus). Christian Sia misalnya, merupakan pendiri dari perusahaan berbasis kuliner yang memiliki banyak terobosan kreatif dan inovatif, sehingga ia layak masuk ke kategori pencetus. Restoran yang dikelolanya yaitu D’Cost, sukses berkembang hingga ratusan cabang di seluruh Indonesia.

“D’Cost menjanjikan harga kaki lima, tapi kualitas rasa bintang lima dan tempat makan oke. Menawarkan kualitas juara satu itu mudah, sewa saja koki nomor satu. Tapi harga juara satu tidak gampang, harus berani rugi,” ujar Christian. Untuk itu, ia meramu strategi yang kreatif guna memenangkan persaingan. Contohnya melalui promo-promo unik seperti “Up-To-You Price” (pelanggan menentukan sendiri harga pesanannya) dan “Hamil Baru Bayar” (resepsi pernikahan di D’Cost yang dapat dibayar setelah sang istri positif hamil).

Kreativitas serupa juga dilakukan oleh keluarga Tirtawisata, pemilik layanan perjalanan wisata Panorama Group. Pada awal tahun 1970-an, peluang wisata di Indonesia sudah begitu besar, namun belum banyak jasa konsultasi wisata dan destinasi wisata yang sudah tereksplorasi. Memanfaatkan peluang tersebut, Adhi Tirtawisata mengembangkan Panorama bermodal garasi rumah dan mobil VW Combi sebagai sarana transportasi wisatawan.

Dari sanalah seluruh langkah inovatif Panorama bermula. Panorama merupakan layanan wisata pertama yang menawarkan wisata kota Jakarta menggunakan bus. Juga teknik beriklan menawarkan paket-paket wisata melalui iklan baris, yang kini diikuti oleh banyak agen wisata lain. Program loyalitas pelanggan dengan hadiah mobil, hingga paket wisata kreatif “Jalan-Jalan Hemat” yang bertahan hingga kini.

Sebagai generasi kedua, Budijanto Tirtawisata kini meneruskan kepemimpinan Panorama. Ia punya tiga kunci agar perusahaannya selalu inovatif. “Pertama, keep innovating andbeing proactive. Inovasi harus terus dievaluasi dari generasi ke generasi, karena kebutuhan dan tantangan setiap zaman berbeda-beda. Kedua, expanding horizon, perluas wawasan dan pengetahuan. Dan yang ketiga, people development, ini juga tak kalah pentingnya,” ungkap Budijanto.

Sebagai Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Executive Learning Institute, lembaga yang telah lebih dari 30 tahun berkiprah mengembangkan profesionalisme dalam praktik manajemen bisnis di Indonesia, Deddi Tedjakumara menyatakan bahwa berinovasi merupakan mandat wajib bagi organisasi yang ingin terus tumbuh dan kembang. “Saat ini inovasi harus terus dilakukan, mengingat kemampuan kompetitor untuk meniru teknologi terbaru sudah semakin cepat,” tandasnya.

BCA Senantiasa di Sisi Anda


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved