Bisnis e-commerce masih menjanjikan di Indonesia. Satu lagi, pendatang baru yaitu 8COMMERCE anak usaha Linc Group yang menawarkan solusi e-commerce (ecommerce enabler).

Salah satu pemimpin pasar di Indonesia di bidang supply chain, Linc Group, telah memiliki beberapa anak usaha yang fokus di bidang logistik, liquid bulk terminal, land distribution, sea distribution, dan freight forwarder.

“8COMMERCE bisa jadi satu-satunya perusahaan nasional yang saat ini serius menggarap solusi e-commerce terintegrasi. Diharapkan, layanan tersebut bisa membantu brand-brand yang tidak hanya membutuhkan eksistensi di dunia e-commerce, tapi juga fokus agar tetap long lasting business, menjadi short-cut efektif untuk pelanggannya, dan dapat menguntungkan,” kata Hans Leo, CEO Linc Group.

Kehadiran 8COMMERCE didukung kekuatan supply chain yang sudah dimiliki oleh Linc Group yaitu didukung oleh 600 armada dan 7 spot warehouse seluas 85 ribu meter persegi tersebar di Jabodetabek, Medan, Palembang, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Pontianak.

“Keberadaan kami yang sudah menjembatani kota, dan pulau, dan juga didukung oleh SDM yang berbakat, membuat kami siap dapat eksis di usaha baru ini.” kata Ronny Ritongadi, CEO 8COMMERCE.

Ada 4 fokus layanan mereka, yakni pembangunan e-commerce yang mengakomodir kebutuhan pemasaran dan mudah guna, strategi pemasaran digital dan offline yang terintegrasi, operasional toko yang efektif cepat dan efisien, dan terakhir adalah sistem pergudangan dan pengiriman (ecommerce fulfillment center). Dengan keempat layanan ini, diharapkan bisa mengakomodir semua kebutuhan pelaku bisnis yang ingin membesarkan usahanya di dunia online.

“8COMMERCE hadir untuk memberikan layanan yang terintegrasi mulai dari bangun website hingga logistik. Masalahnya, membangun toko online tak sekadar membangun sistem e-commerce saja. Tetapi harus memikirkan tingkat operasional mulai dari barang masuk pelabuhan masuk ke gudang sampai memastikan barang dikirim tepat waktu,” ujarnya.

Dengan model yang dikembangkan 8COMMERCE, perusahaan-perusahan tak perlu repot membuat toko online. Bahkan, jika dilihat dari sisi logistiknya perusahaan bisa menghemat 30%. Dari sisi bisnis, perseroan menerapkan revenue sharing dengan para partnernya, yang besarnya sekitar 10%. “Tahun ini kami menargetkan 15 partner yang akan diajak kerjasama,” katanya.