Management Strategy

Jurus Saratoga Naikkan Aset Hingga 3x Lipat

Jurus Saratoga Naikkan Aset Hingga 3x Lipat

Dalam lima tahun terakhir aset PT Saratoga Investama Sedaya (Saratoga) meningkat tiga kali lipat. Jumlah anak perusahaan pun terus berkembang menjadi 15 perusahaan dengan lebih dari 30 ribu karyawan.

Pencapaian ini berkat keputusan Saratoga untuk terus fokus pada tiga sektor utama yang menjadi bidang usahanya yakni produk/jasa layanan konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam.

Perseroan menganggap tiga sektor tersebut akan terus tumbuh secara positif setidaknya dalam 3-5 tahun mendatang. Sebab fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dan konsumsi domestik sangat tinggi. Tahun ini konsumsi domestik diperkirakan akan berkontribusi hingga 55% dari produk domestik brutto (PDB) nasional.

Komisaris Utama Saratoga, Edwin Soerjadjaya, menjelaskan, beberapa anak perusahaan tercatat berhasil mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat cepat, misalnya PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM). Dalam dua tahun terakhir asetnya telah meningkat dari Rp 2,59 triliun di 2011 menjadi Rp 9,07 triliun.

Untuk semakin memperkuat bisnisnya, MPM sedang dalam proses melakukan penjualan saham ke publik (IPO). Melalui aksi korporasi ini MPM menargetkan dapat meraih dana diatas Rp 1,5 triliun. “Ruang bagi pertumbuhan bisnis aset-aset investasi yang kami kelola masih sangat besar. Untuk itu kami secara aktif terus melakukan investasi baru agar Saratoga tumbuh secara maksimal,” kata Edwin.

Melalui strategi pengelolaan portofolio yang aktif, beberapa aset investasi Saratoga kini telah menjadi pemain utama di sektor bisnisnya masing-masing, misalnya PT Adaro Energy Tbk. yang bergerak di sektor pertambangan dan energi serta PT Tower Bersama Tbk.PT yang berbisnis infrastruktur telekomunikasi.

Presiden Direktur Saratoga, Sandiaga S. Uno, mengungkapan, sejak dikelola Saratoga produksi perusahaan pertambangan batubara Adaro telah meningkat dari sekitar 14 juta ton per tahun menjadi di atas 50 juta ton pada 2013. Adaro juga menjadi perusahaan pertambangan dan energi terintegrasi dengan biaya produksi paling rendah. Di kuartal 1 2013, pendapatan Adaro mencapai US$ 740,6 juta dengan laba bersih sebesar US$ 41,6 juta.

Anak usaha lainnya, Tower Bersama juga terus bergerak secara agresif. Jumlah pelanggan perusahaan meningkat signifikan sejak 2010 menjadi 14.319 penyewaan per 31 Maret 2013.

Tower Bersama berhasil mencatat pendapatan Rp 618 miliar dengan EBITDA Rp 507 miliar untuk kuartal 1 2013. Pendapatan tersebut meningkat 100% dan EBITDA meningkat 107% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved