Business Champions Brands

Naikkan Nilai Merek, PP Perluas Pilar Bisnis

Naikkan Nilai Merek, PP Perluas Pilar Bisnis

Merek PT PP (Persero) Tbk yang sebelumnya PT Pembangunan Perumahan melambung dengan bersandar pada kepuasan pelanggan. Dari hanya perusahaan konstruksi, BUMN yang melantai di bursa pada Mei 2015 ini, kini memiliki 5 pilar bisnis lain yakni properti, EPC, investasi, precast, dan peralatan.

“Nilai brand tinggi karena kami berhasil me-deliver kebutuhan konsumen dan stakeholder dengan baik. Kami dikenal sebagai perusahaan konstruksi, tapi saat ini sudah ada 6 pilar bisnis. Nantinya akan ada energi, infrastruktur, ERP. Growth perusahaan akan kian tinggi. Kami akan me-leverage lebih lagi. Kami terus memonitor RJPP setiap bulan,” kata Tumiyana, Direktur Utama PT PP.

Grand Kamala Lagoon, salah satu proyek PP Properti, anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.

Grand Kamala Lagoon, salah satu proyek PP Properti, anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.

Agus Purbianto, Finance Director PT PP menambahkan, perseroan mengutamakan kepuasan pelanggan baik dari sisi mutu produk maupun waktu. Itu akan menjadi niai tambah bagi PP. Untuk mencapai itu semua, level kompetensi karyawan terus ditingkatkan agar semakin kreatif dan inovatif. Harapannya, kapasitas, kapabilitas, yang berujung pada produktivitas sumber daya ikut terangkat.

“Di samping itu, PP tidak bekerja secara sendiri, tapi bersinergi, seperti dengan mitra, vendor, klien, kami mengelolanya secara baik. Selain itu, kepentingan stakeholder kami juga penuhi,” ujar dia.

Untuk menjaga ekuitas merek, lanjut dia, perusahaan melakukan transformasi sejak tahun 2010, disusul kemudian IPO di tahun 2015. Kemudian, melakukan pembenahan ke dalam untuk memperkuat manajemen dari sisi SDM, finansial, tata kelola perusahaan, lalu berkembang untuk diversifikasi produk.

“Ke depan, perusahaan sedang memacu dan membesarkan up stream, yaitu runtutan dari transformasi yang sudah dilakukan untuk produk perusahaan yang lebih berkualitas dan pengembangan perusahaan yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk recurring income,” ujar dia.

Saat ini, bisnis utama PT PP masih konstruksi Core business kami yaitu konstruksi masih mendominasi dari semua pilar yaitu 52 persen, dimana 80 persennya didominasi gedung. Perseroan juga memasuki pasar yang sudah dimasuki kontraktor lain, seperti pembangunan jalan tol.

Pada tahun 2016, PT PP ikut membangun di 3 tempat, di antaranya Tol Pandaan Malang, Balikpapan-Samarinda, dan Manado-Bitung 39 km yang bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero). Sebelumnya, mereka sudah terlibat di proyek tol Medan-Bukittinggi, Depok-Antasari.

“Untuk properti, dengan PP Properti dengan merek Lagoon. Beberapa yang dibangun yaitu Grand Kamala Lagoon di Bekasi Barat dengan nilai capital Rp 40 triliun dan Grand Sungkono Lagoon,” katanya.

Saat ini, ada 3 tantangan terbesar yang dihadapi perseroan agar memiliki daya saing tinggi. Pertama, menyediakan SDM yang kompeten. Kedua, menyiapkan sumber dana murah terkait sektor infrastruktur. Pemerintah bisa membantu melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bisa di-leverage lebih tinggi oleh perusahaan.

“Ketiga, terkait pasar bebas MEA, semua harus sertifikasi. Kami menyiapkan tenaga di perusahaan yang tersertifikasi, sehingga memiliki daya saing,” kata dia. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved