Business Research

Dorong Petani dengan Tanaman Bioteknologi

Dorong Petani dengan Tanaman Bioteknologi

Tanaman bioteknologi sejatinya dapat memberikan manfaat bagi lingkungan karena memungkinkan petani untuk menanam lebih banyak meskipun menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. Keuntungan dari penanaman tanaman bioteknologi ini di antaranya mencakup 4 hal.

Pertama, optimalisasi potensi panen, di mana tanaman bioteknologi membantu optimalisasi potensi panen yang dihasilkan benih dari satu varietas tanaman tertentu. Dengan optimalisasi potensi ini, produktivitas pertanian dapat meningkat hingga 30%. di Filipina contohnya, sejak petani jagung mengadopsi bioteknologi di tahun 2004, produksi jagung nasional meningkat rata-rata per tahunnya 6%. padahal sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,4%.

bipteknologi modern 1

sumber : istimewa

Manfaat kedua yaitu meningkatkan kesejahteraan petani. Masih studi kasus di Filipina, petani jagung yang telah mengadopsi bioteknologi dapat menghasilkan keuntungan sebesar US$ 125-135 per hektar. Dr. Graham Brookes dari PG Economics memaparkan bahwa pada hasil studinya di tahun 2012terjadi peningkatan pendapatan di lahan pertanian jagung bioteknologi tahan herbisida (HT Tolerant Maize) secara global mencapai 1,2 miliar dollar AS, dimana sebanyak 26% disumbang dari peningkatan hasil panen.

Ketiga, tanaman bioteknologi dapat mengurangi penggunaan pestisida sebesar 236 ribu kg/ha. Terbukti sejak 1996-2012, penanaman bioteknologi telah mengurangi penggunaan pestisida sebesar 497 juta kg. Sementara tahun 2012, lahan pertanian yang menanam tanaman bioteknologi telah mengurangi emisi karbon sebesar 27 miliar kg.

Terakhir, dari tahun 1996-2012, bioteknologi juga telah berperan membantu mencegah 123 juta ha hutan yang berpotensi untuk dikonversi menjadi lahan pertanian yang kebanyakan berada di kawasan tropis dan subtropis.

Prof. Dr. Agus Pakpahan, Pakar Bioteknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, mengatakan, lahirnya bioteknologi dapat dilihat sebagai rangkaian revolusi industri yang lahir di Eropa Barat, khususnya Inggrism pada abad ke-18. Dimulai dengan lahirnya mesin uap, mesin-mesin elektronika, hingga teknologi informasi. Menjelang abad ke-21 baru lahirlah bioteknologi rekayasa genetik yang pemanfaatannya telah mencapai lebih drai 175 juta ha di 27 negara selama 17 tahun.

Perbedaan dengan revolusi industri awal yang dimulai di Inggris/Eropa Barat, Revolusi Industri biologis ini dimulai di Amerika Serikat. Semua revolusi industri dilandasi oleh revolusi dalam ilmu pengetahuan. Karena itu kita semua tidak akan mampu mengejar ketertinggalan kita dalam bidang bioteknologi apabila kita anti ilmu pengetahuan.

Kebebasan petani memilih benih apa yang ditanam selain merupakan pilihan yang dijamin oleh undang-undang, juga bagian dari budaya ilmu pengetahuan yang sejak lama melandasi perkembangan pertanian. Perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai bagian integral dalam menangani potensi risiko yang akan muncul,” katanya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved