Management Strategy

Jurus Sampoerna Menjadi Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia

Presiden Direktur Sampoerna, Paul Norman Janelle (tengah) bersama BOD PT HM Sampoerna, Tbk saat acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta

Presiden Direktur Sampoerna, Paul Norman Janelle (tengah) bersama BOD PT HM Sampoerna, Tbk saat acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta

Menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (Sampoerna). Perusahaan rokok yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1913 itu, membawa misi untuk menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.

Berbagai merek ternama yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, seperti Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, A Mild, dan U Mild adalah produk brand dari PT HM Sampoerna yang berhasil menjual sebanyak 109,7 miliar batang di tahun 2014. Dari hasil penjualan tersebut, Sampoerna berhasil memimpin pangsa pasar rokok di Indonesia dengan pangsa pasar sejumlah 34,9% dan mendapat laba bersih sebesar Rp 10.2 triliun.

“Kami juga menjadi perusahaan penyumbang pajak terbesar untuk negara sebesar Rp 52 triliun, dan hingga tanggal 5 Oktober 2015 perusahaan kami tercatat sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu Rp 394 trilun,” terang Presiden Direktur Sampoerna, Paul Norman Janelle saat acara RUPSLB di kantor perwakilannya di Jakarta beberapa hari yang lalu.

Menurut Paul, kunci keberhasilan Sampoerna terkandung dalam dalam visi perusahaan yang digambarkan melalui filosofi tiga tangan, dimana mencerminkan lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya.

“Masing-masing dari ketiga tangan tersebut mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai perusahaan paling terkemuka di Indonesia,” jelas Paul.

Untuk menjangkau ketiga pihak tersebut Sampoerna menerapkan cara sebagai berikut: Pertama, untuk perokok dewasa, yaitu berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Hal tersebut dapat dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi guna memenuhi selera konsumen yang dinamis.

Kedua, karyawan dan mitra Usaha, yaitu dengan menempatkan karyawan sebagai aset terpenting bagi perusahaan. Kuncinya dengan memberikan kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karier dan diri. Dengan begitu, motivasi dan produktivitas karyawan akan tercapai.

Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mitra bisnis. Bagi Sampoerna mitra bisnis juga berperan penting dalam keberhasilan. Untuk itu, Sampoerna selalu mempertahankan kerjasama yang erat dengan mitra untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.

Filosofi ‘tangan’ ketiga adalah masyarakat luas. Diakui Sampoerna, bahwa kesuksesannya tidak lepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Untuk itu, Sampoerna selalu memberikan sumbangsih sebagai feedback ke pada masyarakat.

“Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Sampoerna, kami memfokuskan pada empat pilar, yaitu akses terhadap pendidikan, peluang ekonomi, pemberdayaan perempuan, serta tanggap bencana dan kesiapsiagaan,” jelas Paul.

Menanggapi regulasi dan pembatasan iklan dari pemerintah, Elvira Lianita, Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications Sampoerna, menjelaskan, tidak keberatan tentang peraturan pemerintah No. 109/201. Bahkan dalam proses penjualan, sales promotion girl (spg) selalu memastikan bahwa orang yang ditawarkan adalah perokok.

Peraturan pemerintah tersebut berisi tentang kewajiban pencantuman peringatan kesehatan pada kemasan serta materi iklan dan promosi produk tembakau. Pelarangan penjualan produk tembakau bagi anak dibawah 18 tahun dan ibu hamil dan pembatasan iklan, promosi dan sponsor produk tembakau.

“Tata kelola perusahaan yang baik senantiasa kami laksanakan, hal ini kami wujudkan dengan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku dalam melakukan kegiatan usahanya, termasuk Peraturan Pemerintah tersebut,” jelas Elvira pada SWA Online.

Sebagai pembeli utama daun tembakau dan cengkeh di Indonesia, Sampoerna berkomitmen untuk meningkatkan investasi secara berkelanjutan di dalam negeri. Salah satunya dengan mengeluarkan right issue pada 9 Oktober yang lalu dan diperkirakan dari 269.732.076 lembar saham yang dilepas seharga Rp 77 ribu/saham akan memperoleh dana sekitar Rp 20,768 triliun. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved