Management Strategy

Ini Profesi-Profesi yang Semakin Marak Berkat Revolusi Digital

Ini Profesi-Profesi yang Semakin Marak Berkat Revolusi Digital

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) yang sedemikian pesat tak bisa dipungkiri telah membawa berbagai kemudahan. Kini, seseorang bisa berkomunikasi secara real time dengan satu atau sekelompok orang lainnya meski terpisah jarak puluhan bahkan ribuan kilometer. Kemudahan berkomunikasi itu pun diperkaya lagi dengan kecepatan internet yang semakin mumpuni sehingga memudahkan mengirim berbagai data berukuran besar dalam berbagai bentuk dari manapun, termasuk dari dapur rumah. Kemajuan ini memungkinkan kolaborasi melalui dunia maya yang tak terbayangkan sebelumnya. Efek lanjutnya, berbagai profesi yang tadinya harus dikerjakan di kantor kini bisa diboyong ke rumah dan memungkinkan orang mengerjakan berbagai pekerjaan tanpa harus meninggalkan rumahnya.

Nukman Luthfie, Pemerhati Industri Digital

Nukman Luthfie, Pemerhati Industri Digital

Nukman Luthfi, pengamat teknologi informasi dan media sosial pun turut mengamini kemajuan di atas. “ICT itu membuka jasa-jasa atau profesi yang dulu hanya ada di kantoran, kini bisa dikerjakan di rumah. Juga membuka peluang baru untuk menjadi pengusaha atau bisnis online, paling umum menjadi pemilik toko online,” tuturnya.

Dirinya pun mencontohkan sederet profesi lama yang berkat kemajuan ICT bisa dikerjakan dengan cara ‘baru’, yakni dari rumah. “Penulis lepas, profesi yang mengelola akun media sosial korporat, menjadi konsultan, sekretaris online, dan banyak lagi profesi lainnya, segala macam profesi berkat internet bisa dikerjakan di rumah tanpa harus ketemu tiap hari. Memang perlu ketemu sesekali saja, saat dibutuhkan meeting face to face, itu pun bisa dibantu dengan conference call,” jelasnya saat diwawancara SWA di rumahnya, Perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat, awal April silam.

Lebih menarik lagi, kemajuan ICT membuka peluang yang lebih besar bagi para ibu rumah tangga untuk menggarap bisnis yang sama dengan kaum laki-laki. “Perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan sama sekali dalam hal aksesibilitas terhadap teknologi dan internet. Perempuan yang di rumah pun di era internet bisa menghasilkan uang, sama dengan laki-laki,” katanya.

Dirinya pun mengamati justru saat ini makin marak laki-laki yang enggan ngantor, tapi memilih bekerja di rumah dan tetap mampu menghasilkan penghasilan yang besar. Mereka ada yang memilih menjadi internet marketer atau mendirikan bisnis baru dengan memanfaatkan perkembangan ICT.

Nukman pun menggarisbawahi bahwa internet atau lebih luas lagi ICT tidak memberikan batasan gender, atau ruang. Siapapun yang berani melepas zona nyaman sebagai karyawan, dia akan menjadi freelancer atau pengusaha dengan maksimalkan ICT. “Wanita yang jadi profesional handal tentu saja sangat dimudahkan dengan perkembangan ICT menyelesaikan pekerjaannya. Tapi sebenarnya ICT itu membuat orang jadi freelancer atau pengusaha, waktu untuk keluarga lebih besar, tapi juga bisa menghasilkan pendapatan yang besar juga. Jika dia nyaman dengan jadi profesional, ya itu pilihan,” ujarnya.

Maka itu, Nukman juga melihat Internet itu membuka banyak pilihan. Pilihan usaha dan profesi dengan dukungan internet itu banyak sekali, tergantung kemampuan masing-masing dalam memanfaatkan. “Hanya saja otomatis dengan memilih bekerja sendiri, menjadi freelance dia harus bekerja lebih keras. Karena kalau dia tidak bekerja tidak akan mendapat uang,” katanya. Tapi jika yang pandai memanfaatkan, apapun fasilitas internet yang membuat dia jadi hebat akan dia cari dan manfaatkan.

Nukman pun menyebut sejumlah nama perempuan di industri keuangan dan kuliner yang mampu memanfaatkan ICT dengan hebat sehingga dapat mengubahnya menjadi peluang bisnis. “Ligwina Hananto, dia salah satu wanita sukses terutama di konsultan keuangan, yang sangat memanfaatkan internet. Dia banyak mendidik pasar melalui media sosial, bukan sekadar lewat face to face atau kelas,” ungkap Nukman.

Begitu pula dengan Sofie Novita, mantan artis dan MC yang kini justru lebih dikenal sebagai pakar raw food. “Dia menghasilkan buku yang khusus tentang raw food yang membuatnya makin kuat di profesi itu. Begitu pula Iim Fahima, yang kini tidak hanya dikenal sebagai konsultan TI tapi juga sebagai pemilik bisnis digital Queen Rides. Ines Handayani, mantan wartawan SWA yang membesarkan Saqina.com juga salah satu perempuan yang sangat berhasil memanfaatkan perkembangan ICT untuk bisnis onlinenya,” pungkas Nukman.

Saran Nukman Dalam Memanfaatkan Internet

Do & Don’t ala Nukman:

Do

Don’t

Twitter @bungiskandar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved