Business Research

Infrastruktur, Sektor yang Seksi di Tahun Pemilu

Oleh Admin
Infrastruktur, Sektor yang Seksi di Tahun Pemilu

Tahun 2014 yang merupakan tahun diselenggarakannya pemilihan umum bakal segera dijelang. Berbagai macam prediksi terkait sektor-sektor industri yang bakal menurun atau menguat telah dinyatakan oleh para pengamat ekonomi. Ekonom dari Universitas Gajah Mada sekaligus Komisaris Independen PermataBank, A Tony Prasetiantono, pun berpandangan bahwa sektor infrastruktur menjadi sektor yang menarik di tahun depan.

toni permatabank

“Kalau saya merasa ada gairah infrastruktur. Indonesia mulai menunjukkan gairah, mulai ada bandara baru di Sumatera Utara, (berjalannya proyek) MRT. Jadi, kelihatannya tahun 2014 itu akan jadi tahun di mana presiden yang sekarang ingin memberi peninggalan, sementara presiden baru kalau ingin jadi presiden yang baik langsung tancap gas, dorong infrastruktur. Maka tahun 2014, menurut saya, adalah tahun infrastruktur,” terang Tony kepada SWA Online, seusai konferensi pers terkait acara Indonesia Economic Outlook 2014, di Jakarta, Selasa (19/11/2013) malam.

Menurut dia, masih banyak kekurangan terkait infrastruktur di sana-sini. Misalnya saja, adanya antrian pesawat yang panjang untuk lepas landas dan mendarat di bandara, seperti di Soekarno-Hatta. Tetapi, ia percaya, masalah seperti itu cepat atau lambat akan segera diatasi.

Pemerintah sendiri memang telah mempunyai segudang proyek pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pembangunan infrastruktur terus dilakukan demi Indonesia yang lebih baik.

“Tadi guyonan saya, kalau di pesawat (misalnya) di Jakarta sudah di runway tidur satu jam ternyata bangun masih di bandara, (ternyata) menunggu. Itu harus kita akui, tapi sudah mulai ada gairah untuk (mengatasi) itu. Artinya, presiden lama ingin memberikan peninggalan, presiden baru tidak ingin kehilangan momentum,” jelas dia.

Selain infrastruktur, sektor properti juga masih menarik. Terkait ini ia pun memberikan catatan bahwa properti yang dimaksud, seperti rumah pertama atau kedua. “Tapi properti bukan yang untuk sekarang seperti rumah ketujuh. Itu mungkin bubble (terjadi kenaikan harga yang tidak normal). Tapi, properti dalam arti rumah pertama, kedua itu masih jalan,” ujarnya.

“Jadi, kalau orang mengatakan di properti terjadi bubble, menurut saya nggak. Bubble iya untuk segmen dan lokasi tertentu,” tandas Tony. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved