Management Strategy

Juni 2015, Pendapatan Telkom Naik 12,2%

Juni 2015, Pendapatan Telkom Naik 12,2%

Bisnis Seluler dan Data masih menjadi sumber pendapatan utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Pendapatan perseroan sepanjang semester I-2015 mencapai Rp 48,84 triliun tumbuh 12,2% persen dari tahun lalu sebesar Rp 43,54 triliun. Telkom juga membukukan EBITDA Rp 23,54 triliun atau tumbuh 6,3% dari tahun lalu dan laba bersih sebesar Rp 7,45 triliun atau tumbuh 2,2% dari tahun lalu.

Anak usaha Telkom, Telkomsel mencetak kinerja gemilang melalui triple double digit growth dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 13%, EBITDA sebesar 10,7% dan laba bersih sebesar 14,7% secara Year on Year (YoY). Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 35,39 triliun dengan kontribusi pendapatan Digital Business tumbuh 37,6%. Telkomsel juga berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 10,1 triliun.

“Cellular Voice dan Data, Internet & IT Service masih memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Telkom. Cellular Voice tumbuh sebesar 8,07,8% menjadi Rp 17,68 triliun, sementara bisnis Data, Internet & IT Service menyumbangkan kontribusi sebesar Rp 14,91 triliun atau tumbuh 33,728,3%,” kata Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam rilisnya.

Telkom Indonesia

Telkom Indonesia

Hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 144,06 juta users atau tumbuh 4,9% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan yang berarti, dimana pelanggan mobile broadband Telkomsel Flash tumbuh 50,284,8% menjadi 38,333,63 juta users dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,9% menjadi 3,73 juta users.

Bisnis fixed line turun 6,25,6% menjadi 4,37 triliun. Hal ini merupakan dampak dari program Upgrade Layanan Flexi ke Telkomsel (fixed wireless retrenchment), sementara pendapatan fixed wireline masih mencatat pertumbuhan sebesar 0,7%.

Namun, beban perusahaan naik 14,4% dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun hingga Juni 2015. Pemicunya adalah kenaikan beban operasional dan pemeliharaan sebesar 30,3% menjadi Rp 14,03 triliun. Hal ini sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband.

Saat ini, Telkom tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.

Sementara itu, Telkomsel telah membangun sebanyak 11.495 Base Tranceiver Station (BTS), dimana 89,4% diantaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel merupakan operator pertama yang meluncurkan layanan 4G LTE secara komersil di Indonesia, saat ini telah mencakup 7 kota, antara lain Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Lombok.

Selain beban operasional dan pemeliharaan, beban pegawai juga meningkat secara signifikan sebesar 23% menjadi Rp 5,89 triliun, sebagai dampak adanya Program Pensiun Dini (Early Retirement Program). Program ini diikuti oleh 576 karyawan Telkom dan 116 karyawan Telkomsel dengan total anggaran sebesar Rp 844 miliar. Apabila beban pegawai dinormalisasi tanpa memasukkan program ERP, maka laba bersih Perseroan akan tumbuh sebesar 11,43%.

“Program Pensiun Dini adalah satu langkah untuk menyeimbangkan komposisi workforce dan produktivitas Human Capital TelkomGroup,” kata Alex.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved