Business Research

Survei BM-CNBC: Persepsi Masyarakat Indonesia terhadap Perusahaan Positif

Survei BM-CNBC: Persepsi Masyarakat Indonesia terhadap Perusahaan Positif

Enam tahun setelah krisis finansial global di 2008, Burson-Marsteller (BM), sebuah perusahaan komunikasi strategis global yang berpusat di New York, bekerja sama dengan CNBC, salah satu kantor berita kenamaan Amerika Serikat, mengadakan survei untuk melihat pandangan masyarakat dunia mengenai perusahaan dari berbagai aspek.

images-6

“Tahun ini untuk pertama kalinya melakukan survei global bersama CNBC, untuk melihat persepsi masyarakat umum untuk perusahaan seluruh dunia. Ini survey yang paling besar dilakukan secara global dengan responden 27 ribu orang,” ujar Mayang Schreiber, CEO and Market Leader Burson-Marsteller.

Mayang mengatakan, tujuan utama dari survei ini adalah untuk melihat bagaimana kinerja dan partisipasi aktif dari perusahaan secara global terhadap masyarakat. “Kami menggandeng CNBC, untuk meyakinkan kita menggunakan metodologi yang tepat dengan data valid,” ungkapnya.

Surve ini dilakukan di 25 negara, di antaranya Amerika, Singapura, Rusia, Indonesia, Brazil, Jerman, Hong Kong, Polandia, Prancis, Inggris, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan lain-lain.

Menurut survei tersebut, masyarakat umum di negara berkembang masih melihat perusahaan dengan perspektif lebih positif daripada masyarakat umum di negara maju. Ekspektasi dari masyarakat umum terhadap perusahaan, perusahaan memberikan dampak positif, yaitu memberikan lapangan pekerjaan, mengembangkan perekonomian, menyediakan pelatihan tenaga kerja.

Tetapi, walaupun perusahaan diharapkan menciptakan pertumbuhan ekonomi, 43% masyarakat Indonesia masih percaya bahwa pemerintahlah yang seharusnya bertanggung jawab atas hal tersebut.

Berbeda dengan pandangan di kebanyakan negara berkembang dan negara maju lainnya, masyarakat Indonesia merasa bahwa perusahaan paling berpengaruh dalam kehidupan.

“Di sini (Indonesia) ekspektasi terhadap perusahan berbanding lurus dengan pengaruhnya perusahaan terhadap kehidupan sehari-hari,” jelas Mayang.

Lalu, menurut hasil survei, masyarakat umum di Indonesia memandang presiden sebagai tokoh yang paling berkuasa. Sedangkan yang yang paling dihormati, masyarakat umum Indonesia lebih memilih pemuka agama. Hal ini terlihat di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia di mana pemuka agama memang selalu dijadikan acuan untuk belajar ataupun mencari saran yang lebih baik untuk kehidupan.

Setelah itu, membahas masalah karier dan persiapan kerja, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mendapatkan pelatihan kerja (49%) daripada pendidikan (48%). Sedangkan di karir, masyarakat tanah air lebih memilih untuk berwirausaha (67%) daripada bekerja untuk beberapa perusahaan (12%).

“Kita lihat dari angka-angka tadi, Indonesia masih positif trennya. Ketergantungan dengan pemerintahnya ada, tapi tidak sebesar yang dulu, dan banyak orang Indonesia yang ingin menggerakan perusahaan sendiri,” tutup Mayang. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved