Business Research

Survei Visa: eCommerce di Indonesia Siap Hadapi Ledakan Besar

Survei Visa: eCommerce di Indonesia Siap Hadapi Ledakan Besar

Generasi baru para pembeli online di Indonesia kini berusia lebih muda dan lebih bersedia untuk membelanjakan lebih banyak uang mereka di berbagai situs belanja online. Hal ini diungkapkan melalui sebuah surve yang dilakukan oleh perusahaan penyedia teknologi pembayaran global, Visa.

Survei ini menemukan bahwa 76 persen dari pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja secara online dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Para pembeli online ini cenderung berusia lebih muda dibandingkan para pembeli offline, dimana hampir separuh dari para pembeli online (48%) berusia 18-30 tahun. Mereka juga memiliki pemasukan rata-rata lebih besar serta membelanjakan rata-rata Rp 5,5 juta per tahun untuk belanja online.

Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Indonesia, mengatakan, “eCommerce di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan semakin banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet, terutama melalui smartphone mereka. Penyebaran dari pasar online, serta peningkatan jumlah retailer online tahun lalu menunjukkan secara jelas bahwa terjadi perubahan pada perilaku belanja online para kawula muda”.

Visa-Donalds-2-500x317

(ke-3 dari kiri) Ellyana Fuad, Presiden Direktur Visa Indonesia

Dalam survei ini, para responden dikategorikan berdasarkan jumlah produk dan layanan yang mereka pesan secara online. Terdapat tiga tipe dari para pembeli online yang teridentifikasi, yang pertama adalah kategori pembeli mature (48%). Para pembeli dalam kategori mature ini rata-rata membelanjakan uang senilai Rp 6,5 juta per tahun, mayoritas untuk kategori travel, retail, dan layanan lainnya.

Kategori kedua adalah emergent (23%) yaitu para pembeli online yang hanya membeli satu atau dua jenis barang secara online. Mereka biasanya membelanjakan sekitar Rp 4 juta setiap bulannya. Kategori yang ketiga adalah evolving (29%), yaitu para pembeli online yang berbelanja sekitar Rp 5 juta perbulan untuk membeli tiga sampai 4 jenis barang secara online.

Tiap-tiap kategori tersebut memiliki preferensi tersendiri mengenai bagaimana metode pembayaran online yang mereka sukai. Seiring dengan bertambahnya pengalaman mereka dalam berbelanja online, dari emergent menjadi mature, metode pembayaran mereka pun berubah.

Hasil dari survei ini menunjukkan bahwa semakin terbiasa mereka dengan online shopping, maka semakin rendah preferensi mereka untuk menggunakan sarana transfer melalui ATM, yaitu 45% untuk para pengguna emergent dan 28% untuk para pengguna mature. Sementara itu, preferensi kategori mature (16%) untuk menggunakan kartu kredit juga lebih besar dibandingkan kategori emergent (7%)

“Kami memahami bahwa keamanan dalam pembayaran menjadi salah satu faktor penting dalam bertransaksi secara online. Hal ini lah yang mendorong Visa untuk menambahkan lapisan khusus berupa layanan Verified by Visa, sebuah metode pengamanan yang dapat memeriksa para pemegang kartu Visa menggunakan password sekali pakai untuk bertransaksi online. Layanan ini diciptakan untuk meningkatkan jumlah transaksi online serta membantu konsumen kami agar dapat menikmati metode pembayaran secara online yang aman, cepat, dan nyaman,” Ellyana menambahkan.

Para ahli industri memperkirakan bahwa potensi eCommerce di Indonesia akan bernilai sekitar US% 10-12 miliar pada tahun 2015. Hal ini didorong oleh meningkatnya penggunaan smartphone serta pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Tingkat penetrasi internet di Indonesia juga diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dari 55 juta pengguna di tahun 2012 menjadi 125 juta pengguna di tahun 2017. Sementara itu, tingkat kepemilikan smartphone juga diperkirakan akan naik sebanyak 20 persen pada tahun 2012, menjadi 52 persen di tahun 2017.

Pertumbuhan dari para pengguna internet di Indonesia ini, bukan hanya datang dari para pengguna baru yang berdomisili di daerah luar Indonesia, tapi juga berasal dari para anak muda, serta orang-orang Indonesia yang dinamis dan tinggal di kota-kota tingkat dua dan tingkat tiga seperti Semarang dan Makassar. Kebanyakan para pengguna internet di Indonesia, yang mana akan didominasi oleh para pengguna handphone dan tablet, akan memiliki kebiasaan berbelanja yang berbeda, seperti sering berbelanja secara impulsive, jika dibandingkan dengan para pengguna internet yang menggunakan komputer atau laptop.

“Tren baru dalam berbelanja online ini mengindikasikan bahwa mobile commerce (berbelanja online melalui handphone atau tablet) juga memiliki potensi yang sangat besar. Artinya, para penjual online juga harus membuat situs mereka menjadi lebih nyaman untuk diakses oleh handphone dan tablet, sehingga mereka bisa menggaet segmen ini. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembayaran tanpa tunai (cashless payment) di Indonesia, Visa secara aktif berkolaborasi dengan bank-bank partner kami untuk memperluas penerimaan kartu Visa dalam berbelanja online. Tujuannya, agar ada lebih banyak lagi orang Indonesia yang bisa menikmati akses terhadap berbagai produk dan layanan yang ditawarkan oleh berbagai toko online di seluruh Indonesia”, tambah Elly. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved