Management Strategy

Mahathir Mohammad: Kerja sama Ekonomi Indonesia – Malaysia Bisa Lebih Baik Lagi

Mahathir Mohammad: Kerja sama Ekonomi Indonesia – Malaysia Bisa Lebih Baik Lagi

Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah digadang menuju ke arah yang lebih baik. Ini merupakan implikasi dari kerja sama bilateral Indonesia – Malaysia. Pasalnya, pada kuliah umum “Malaysia – Indonesia; Dulu, Kini, dan Sekarang” yang dihelat di Auditorium Bank Mega, Jl. Kapten Tendean, Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahathir Mohammad optimistis dapat menghadirkan simbiosis mutualisme di kedua negara tersebut, khususnya di bidang perekonomian.

Mahathir memetakan bahwa saat ini, secara perekonomian, Malaysia belum bisa dibilang berada di atas Indonesia. Hal tersebut lantaran perbandingan jumlah penduduk Malaysia yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia.

“Saat ini bisa dibilang secara pendapatan per kapita, boleh jadi Malaysia lebih besar. Tapi jika dibandingkan dengan pendapatan Indonesia secara keseluruhan, sangatlah kecil. Alasannya adalah karena jumlah penduduk Malaysia tidak lebih dari 30 juta jiwa. sementara Indonesia mencapai 250 juta jiwa,” jelas Mahathir.

Walaupun demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya interchanging yang terjadi di antara kedua negara serumpun ini. Sebut saja dalam hal ketenagakerjaan, pasar modal, ekspor impor, serta pendidikan, Mahathir mengakui bahwa potensi ini harus terus dijaga.

Mahathir

“Saat ini Indonesia memiliki kelebihan penduduk. Dan kami, Malaysia, siap menerima mereka untuk mencari penghasilan di tanah kami,” jelasnya.

Sementara dari segi pasar modal, Malaysia melihat ini sebagai peluang yang harus tetap dikembangkan. Pasalnya, banyak usaha makro maupun mikro, baik itu yang bergelut di bidang barang maupun jasa, memandang modal sebagai substansi yang sangat menentukan berkembang atau tidaknya suatu usaha.

Hal ini juga sejurus dengan yang dipaparkan oleh Chairul Tanjung, CEO Trans Corp, bahwa Indonesia beruntung dapat membuka diri dengan pebisnis asal Malaysia, sehingga banyak investor yang menanamkan modalnya di Indonesia, yang pastinya memberikan efek yang cukup signifikan yakni kaitannya dengan perkembangan berbagai sentra Industri kita.

Sementara itu bagi Malaysia, Indonesia merupakan negara adidaya dikarenakan melimpahnya sumber daya alam. Hal tersebut, seperti yang diaparkan oleh Mahathir, bahwa untuk menunjang pembangunan di negaranya, sebuah posisi strategis tercipta jika dapat menjalin kerja sama dengan Indonesia. “Jika Malaysia hanya mengandalkan sumber daya alamnya saja, itu tidak cukup,” paparnya.

Indonesia juga ditengarai sebagai penyuplai hasil bumi teratas ke Malaysia, baik itu dari pertanian, perkebunan, serta perikanan. “Ini juga perlu di jaga. Benefitnya adalah Indonesia dapat meraup devisa dari aktivitas ini,” jelasnya.

Di sisi pendidikan, ada satu hal menarik, bahwa pada masa pra – orde baru, Malaysia datang ke Indonesia untuk belajar. Namun sekarang, justru Indonesia yang datang ke Malaysia untuk belajar. “Hal ini karena kami senang meniru,” kelakar Mahathir. Namun, ini merupakan bagian dari kerja sama internasional yang perlu terus dijaga. Hal tersebut didasari oleh banyaknya institusi pendidikan ternama di Malaysia yang memberikan kualitas pendidikan berskala internasional, seperti Sunway University, Nottingham University, Curtin University, dan masih banyak lagi.

“Jadi dengan berpredikat lulusan universitas berskala internasional, pelajar Indonesia bakal merasa lebih bangga,” imbuhnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved