Marketing Strategy

Hebat, Omset Bisnis Clean & Laundry Capai Rp 60 Triliun

Hebat, Omset Bisnis Clean & Laundry Capai Rp 60 Triliun

Bertempat di hall C1-C2 Jakarta International Expo Kemayoran, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, secara resmi membuka pameran kebersihan terbesar di ASEAN, yaitu Expo Clean and Expo Laundry 2014 yang berlangsung sejak tanggal 27-29 Maret 2014. Perhelatan ini didukung oleh Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLI) dan Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI).

Laundry-JIEXPO

“Pemerintah berharap agar Gerakan Nasional Indonesia Bersih yang dicanangkan selama dua tahun terakhir dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari,” jelas Sapta.

Menurut Sapta, pameran alat-alat kebersihan yang pertama kali digelar ini dihadiri oleh wakil dari 10 negara yaitu Belgia, Tiongkok, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Malaysia, Singapura, Spanyol, Thailand dan Amerika Serikat. Para pengunjung dari luar negeri dan dalam negeri sangat antusias, sehingga diharapkan pameran itu dapat digelar saban tahun. Setidaknya 5.000 pengunjung akan meramaikan pameran selama tiga hari tersebut.

Produk dan solusi kebersihan yang ditampilkan dalam Expo Clean berupa produk kebersihan komersial, industri, publik, hingga sanitasi rumah dan pribadi. Expo ini juga menampilkan perkembangan teknologi kebersihan di dunia sekaligus menjadi jawaban atas kebutuhan industri cleaning service di Indonesia seiring pesatnya pertumbuhan industri hotel, rumah sakit, mal, dan sekolah di Indonesia.

Expo yang merupakan pameran laundry pertama di ASEAN akan memamerkan berbagai teknologi perlengkapan laundry dan solusi termutakhir yang dapat meningkatkan kualitas hasil laundry tanpa mengabaikan faktor efisiensi serta biaya. Pada pameran ini, hampir seluruh pemain merek kelas dunia hadir seperti Kannegiesser, Jensen, Milnor, Image, Electrolux, Primus, Unimac, Girbau, Sailstar dari teknologi mesin dan dari solusi seperti Ecolab, Sealed Air Diversey, Seitz, iClean.

Laundry-JIEXpo (2)

“Kini sudah saatnya jasa laundry merambah pula ke objek-objek wisata seperti Masjid Istiqlal yang setiap hari di kunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri. Peralatan ibadahnya semisal karpet butuh di-laundry dan pengelola laundry bisa kasih diskon. Atau bisa melibatkan korporat sebagai kegiatan CSR,” Sapta menguraikan.

Kepada kalangan pengusaha laundry, Sapta menganjurkan mereka untuk menghasilkan produk dan layanan khusus buat baju batik, tenun dan semua produk interior khusus yang kini banyak digunakan masyarakat Indonesia, karena membutuhkan treatment spesial.

“Kami harapkan kalangan hospitality di industri pariwisata seperti hotel, restoran, properti apartement, pengelola bandara internasional hingga rumah sakit dapat berkunjung ke expo ini,” kata Teddy Halim, Project Director PT Media Artha Sentosa, penyelenggara pameran ini berharap.

Teddy ingin Expo Clean dan Laundry 2014 dapat menjadi sarana dan ajang pertemuan para pelaku usaha yang membutuhkan informasi tentang perkembangan produk dan solusi terbaru, dengan para penyplai produk dan peralatan, termasuk perkembangan teknologi di bidang cleaning dan laundry.

Bagaimana prospek bisnis laundry ke depan? Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI) Wasono Raharjo, menyatakan keoptimisannya. “Hal ini didukung dengan pesatya pertumbuhan hotel budget akhir-akhir ini. Pertumbuhan jumlah hotel berarti meningkatkan pertumbuhan usaha laundry juga. Pertumbuhannya bisa lebih dari 10% tiap tahun,” jelas Wasono.

Potensi pasar capai Rp 60 triliun

Jangan pernah meremehkan usaha laundry atau cleaning service. Pasalnya bisnis yang terkait dengan kebersihan itu menyimpan potensi luar biasa. Kontribusi pembayaran pajaknya juga signifikan. Simak saia penuturan H.M. Shiddiq, Ketua Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (Apklindo), bahwa omset bisnis ini diperkirakan mencapai Rp 60 triliun per tahun. Artinya dengan pajak pendapatan 10% dari size market sekitar Rp 60 triliun, pajak yang disetor kurang lebih Rp 6 triliun tiap tahunnya.

Sementara itu, dari sisi jumlah pekerja yang diserap industri ini kurang lebih 1.500 orang. Perhitungannya dari mana? Asumsinya begini, sekarang jumlah anggota Apklindo ada 1.500 pengusaha. Katakanlah masing-masing pengusaha memperkerjakan 100 orang cleaning service, maka total karyawan yang dapat diserap 1,5 juta orang.

Sektor industri yang terkait bisnis laundry & cleaning service serta jumlah tenaga kerja yang diserap antara lain: lundry hotel (23.600 orang), laundry rumah sakit (60.375 orang), laundry komersial (24.180 orang) dan laundry garmen (23.600 orang).

Untuk gambaran pendapatan dari masing-masing usaha itu mencapai Rp 259 miliar per hari di laundry hotel dan Rp 246,7 miliar per hari di laundry rumah sakit. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved