Business Research

TNS Insight : Facebook Media Efektif dalam Word of Mouth

TNS Insight : Facebook Media Efektif dalam Word of Mouth

Survei yang dilakukan TNS Insight menyimpulkan bahwa dari 1.002 responden yang dipilih secara acak menunjukkan bahwa 98% diantaranya masih menggunakan Facebook untuk mengisi hari – hari mereka. Survei ini dibatasi hanya kepada responden yang setidaknya dari satu bulan pernah menggunakan social media, dan untuk usianya sendiri dibatasi minimal 16 tahun.

Facebook TNS - Panel Discussion

Lebih rinci lagi, TNS juga menemukan fakta menarik di balik aktivitas responden dalam menggunakan Facebook. Nadia Tan, Head of Measurement and Insight Facebook Indonesia, mendiskripsikan bahwa 65% penggunaan Facebook dilakukan ketika berada di tempat tidur, baik sebelum maupun selepas tidur, 41% dilakukan selagi menonton TV, dan 28% dilakukan ketika berlibur.

“Ini menandakan bahwa engagement masyarakat Indonesia terhadap social media masih yang tertinggi dibandingkan yang lainnya,” jelasnya.

Dengan demikian, ada potensi bisnis yang menarik jika dikaitkan dengan fakta tersebut, terlebih dalam hal branding. Hal ini juga berkaitan dengan fakta menarik TNS Insight, dimana masyarakat Indonesia memiliki tendensi menggunakan Facebook untuk mencari informasi atau menanyakan rekomendasi sebelum mengambil keputusan.

“Sebanyak 39% dari pengguna, menggunakan Facebook untuk mencari informasi yang terkait dengan keseharian mereka, informasi seputar fashion, properti, makanan dan minuman maupun tempat liburan. Sementara itu 24% di antaranya menggunakan Facebook untuk meminta rekomendasi dari apa yang ingin mereka lakukan,” tutur Nadia.

Terlebih lagi dengan adanya fan base serta komunitas yang menyempit pada hal – hal yang sifatnya lebih spesifik, dapat memudahkan sebuah brand memilih target konsumennya dengan lebih menyasar dan fokus. Mereka bisa mengattract pengguna dengan melakukan kampanye – kampanye produk yang dikemas dengan kata – kata yang persuaisf dan dipadukan dengan image yang eye catching. “Ini kan bisa dibilang cara word of mouth yang modern,” tambah Nadia.

Coca Cola Indonesia misalnya, memanfaatkan betul momentum ini dengan strategi digital marketingnya guna membangun brand awareness pengguna Facebook di Indonesia.

“Untuk terhubung dengan pelanggan di dunia digital, brand harus dapat menyampaikan cerita melalui kombinasi dari visual yang memukau, pesan yang kuat, dan platform yang menarik,” tutur Richard Kiger, Direktur Pemasaran Coca Cola Indonesia.

Seperti yang diketahui, melalui kampanye ‘World Cup’ yang terus dilakukan secara gencar di Facebook, baik berupa visual, maupun audio visual, dapat menjangkau jutaan orang yang merupakan target utama pemasarannya. Dengan demikian pada momentum tersebut, seperti yang dikutip dari mix.co.id penjualan Coca Cola pun tumbuh lebih dari 10%.

Masih tentang creating brand awareness, Facebook merupakan sosial media yang paling efektif dalam membangun image branding suatu produk. Terlebih – untuk melakukannya – tidak diperlukan investasi yang terlalu mahal. Cukup dengan menuliskan fact tentang suatu produk dan dibumbuhi dengan foto – foto yang menarik, dapat menjaring sesama pengguna, walaupun yang notabene masih terkoneksi dalam pertemanan.

Anand Tilak, selaku Head of Facebook di Indonesia menjelaskan bahwa keuntungan creating brand awareness ini dipicu oleh karakteristik Facebook itu sendiri. “Seperti yang sudah kita ketahui, membagikan informasi di Facebook tidak ada sensor sedikitpun seperti halnya media yang dibawah kendali pemerintahan. Sehingga sesama pengguna dapat berbagai atau mendapatkan informasi secara murni,” tandasnya.

Namun, bagi para pengiklan yang ingin memaksimalkan aktivitas promosinya, Facebook juga menghadirkan serangkaian tools yang dapat digunakan untuk menjangkau, mengoptimalkan, mengukur, dan menyesuaikan upaya pemasaran. “Misalnya saja iklan pada news feed (yang letaknya sebelah kanan), dengan servis premium yang diberikan Facebook dapat mendorong mereka mempromosikan brand mereka ke banyak orang, bahkan yang tidak terhubung pertemanan sekalipun,” jelas Anand.

Sementara itu, jika dilihat dari sisi masyarakat Indonesia yang mencari review sebuah produk lewat sosial media memiliki tendensi menggunakan Facebook sebagai discovery tool-nya. Suresh Subramanian, Deputy Managing Director TNS Insight, menyajikan fakta menarik bahwa sepertiga dari responden yang disurveynya mengatakan bahwa mereka melakukan pembelian berdasarkan rekomendasi yang mereka terima melalui Facebook, baik itu teman, maupun pengiklan.

“Dengan demikian, tetap saja ada tantangan dalam melakukan brand engagement, dimana pengusaha perlu jeli dalam membaca perilaku konsumen di dunia maya,” tutup Suresh.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved