Business Research

Riset MasterCard: Separuh Masyarakat RI Sulit Dapat Kredit

Riset MasterCard: Separuh Masyarakat RI Sulit Dapat Kredit

MasterCard melalui Proyek Penghubung MasterCard (MasterCard Connectors Project) menemukan, sekitar 74% masyarakat Indonesia mengklaim memiliki kualitas hidup yang baik dan sangat baik. Temuan ini didasarkan pada hasil survei online terhadap 500 responden di Indonesia.

Matthew Driver, President South East Asia for MasterCard Worldwide mengatakan, selain menemukan bahwa jaringan sosial merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemakmuran di Indonesia, sekitar 74% masyarakat Indonesia mengklaim memiliki kualitas hidup yang baik dan sangat baik.

Driver menuturkan, hasil itu lebih tinggi dari rata-rata negara lain yang turut disurvei dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki rasa optimis dan dan antusiasme terhadap masa depan bangsa mereka, serta meraih peringkat tinggi untuk kualitas hidup.

Namun, lebih dari setengah (55%) masyarakat Indonesia yang disurvei mengakui sulit bagi mereka untuk mendapatkan akses kredit perbankan. Selain itu, 69% dari responden khawatir tentang uang ketika mereka berutang kepada orang lain. “Penelitian yang diikuti 500 orang ini juga menunjukkan pada saat yang bersamaan masyarakat juga menyadari adanya hambatan dalam menjaga peluang ekonomi,” ungkap Driver dalam rilisnya.

View imagegettyimages.com

Menurut dia, ini adalah peluang besar perbankan untuk melakukan ekspansi. Data menunjukkan baru 36% masyarakat Indonesia yang memiliki rekening di bank. Nilai kredit yang disalurkan untuk sektor swasta juga masih minim, baru 34% dari Produk Domestik Bruto. Jumlah jaringan bank yang melayani 100.000 orang dewasa baru sekitar 10 cabang. “Melihat kondisi ini, perbankan masih memiliki ruang untuk bertumbuh,” katanya.

Proyek Penghubung MasterCard juga menemukan bahwa jaringan sosial (network) di Indonesia mampu menggerakkan masyarakat Indonesia menuju inklusi ekonomi yang lebih besar. Hasil penelitian lain yang paling krusial adalah ditemukannya siapa saja yang membantu mereka (masyarakat) dalam mencapai manfaat akses itu.

Laporan ini mempelajari inklusi dengan meminta kepada orang-orang yang telah bertransisi dari yang sebelumnya tidak memiliki akses secara finansial untuk kemudian berpartisipasi di dalam ekonomi formal, dan bagaimana mereka dapat memasuki ekosistem ekonomi. Yang lebih krusial, siapa yang telah membantu mereka selama perjalanan tersebut. “Kami menemukan bahwa jaringan sosial merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemakmuran di Indonesia,” kata dia.

Kunci atau metodologi dari Proyek Penghubung MasterCard adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan oleh MasterCard Global Insights selama musim gugur 2014. Penelitian ini menggunakan metode wawancara personal secara in-depth dan mengumpulkan lebih dari 500 survei online di Indonesia. Studi kualitatif memfokuskan pada dua kelompok, pedagang kaki lima dan pekerja rumah tangga, karena kecenderungan mereka untuk tetap berada di luar ekosistem ekonomi resmi sambil tetap mempertahankan tingkat pendapatan yang berkelanjutan. Penelitian kuantitatif-nya berfokus pada berbagai tingkat pendapatan di pasar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved