Management Strategy

Genjot Produksi Benih, Dongkrak Sumber Daya Perikanan

Genjot Produksi Benih, Dongkrak Sumber Daya Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi benih ikan/udang guna memenuhi kebutuhan masyarakat seiring peningkatan target produksi perikanan budidaya. Dengan target produksi perikanan budidaya hingga 17,9 juta ton pada tahun ini, diperlukan sekitar 90 miliar benih dari 15,8 juta indukan. Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, kebutuhan benih ikan/udang saat ini tidak hanya untuk kemudian dibesarkan atau dibudidayakan menjadi ikan konsumsi. “Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memperkaya atau menambah stok ikan di alam, khususnya untuk jenis-jenis ikan lokal yang telah berhasil dikuasai teknologinya,” kata dia dalam rilisnya.

Sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, lanjut dia, perikanan budidaya harus mendukung keberlanjutan sumber daya alam perikanan yang saat ini telah mengalami penurunan. Dulu, banyak ikan lokal seperti ikan tawes, nilem, papuyu, dan ikan batak yang hidup dan berkembang biak di perairan umum. Namun, seiring berlalunya waktu dan cara penangkapan yang belum sesuai kaidah, populasi ikan lokal menurun. Dengan telah dikuasainya teknologi pembenihan ikan lokal tersebut, produksi benih yang dihasilkan dapat di-restocking atau di tebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum. “Sehingga, perairan umum, baik itu sungai, danau, maupun waduk, dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatan dan gizi masyarakat,” ujarnya.

Benih ikan Nila (Foto: IST)

Benih ikan Nila (Foto: IST)

Untuk mendukung keberlanjutan sumber daya ikan di alam, KKP juga menyusun kebijakan terkait penebaran kembali benih ikan/udang di alam. Saat ini, KKP menargetkan 10% dari total produksi benih ikan nasional akan ditebar kembali di alam untuk memperkaya sumberdaya alam perikanan yang sudah ada. KKP juga akan menyiapkan anggaran yang memadai untuk kegiatan restocking ini. “Selain benih ikan-ikan lokal, benih komoditas lain yang sudah dikuasai teknologi pembenihannya juga akan ditebar kembali di alam, seperti kerapu, kepiting, rajungan dan juga udang windu,” ujar Slamet.

Di samping produksi benih ikan yang disediakan untuk restocking di alam, produksi benih juga tetap diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembesaran ataau konsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan pembesaran, perlu upaya dalam memproduksi benih yang efisien dalam penggunaan pakan. Dengan begitu, selain induk yang dapat menghasilkan benih yang bebas penyakit dan tumbuh dengan cepat, juga nantinya mampu menghasilkan benih yang efisien dalam penggunaan pakan, karena ini dapat diturunkan secara genetik. Ini merupakan salah satu upaya dalam menurunkan biaya pakan yang cukup besar dalam usaha budidaya.

Dia menjelaskan, usaha itu tidak terlepas dari kebijakan KKP melalui kebijakan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang mendorong penurunan biaya produksi usaha budidaya yang komponen terbesarnya adalah pakan. Perikanan budidaya harus mendukung tiga pilar pembangunan, yaitu sovereignity (kedaulatan), prosperity (kesejahteraan), dan sustainability (Keberlanjutan). “Jadi bukan hanya lingkungannya yang berkelanjutan, usahanya pun harus terus berlanjut dan bahkan berkembang,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved