Business Research

Investasi AS di Indonesia 95% di Sektor Ekstraktif dan Manufaktur

Investasi AS di Indonesia 95% di Sektor Ekstraktif dan Manufaktur

Lebih dari 95% dari jumlah total investasi asing langsung (FDI) Amerika Serikat di Indonesia jatuh ke industri ekstraktif (minyak dan gas bumi serta pertambangan) dan manufaktur.

BKPM1Data tersebut berdasarkan kajian Ernst&Young Indonesia, Lembaga Penelitian Kebijakan Publik Paramadina dan Universitas Gajah Mada (UGM) yang meneliti jumlah FDI AS di Indonesia sepanjang 2004-2012.

Data tersebut menyebutkan sepanjang periode tersebut total jumlah FDI AS di Indonesia sebesar US$ 65 miliar. Lebih dari 95% dari jumlah tersebut diinvestasikan ke industri ekstraktif dan manufaktur.

“Investasi AS di ekstraktif jika dibandingkan dengan manufaktur seimbang,” kata Wijayanto, Managing Director dari Lembaga Penelitian Kebijakan Publik Paramadina.

Sektor ekstraktif antara 2004-2012 pertumbuhannya sebesar 11%, sedangkan manufaktur tumbuh lebih tinggi yakni 21%.

“Keterbatasan investasi dalam sektor ekstraktif disebabkan oleh jumlah sumber daya alam yang terbatas, sedangkan sektor manufaktur tumbuh lebih besar dengan asumsi pendapatan dan konsumsi Indonesia tetap tumbuh,” ucapnya.

Wijayanto menjelaskan, di sektor hulu migas saja, perusahaan-perusahaan besar AS memberi kontribusi yang diperkirakan mencapai US$ 17 miliar terhadap pendapatan nasional pada tahun 2012, yaitu 47% dari jumlah total penerimaan negara bukan pajak (PNBP). (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved