Accenture meluncurkan hasil riset berjudul The Future Ready Organization: Reinventing Work in ASEAN, yang mengungkap sejumlah perspektif utama terkait tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan-perusahaan di kawasan ASEAN sebagai hasil dari revolusi digital di dunia kerja yang dengan cepat mengubah demografi tenaga kerja dan integrasi ekonomi ASEAN. Hasil riset ini menawarkan berbagai strategi yang dapat membantu para pemangku kepentingan ASEAN dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

“ASEAN tengah berada di batas gelombang perubahan yang didorong oleh pergeseran demografi, ledakan teknologi digital, dan pembukaan batas antar wilayah,” ujar Yulia Yasmina, Managing Director, Management Consulting Accenture Indonesia.

Kawasan ASEAN merupakan suatu wilayah dengan tingkat populasi pekerja yang berkembang paling pesat di dunia, diperkitakan sekitar 50 juta jiwa memasuki dunia kerja pada tahun 2010 sampai 2020. Inisiatif Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah mendorong prospek peningkatan arus pekerja terlatih, dimana peran manajemen sumber daya lintas batas akan menjadi semakin penting.

“Perusahaan perlu mengubah tempat kerja, cara kerja, dan manajemen sumber daya untuk memastikan bahwa mereka siap menghadapi dunia kerja masa depan,” jelas Yulia.

Seperti diketahui, pada tahun 2020, hampir satu per tiga populasi masyarakat ASEAN berusia antara 20 sampai 39, terdiri dari generasi millennials atau individu yang memasuki era dewasa pada awal era milenium. Para millenials tersebut memiliki cara pandang dan tuntutan karir yang berbeda dengan para pekerja generasi sebelumnya.

Untuk dapat beradaptasi dengan cara bekerja yang baru dan menarik para pekerja yang lebih muda, perusahaan-perusahaan di kawasan ASEAN harus meninggalkan struktur hierarki yang kaku dan mulai menumbuhkan budaya perusahaan yang lebih terbuka, fleksibel, serta transparan. (EVA)