Business Research

Asuransi Jiwa Tumbuh Positif di Tengah Perlambatan Ekonomi

IMG_3361

Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, industri asuransi jiwa Indonesia membukukan kinerja positif. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menjelaskan, meningkatnya pertumbuhan total pendapat premi di kuartal kedua tahun 2015 sebesar 26,6% menjadi Rp 67,82 triliun. Peningkatan total pendapatan premi tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan bisnis baru sebesar 28,2% menjadi Rp 39,19 triliun dan premi lanjutan sebesar 24,4% menjadi 28,63 triliun.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kesadaran masyarakat akan manfaat asuransi sebagai sarana proteksi keuangan jangka panjang. “Tidak dapat dimungkiri kondisi ekonomi yang melemah memengaruhi industri nasional, termasuk asuransi jiwa. Namun, kami beruntung industri ini justru tumbuh positif. Ini menunjukkan bahwa industri ini masih dipercaya oleh masyarakat,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI.

Pertumbuhan total aset di kuartal kedua tahun ini juga menunjukkan pertumbuhan positif, naik 23,2% menjadi Rp 368,52 triliun. Peningkatan jumlah total aset industri asuransi jiwa dipengaruhi oleh peningkatan jumlah investasi sebesar 21%, mencapai Rp 320,51 triliun. Di tengah melemahnya ekonomi di Indonesia, instrumen investasi seperti reksadana, deposito, dan properti menjadi pilihan industri asuransi jiwa di Indonesia.

Komitmen asuransi jiwa dalam menyediakan perlindungan kepada konsumen ditunjukkan melalui peningkatan pembayaran klaim dan manfaat. Pada kuartal kedua 2015, AAJI mencatat peningkatan pembayaran klaim dan manfaat sebesar 31,6% dengan nilai mencapai Rp 43,16 triliun.

Total pembayaran klaim dan manfaat yang ditujukan untuk polis yang ditebus (surrender) pada periode ini tumbuh sebesar 32,1% mencapai Rp 19,63 triliun. Namun, pertumbuhan ini masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal pertama 2015 yang mencapai 69,5%.

Klaim penarikan sebagian (partial withdrawal) turut mengalami pertumbuhan 23,7% dibanding tahun lalu, mencapai Rp 10,69 triliun. Pertumbuhan di kuartal kedua ini masih lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama 2015 yang mencapai 61,0%. Penebusan maupun penarikan sebagian tersebut disebabkan oleh adanya kebutuhan akan tersedianya dana tunai yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah untuk kebutuhan lainnya.

Dari pencapaian total pendapatan premi, 414,5% merupakan kontribusi dari jalur keagenan, diikuti oleh jalur bancassurance sebesar 36,7%, dan saluran pemasaran lain menyumbang 18,8%.

Jumlah tenaga pemasar dalam industri jika di Indonesia tumbuh sebesar 20,7% menjadi 452.836 orang. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat di profesi keagenan. Berdasarkan pertumbuhan ini AAJI optimis target 500.000 agen dapat tercapai di akhir tahun.

Untuk memajukan perkembangan bisnis asuransi jiwa, AAJI berkomitmen untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memiliki asuransi untuk jangka panjang. AAJI juga menargetkan pertumbuhan pendapat premi meningkat 20%-30% hingga akhir tahun 2015.

Edukasi mengenai microinsurance juga akan lebih dikembangangkan lagi meningat masyarakat dengan pendapatan rendah cukup banyak. “Melambatnya pertumbuhan ekonomi terlihat dari gejolak di pasar modal yang secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap industri asuransi jiwa di Indonesia. Kami berharap kondisi ekonomi akan kembali pulih dan membaik,” jelas Hendrisman. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved