Management Editor's Choice Strategy

JEC Rumah Sakit Mata dengan Fasilitas Terbaik

JEC Rumah Sakit Mata dengan Fasilitas Terbaik

Mata merupakan jendela untuk melihat dunia. Jadi bisa melihat serba serbi kehidupan merupakan suatu anugerah yang sudah sepatutnya dijaga. Di sisi lain terdapat orang-orang yang belum bisa menikmati pesona dunia dengan keterbatasan penglihatan yang dimilikinya. Namun adanya spesialis mata merupakan suatu perpanjangan tangan pemilik semesta. Salah satu klinik yang menawarkan pelayanan pengobatan mata adalah Jakarta Eye Center.

JEC Tjahjono

Didirikan oleh para dokter spesialis mata yang bekerja di Unit Mata Metropolitan Medical Center (MMC) pada 1976, hingga kini JEC terus tumbuh. Dalam perkembangannya ketika Unit Mata di MMC dirasa kurang memadai, didirikanlah sebuah fasilitas Praktek Bersama Dokter Spesialis Mata dengan nama “Klinik Mata Jakarta” (KMJ) tanggal 1 Februari 1984 di daerah Menteng dengan fasilitas 3 ruang periksa dan 1 kamar bedah untuk pelayanan bedah tanpa rawat inap.

Pada 1987 sempat berpindah tempat ke gedung baru di Jalan Garut No. 4 Menteng, dengan 2 kamar bedah. Melihat antusiasme masyarakat akan pelayanan pengobatan mata yang semakin meningkat, Klinik Mata Jakarta pun kembali pindah ke gedung yang lebih besar yang hingga kini ditempati di Jalan Cik Ditiro 46, Menteng.

Memasuki gedung Jakarta Eye Center Menteng, langsung menuju elevator untuk ke lantai 4. Di ruangan yang cukup luas, terlihat seperti ruang rapat karena terdiri dari deretan kursi berhadapan yang melingkari meja kayu berbentuk oval. Indah Pertiwi datang untuk wawancara dengan Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM selaku Education & Development Director Jakarta Eye Center, dimulai.

Bagaimana tanggapan Anda soal keberhasilan JEC keluar sebagai merek teratas kategori?

Intinya kami mau mencoba memberikan yang terbaik untuk pasien karena kami bidangnya di mata yang tujuannya secara profesi mencegah kebutaan, merehabilitasi kebutaan. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk membuat orang bisa melihat kembali. Dan terakhir mengoptimalkan fungsi kehidupannya, misalnya sesorang bisa melihat tanpa memakai kacamata. Maka saya rasa itu yang paling utama. Berikutnya adalah dari sisi lain mengupayakan ketika berobat ke rumah sakit bisa merasa dilayani dengan baik sehingga bisa mendapat nilai lebih secara psikis. Sebagai contoh ketika berada di ruang tunggu, pasien bisa mendapat informasi mengenai mata. Jadi pasien datang ke sini tidak hanya berobat tapi juga mendapatkan pengetahuan baru. Kami juga menerapkan sistem transparansi. Bisa disaksikan pula operasi di kamar bedah, tentu hal tersebut sesuai izin pasien yang dibedah.

Apa yang membuat JEC begitu diminati, dikenal dan dianggap baik oleh pasar?

Selain dari umur yaitu dari segi kualitas. Dari kualitas pelayanan dan hasil tindakan. Dengan demikian hal tersebut akan memberikan kepuasaan dan pasien tentu saat dari orang.

Berbicara kualitas, lalu bagaimana dengan kualitas dokter di JEC?

Kualitas itu bukan hanya berasal dari dokternya. Kami memberi kemudahan dari segi pelayanan pendaftaran. Dokter itu memang penting namun bukan segalanya. Dokter di sini lulusan Indonesia namun juga ada sebagian lulusan luar negeri. Kualitas tim itu yang terpenting. Setiap dokter sudah memiliki spesialisasi khusus menangani pernyakit tertentu.

Di mana titik kelebihan JEC dibandingkan dengan yang lain?

Masing-masing mempunyai kelebihan. Seperti yang tadi saya bilang, berusaha memberikan pelayanan. Tapi intinya sesuai dengan tagline JEC yaitu ‘caring experience’,berbicara waktu tentu dari segi jumlah pasien yang kami tangani lebih banyak sehingga membuat kami lebih berpengalaman. Selain itu, dari segi fasilitas juga kami selalu terdepan.

Apa program/fasilitas/layanan yang baru di JEC?

Kami selalu berusaha menjadi yang terdepan. Kami yang pertama memperkenalkan bedah refraktif dengan laser tahun 1994, tahun 1996 untuk refraktif lasik, tahun 2012 kita bangun bladeless cataract surgery. Itu semua yang terbaru. Hampir semua teknologi yang terbaru di dunia kami usahakan. Di dalam pengelolaan rumah sakit pun seperti itu kami menggunakan paperless medical record.

Terkait dengan teknologi dari mana teknologi tersebut didatangkan?

Teknologi yang kami datangkan berasal dari luar negeri. Jika ada teknologi terbaru kami berusaha datangkan. Jadi tidak hanya berasal dari satu sumber.

Soal bisnis, berapa jumlah RS-nya?

Ada dua, di Jl. Cik Ditiro 46 Menteng, Jakarta Pusat dan Jl. Terusan Arjuna Utara No.1 Kedoya Jakarta Barat

Adakah pelayanan khusus dari setiap rumah sakit?

Sama saja, namun ada beberapa yang diunggulkan. Di Kedoya ada peralatan bladeless cataract sendiri untuk operasi katarak, pada tahap pembelahan awal menggunakan laser yang akan memberikan ketepatan yang lebih dilakukan di sana. Begitu juga untuk lasik. Namun sekarang sudah relatif sama. Kemudian yang lebih besar di Kedoya juga tersedia untuk psikolog dan dokter anak

Kasus yang paling banyak ditangani?

Sekitar 300 an pasien rawat jalan

Bagaimana dari segi pembiayaan?

Semua tergantung dari jenis lensa dan teknologi yang digunakan. Sebagai contoh untuk katarak bisa dimulai dari Rp 6 juta hingga Rp 26 juta.

Sekarang banyak bermunculan klinik mata sejenis. Bagaimana tanggapannya? Apa strateginya?

Kami sama sekali tidak keberatan. Kami justru mendukung mereka. Sejak tahun 1997 ada berapa banyak dokter mata dari berbagai daerah untuk belajar teknologi dari sini. Kami tidak menganggap mereka saingan karena sesuai dengan tujuan utama untuk memberantas kebutaan. Kami lihat pangsa pasar kami masih cukup besar, lebih dari cukup. Setiap tahunnya kami mengadakan sharing keilmuan dan workshop guna berbagi pengetahuan mengenai mata.

Target pasar yang dibidik?

Segmentasinya menengah ke atas, namun tidak menutup kemungkinan bagi yang tidak memiliki biaya. Kami mengadakan operasi mata gratis setiap tahunnya. Sekitar 400-an orang yang bisa berpartisipasi.

Peluang bisnis klinik mata seberapa besar?

Masalah kebutaan di Indonesia masih cukup tinggi. Semua orang punya potensi untuk mengalami penyakit mata. Jadi peluang untuk bisnis mata besar. Buka klinik makin bagus karena tidak mungkin terus bergantung dengan pemerintah.

Bagaimana caranya mengelola sumber daya manusia (suster, pegawai, dokter,dll) sehingga tercipta layanan yang prima?

Tentu terkait sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan kami. Kami selalu berusaha membuat para karyawan meningkat dalam ilmu pengetahuannya maupun kariernya. Pendidikan internal itu berjalan dengan program. Kalau mau melihat keberhasilan, misalnya direktur keuangan kami berasal dari perawat yang kemudian disekolahkan lagi.

Di level manager juga banyak yang berasal dari perawat. Jadi kami tidak hanya ingin memberikan yang terbaik untuk pasien namun juga untuk karyawan kami.

Adakah acara khusus bertemu mantan pasien atau bagaimana mereka menjaga konsumen loyal?

Loyalty itu berawal dari kepuasaan. Jika pasien puas tentu akan kembali lagi. Untuk itu yang utama yaitu berbicara tentang kualitas. Hal tersebut yang terpenting. Semakin besar keberhasilan yang dilakukan oleh JEC tentu akan ada orang

Pernahkah ada keluhan terkait pelayanan JEC?

Dalam melakukan service pasti ada keluhan, namun kami berusaha untuk melakukan yang terbaik. Ketika keluhan itu datang akan kami tinjau ulang agar bisa diperbaiki. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved