Management Editor's Choice Strategy

Budi S. Asmadi Targetkan Transaksi PadiTrain 5 Ribu Tiap Hari

Budi S. Asmadi Targetkan Transaksi PadiTrain 5 Ribu Tiap Hari

Budi Santoso Asmadi, Direktur PT Padicon Teknologi Informasi, mencoba mengenang kembali bagaimana padatnya antrean untuk membeli tiket kereta api beberapa tahun silam. “Dulu untuk beli tiket kereta ap antreannya luar biasa panjang dan masih banyak calo,” ungkap Budi, pria asal Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, yang lulus dari Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada tahun 1995, ini.

PadBudi (utama)

Melihat kondisi sekarang, Budi sepertinya bisa sedikit bernafas lega. Berbagai perubahan kondisi terjadi dalam dunia kereta api di Indonesia selama tiga tahun belakang. Selain perbaikan atau penambahan gerbong kereta api, pelayanan pembelian tiket pun dilakukan lebih modern.

Mengadopsi kemajuan teknologi, pembelian tiket untuk kereta api jarak jauh bisa dilakukan tanpa harus ke loket tiket stasiun. Kini, pembelian tiket bisa dilakukan di minimarket. Bahkan, bisa lewat perangkat telepon pintar dengan cara mengunduh sebuah aplikasi dari platform mobile calon pembeli.

Nama layanan tersebut adalah PadiTrain. Lewat aplikasi ini, calon penumpang tidak hanya bisa memesan tiket. Calon penumpang juga bisa melakukan pemilihan nomor bangku dan pembayaran tiket yang otomatis dipotong di kartu debit atau tertagih di kartu kredit.

“Layanan ini beda dengan channel yang lain untuk pembelian tiket kereta api. Bukan sekadar booking, tapi customer bisa membayar lewat aplikasi ini,” ungkap Budi, direktrur dari perusahaan pencipta aplikasi tersebut.

PadiTrain-Budi

Sejak November tahun 2012, Padicon Teknologi Informasi melakukan kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengadakan aplikasi PadiTrain dengan jangka waktu tiga tahun. Dibentuklah tim sebanyak enam orang yang bertanggung jawab merintis aplikasi ini.

Akhirnya, aplikasi tersebut diluncurkan pada April tahun 2013 lalu. Saat pertama kali diluncurkan, PadiTrain hanya tersedia dalam dua platform saja yaitu, BlackBerry dan Android. Kini, pengguna platform IOS dan Windows pun bisa menikmati layanan ini. “Empat platform itu merajai pasar. Kami fokus pada market yang besar. Paling banyak saat ini pelanggan kami menggunakan platform Android. Angkanya mencapai 65 persen,” papar Budi.

Bagaimana cara pembelian tiket kereta api di PadiTrain?

Calon penumpang terlebih dahulu mengunduh aplikasi PadiTrain di telepon pintarnya. Selanjutnya, calon penumpang mendaftarkan akun berupa email dan kata sandi untuk melakukan pemesanan tiket. Mereka dapat melihat jadwal keberangkatan, jumlah penumpang, kelas kereta. Tidak hanya itu, calon penumpang dapat memesan tiket dalam waktu 24 jam.

Saat proses pembelian, pembeli harus memasukkan data pemesanan yang lengkap. Selanjutnya, pengguna dapat melihat nomor kursi yang ingin dipesan. Untuk pembayaran tiket, PadiTrain telah bekerja sama dengan bank-bank untuk bisa dilakukan melalui debit dan kartu kredit.

Hampir setahun setelah diluncurkan, aplikasi PadiTrain sudah memiliki sebanyak 116 ribu unduhan. Sebanyak 85 ribu merupakan pengguna aktif, termasuk pengguna yang membatalkan perjalanan. Saat ini, PadiTrain sudah melayani sekitar 150 ribu sampai 200 ribu penumpang. Dalam satu bulan, PadiTrain bisa mendepositkan sekitar Rp 3 miliar ke KAI dari transaksi penjualan tiket.

Budi menjelaskan bahwa PadiTrain dalam waktu satu hari bisa melayani sebanyak 400 hingga 500 penumpang. “Namun, jumlah penumpang bisa melonjak pada waktu tertentu seperti promo tiket atau menjelang lebaran. Saat Lebaran tahun lalu, transaksi bisa mencapai 2.500 per hari,” ungkap Budi.

Dalam kerja sama dengan KAI dalam penjualan tiket melalui aplikasi ini, mendapatkan jasa pembayaran sama dengan kanal pembelian tiket kereta api lain. Berdasarkan regulasi dari KAI tiap transaksinya PadiTrain mendapatkan bagian sebesar Rp 7.500.

Melihat ke depan gambaran bisnisnya, Budi optimis PadiTrain mengalami pertumbuhan. “Jumlah transaksi kami masih sangat jauh. Kami menargetkan sebanyak 5 ribu transaksi per harinya di tahun ini. Kami diharapkan oleh KAI bisa mencapai 50 persen bahkan 70 persen dari transaksi keseluruhan pembelian tiket kereta api,” ungkap Budi. Saat ini, Budi menjelaskan bahwa PadiTrain menempati urutan keempat dari kanal-kanal lain seperti, Indomaret, Alfamart, Tiket.com untuk pembelian tiket kereta api.

Budi yakin target tersebut bisa tercapai di tahun ini. Ia mengungkapkan tren penggunaan telepon pintar di Indonesia terus meningkat. Menurut Budi bahwa hal tersebut mampu mendorong transaksi pembelian tiket kereta api melalui perangkat telepon pintar. Budi mengatakan peningkatan PadiTrain mencapai 40 persen. “Harga smartphone ke depan semakin murah, sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa menggunakan smartphone. Angka kami sekarang kecil. Ini hanya masalah waktu saja,” kata Budi.

Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan KAI membuat Budi semakin yakin bisnisnya terus tumbuh. Pembangunan jalur ganda untuk rute Jakarta-Surabaya yang diperkirakan rampung pada tahun 2015 turut mendongkrak penggunaan kereta api. “Perkembangan bisnis kami ini mengikuti perkembangan kereta api sendiri. Penumpang pesawat bisa terkonvensi ke situ, growth bisa mencapai 40 persen,” papar Budi.

Budi pun mengkalkulasi hasil evaluasi transaksi PadiTrain sebelumnya. Sejak diluncurkan pada April 2013, KAI mendapatkan penumpang sebanyak 800 orang dalam satu bulan pertama. Menjelang hari raya Lebaran, pertumbuhan penumpang mencapai tiga kali lipat. Saat ini, PadiTrain telah melayani 14 ribu transaksi pembelian. “Bayangkan, kami bisa mencapai 52 ribu transaksi per hari,” pungkas Budi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved