Business Research

Studi Visa: Makin Banyak Orang Indonesia Belanja Online Perjalanan Wisata

Studi Visa: Makin Banyak Orang Indonesia Belanja Online Perjalanan Wisata

Berdasarkan hasil survei Visa, orang Indonesia berbelanja online untuk berbagai jenis produk dan jasa, seperti beli produk fesyen dan produk kecantikan, elektronik, tiket pesawat, dan paket perjalanan wisata.

Perjalanan wisata merupakan kategori teratas di mana dua-pertiga dari orang Indonesia yang berbelanja online mengungkapkan bahwa mereka pernah membeli tiket pesawat secara online dan hampir setengah dari mereka telah melakukan reservasi akomodasi secara online.

VisaKantor-Ellyana

Selain perjalanan wisata, para responden juga mengatakan bahwa mereka berbelanja online untuk barang-barang ritel, dengan rata-rata nilai pembelanjaan per tahun sebesar US$194. Diantara produk ritel, yang paling banyak dibeli adalah produk fesyen dan kecantikan (62 persen), diikuti oleh barang-barang elektronik pribadi (44 persen). Lebih dari setengah dari para pembelanja ini membelanjakan senilai US$100 sampai US$500, sementara kurang dari 10 persen dari mereka yang membelanjakan lebih dari US$500 online di bulan Juli 2013.

“Hasil survei ini mencerminkan prospek pertumbuhan eCommerce yang sangat positif di pasar yang berkembang pesat ini. Informasi mengenai pola belanja dan preferensi berbagai segmen demografi konsumen online Indonesia merupakan data yang sangat berharga bagi kami dalam menjalin kerjasama yang lebih dekat dengan merchant dan mitra lokal untuk meningkatkan program penjualan dan pemasaran kami di Indonesia”, ungkap Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia.

Ellyana Fuda, Presiden Direktur PT Visa Worldwide

(kiri) Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia

Hasil survei ini juga mengungkapkan beberapa hal yang menarik dalam perilaku belanja online yang berbeda antara pria dan wanita. Pria pembelanja lebih tertarik pada alat-alat elektronik pribadi, aplikasi dan mengunduh piranti lunak. Sedangkan, produk fesyen dan kecantikan, mainan anak dan produk untuk bayi lebih disukai oleh wanita.

Dalam survei ini, dimana para responden dibedakan berdasarkan jumlah kategori produk dan jasa yang mereka beli secara online, terdapat tiga segmen pembelanja online. Yang pertama adalah mature shoppers (48 persen) yang berbelanja lebih dari lima kategori produk dan jasa secara online, dengan nilai pembelanjaan rata-rata US$648 per tahun untuk perjalanan wisata, barang ritel dan jasa. Selanjutnya adalah evolving shoppers (29 persen), dimana pembelanja online yang tergolong dalam segmen ini berbelanja tiga sampai empat kategori produk dan jasa, dan menghabiskan sekitar US$503 per tahun. Segmen terakhir adalah emergent shoppers (23 persen) yaitu para pembelanja online yang hanya membeli satu atau dua kategori produk dan jasa secara online dengan rata-rata pembelanjaan sekitar US$382 setiap tahunnya.

“Hasil survei kami menunjukkan bahwa semakin orang Indonesia berpengalaman dalam belanja online, semakin mereka berpaling kepada internet untuk berbelanja berbagai kebutuhan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa eCommerce akan mengalami lonjakan besar di Indonesia,” tambah Ellyana.

Mature shoppers juga melakukan pengeluaran lebih banyak secara online, dimana 25 persen dari mereka dilaporkan membelanjakan lebih dari US$500 untuk perjalanan wisata dan sepertiga diantaranya membelanjakan lebih dari US$300 untuk barang-barang ritel di bulan Juli tahun 2013.

Menurut survei, nilai belanja online yang dibayarkan dengan menggunakan kartu kredit adalah yang tertinggi diantara metode pembayaran lainnya, termasuk dibandingkan dengan pembayaran melalui internet banking dan Bank/ATM transfer. Mayoritas pembelanja online yang lebih memilih untuk menggunakan kartu kredit adalah mature shoppers.

Tiga alasan utama penggunaan kartu kredit adalah pembayaran kartu kredit bisa dilakukan secara mencicil, cara yang mudah karena cukup memasukkan nomor kartu yang kemudian terotentifikasi, serta diterima secara luas oleh merchant lokal dan internasional.

Preferensi perangkat yang digunakan untuk menjelajah dan belanja online juga terlihat dari survei Visa ini. Sembilan dari 10 pembelanja online menggunakan PC/laptop untuk menjelajah dan berbelanja online. Perangkat ponsel umumnya lebih digunakan untuk bersosialisasi dan berbagi informasi (empat dari 10 responden) namun belum banyak digunakan untuk menjelajah dan berbelanja online.

“Survei ini menunjukan sekitar satu dari tiga responden saat ini membeli barang-barang ritel dan jasa melalui situs jaringan sosial dan forum online. Dengan proyeksi penetrasi internet yang akan bertumbuh lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu dua tahun kedepan, ditambah dengan prediksi meningkatnya penggunaan smartphone dari 28 persen ke 48 persen pada tahun 2017, dapat diperkirakan bahwa smartphone akan menjadi perangkat yang paling banyak digunakan untuk belanja online seiring dengan banyaknya orang Indonesia mengakses internet melalui ponsel saat mereka terjebak dalam kemacetan lalu lintas,” Ellyana menambahkan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved