Business Research Corporate Action

Survei Edelman: Mayoritas Bidan Gunakan Internet dan TV untuk Mencari Informasi Kesehatan

Survei Edelman: Mayoritas Bidan Gunakan Internet dan TV untuk Mencari Informasi Kesehatan

Arie Rukmantara, Social Engagement Senior manager Health and Human Services Edelman Indonesia

Arie Rukmantara, Social Engagement Senior manager Health and Human Services Edelman Indonesia

Hampir semua bidan di Indonesia menggunakan internet dan televisi sebagai sumber informasi utama tentang kesehatan. Hal itu terungkap dalam hasil survei Edelman Indonesia (EI) yang bertajuk Healthcare Professional Survey 2014 baru-baru ini yang meneliti tentang persepsi bidan terhadap masalah kesehatan dan lembaga-lembaga terkait.

Peran televisi dan internet melebihi panduan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun industri kebidanan. Kedua media informasi ini sangat berharga, sehingga mencerrminkan pentingnya pengaruh dari kedua sumber tersebut.

Melihat dari sumber informasi yang dituju para bidan untuk memverifikasi informasi yang mereka dapatkan dalam delapan isu utama kesehatan tersebut, para pakar dan portal berita online merupakan sumber informasi yang paling digemari oleh para bidan.

Sigi kesehatan ini merupakan yang ke-3 kalinya dilakukan EI. Penelitian dilakukan sejak Januari-April 2014 yang melibatkan responden 600 bidan di 6 kota besar di Indonesia: Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Makassar dan Denpasar. Sebanyak 61% responden dari daerah perkotaan dan 39% dari daerah pedesaan.

Survei ini secara khusus memfokuskan pada 8 isu kesehatan utama, meliputi: kesehatan ibu dan anak, kehamilan, reproduksi, keluarga berencana, nutrisi, ASI eksklusif serta HIV/AIDS.

“Hasil survei tersebut mencerminkan kecenderungan bidan yang terbiasa dengan sumber informasi terbaru dan mudah dijangkau dalam membantu melakukan pekerjaan mereka,,” ujar Arie Rukmantara, Social Engagement Senior manager Health and Human Services Edelman Indonesia.

“Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia adalah terpercaya,” terang Arie saat memaparkan hasil survei Edelman pada wartawan di Jakarta (11/11).

Arie juga menjelaskan, ditemukan sebagian besar dari bidan yang disurvei itu tidak memverifikasi informasi yang mereka terima dari sumber informasi. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap kredibilitas sumber informasi yang tersedia.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia untuk wilayah Jakarta Selatan, Sri Indiyah, mengungkapkan, hasil penelitian EI ini tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Walaupun demikian, bidan yang yang sudah praktek sejak tahun 1975 tersebut, menyatakan bahwa ia sangat menghormati hasil survei yang dikeluarkan oleh EI.

Latar belakang survei ini terkait dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang resmi diluncurkan awal tahun 2014, yaitu dengan menyediakan pelayanan kesehatan dasar kepada sekitar 125 juta masyarakat yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan negara ataupun swasta. Selain itu, mengacu hasil laporan United Nations Report dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), terdapat sekitar 200.000 lulusan kebidanan yang mayoritas berada di pedesaan di Indonesia.

“Terkait munculnya informasi yang tidak akurat di internet, kami tidak sempat konfirmasi. Sebab tugas kami sebagai bidan sangat sibuk. Tapi, jika memang ada kekeliruan informasi dari berbagai media massa, kami akan melaporkan ke pengurus IBI pusat,” jelas Sri yang bidan senior dan pengajar di Akademi Kebidanan di Bhineka Jakarta Satu itu.

Survei ini juga meninjau sumber di mana para bidan memberikan referensi kepada pasien. Ketika ditanya mengenai sumber paling terpercaya untuk para pasien, bidan yang diwawancarai merekomendasikan pasien untuk melihat TV dan dokter medis. Menariknya, hasil Edelman Professional Survey tahun 2013 lalu, yang meneliti 412 dokter medis di empat kota, menemukan bahwa 38% dari dokter medis seringkali merekomendasikan pasien mereka ke internet dan 32% lainnya ke sesama dokter medis untuk kesehatan atau informasi medis.

Melalui survei ini diharapkan para praktisi kesehatan, institusi kesehatan (Depkes) serta industri farmasi untuk melakukan tripartite collaboration, yaitu, membangun kepercayaan dan mensinergikan perannya dalam membangun kapasitas pelayanan kesehatan dan dokter. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved