Leaders Indonesia Best CFO

Rio T. Sirait, Bikin Nufarindo Makin Berisi

Rio T. Sirait, Bikin Nufarindo Makin Berisi

Dari EBITDA negatif, Nufarindo-Exeltis sukses comeback ke teritori positif. CFO Nufarindo, Rio Tinto Sirait, menjadi kreator turnaround dengan beberapa program yang diusungnya. Apa saja? “Kami memperbaiki bisnis di sebuah lembaran laporan keuangan. Banyak efisiensi cost yang kami lakukan,” kata dia.

Hal pertama yang dilakukan adalah memperbaiki sistem pelaporan keuangan. Ketika itu, laporan yang disusun belum mencerminkan situasi dan kondisi riil bisnis yang terjadi di lapangan. Selanjutnya, memangkas biaya produksi terutama untuk penggunaan material yang masih di harga premium.

Rio-Tinto-Sirait

“Prinsip saya adalah berapa besar bisnis ini dihidupi. Bagaimana dana inin kami pakai tapi tidak dalam bentuk yang sifatnya pure spending. Tapi, bagaimana yang kami keluarkan itu menggenerate something,” katanya.

Untuk meningkatkan pendapatan, Nufarindo mengikuti tender yang digelar BPJS Kesehatan. Mereka mendapatkan penugasan untuk memproduksi obat generik Amplodipine di April 2016 untuk memenuhi 54% kebutuhan nasional.

“Memang kami memberikan diskon sampai 80%. Tapi, dengan higher volume, kami memperoleh margin dari hidden saving,” ujar Rio.

Ini adalah strategi untuk menekan kerugian penjualan me too product yang dilepas di harga premium. Dengan beroperasinya BPJS Kesehatan, penjualan produk obat me too Nufarindo merosot tajam.

“Dulu, orang sakit membeli obat sejenis yang disebut me too. Namun, sejak adanya BPJS Kesehatan, orang lebih suka ke rumah sakit karena memang ditanggung. Produk kami akhirnya menurun karena obat yang masuk BPJS hanya generik dan orginator,” katanya.

Selanjutnya, perseroan juga membuat produk baru yakni ethical product seperti pasta gigi Kin Gingival, obat kumur Kin Gingival, dan Perio Kin Gel. Saat ini, Nufarindo tengah membangun pabrik di Semarang yang diharapkan sudah bisa beroperasi 2018 mendatang.

“Kami enlarge product. Sembari menunggu pabrik beroperasi, kami impor dulu produknya untuk dijual di Indonesia. Kami memperbesar bisnis, tak hanya di farmasi tapi juga alat kesehatan,” katanya.

Satu lagi produk yang siap meluncur adalah khusus untuk wanita, yakni Synfonnia. Produk itu adalah sejenis pil KB tapi tidak menghasilkan efek negatif yakni perut gendut dan munculnya banyak jerawat.

Hingga kuartal II-2016, Nufarindo memang baru mencetak pertumbuhan 1%. Hanya saja, mereka berhasil mencatat EBITDA positif. Target pertumbuhan tahun ini adalah 12% yang diharapkan banyak datang di semester kedua. “Karena kami melaunching beberapa produk seperti di bisnis dental. Kami juga meluncurkan bisnis women healthcare yaitu Pil KB. Kedua jenis obat ini akan dilaunch di kuartal III dan IV. Harapannya, ini yang akan mem-boom naik,” ujar dia. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved