Management Strategy

Indonesia Sangat Kekurangan Aktuaris

Indonesia Sangat Kekurangan Aktuaris

Industri asuransi di Indonesia, baik itu asuransi jiwa maupun asuransi umum, saat ini membutuhkan ribuan tenaga aktuaris. Padahal, negeri ini cuma punya 336 aktuaris (data Persatuan Aktuaris Indonesia tahun 2013).

Minimnya tenaga aktuaris ini cukup mengherankan, sebab gaji seorang aktuaris mencapai puluhan juta per bulan. Apalagi lulusan matematika di negeri ini juga cukup banyak.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank OJK, Firdaus Djaelani, mengatakan, sejak diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan nomor 53 tahun 2012 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan, tenaga aktuaris tak hanya diwajibkan ada di perusahaan asuransi jiwa, namun juga harus ada di perusahaan asuransi umum.

“Kita jangan tenang-tenang saja. Indonesia sangat butuh orang-orang statistik (statistical person) yang harus menjaga industri ini berkembang,” kata Firdaus Djaelani.

Berdasarkan data, perbandingan jumlah aktuaris tingkat associate (ASAI) sebanyak 47%, sementara untuk tingkat fellow (FSAI) sebanyak 53%. Jumlah profesional aktuaris 2013 tercatat sebanyak 336 orang yang terdiri dari tingkat fellow sebanyak 178 orang dan tingkat associate 158 orang.

Padahal, kebutuhan tenaga aktuaris tingkat fellow diperkirakan mencapai 722 orang, sementara tingkat associate yang dibutuhkan mencapai 1083 orang. Akibatnya, untuk menutupi kekurangan tenaga aktuaris banyak perusahaan asuransi yang mendatangkan tenaga dari luar negeri dengan gaji hingga ratusan juta rupiah.

Beasiswa Aktuaris

Tenaga aktuaris merupakan sarjana ilmu matematika yang diberi tambahan pendidikan ilmu ekonomi. Tugas aktuaris dalam perusahaan asuransi adalah merancang produk dan analisis risiko pada asuransi serta investasi. Seorang aktuaris harus menempuh studi tujuh hingga delapan tahun.

Menanggapi kekurangan tenaga aktuaris untuk industri asuransi, OJK selaku otoritas menyiapkan program beasiswa yang pembiayaannya berasal dari industri asuransi dan Asian Development Bank.

“Kami akan memberikan beasiswa untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dari sejumlah perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia. Kita saring siapa yang berhak menerima beasiswa,” katanya.

Melalui beasiswa ini, OJK menargetkan setidaknya dalam lima tahun mendatang Indonesia punya 1.000 tenaga aktuaris. Selain itu, dengan tercukupinya tenaga aktuaris diharapkan industri asuransi nasional akan mampu bersaing di era pasar terbuka ASEAN dan dunia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved