Indonesia Green Region Award (IGRA) merupakan ajang penghargaan pertama yang diberikan Majalah SWA untuk mendorong pemerintah daerah membuat kebijakan yang lebih pro lingkungan hidup dan hutan. Ajang ini memberi penghargaan kepada pemerintah kota/kabupaten yang memiliki kepedulian atas keberlangsungan lingkungan hidup dan tata kelola hutan secara terencana dan massif. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, peserta kompetisi IGRA 2014 merupakan pemerintah kabupaten dan kota.

“Peran dari pimpinan daerah adalah faktor terbesar bagaimana prestasi-prestasi daerah itu menjadi kuat dan berhasil. Pimpinan daerah yang percaya diri yang berani mengantarkan daerahnya untuk mengikuti kompetisi semacam ini, karena mereka tetap percaya diri terhadap daerahnya dan memiliki prinsip mereka sudah berbuat. Nah persoalan hasil adalah persoalan nanti. Selain itu, anggaran bukanlah masalah yang constrate, jangan sampai ada anggapan bahwa tanpa uang tidak bisa melakukan inovasi, prestasi, dan tidak bisa memotivasi, artinya uang bukanlah segalanya, tetapi kretifitas dan inovasi adalah hal yang yang besar,” ujar Yayat Supriatna, Ketua Dewan Juri IGRA 2014.

Di tahun yang ke-5 ini ajang IGRA ditambahkan penghargaan khusus (special award) untuk tata kelola hutan. Penambahan penghargaan khusus ini dirasa penting dan tak dapat dilepaskan dalam upaya perbaikan lingkungan hidup. Terlebih lagi dengan semakin tingginya tingkat deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia sebagai salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di dunia.

Tahun ini, Kabupaten Bojonegoro keluar sebagai pemenang pertama Indonesia Green Region Award (IGRA) 2014 kategori kabupaten. Disusul oleh Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Malang di posisi kedua dan ketiga. Sementara itu Kota Malang dan Kota Langsa masing-masing bertengger di urutan pertama dan kedua pemenang kategori kota.

Special Award untuk tata kelola hutan diberikan kepada Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Semarang. (EVA)