Management Strategy

Keenam Challenger Diplomat Success Challenge 2013 Bersaing Dapatkan Rp 1 Miliar

Keenam Challenger Diplomat Success Challenge 2013 Bersaing Dapatkan Rp 1 Miliar

Diplomat Success Challenge (DSC) 2013 kini telah sampai pada puncak kompetisi. Perlombaan bisnis kreatif dan inovatif ini telah menyaring dan menyeleksi lebih dari seribu proposal hingga terpilih enam proposal yang maju ke babak grand final. Keenam grand finalist yang kemudian mendapat gelar Challenger ini menjalani babak grand final di Jakarta, 13-14 November 2013.

Keenam challenger terpilih berasal dari region yang berbeda-beda serta datang dengan berbagai ide bisnis yang beragam. Kini, elah terpilih enam challenger setelah melewati berbagai tahapan seleksi untuk menguji ketahanan mental, meningkatkan hubungan antar personal dan pembekalan materi.

Wismilak 2013 juara

Lewat berbagai proses seleksi dan pembekalan, para challenger dipersiapkan untuk menghadapi babak grand final dan juga dipersiapkan untuk menjalankan ide bisnisnya setelah pelaksanaan DSC 2013. “Dalam proses ini, para Challenger dibimbing langsung oleh para dewan komisioner DSC 2013.” ungkap Surjanto Yasaputera, Ketua Dewan Komisioner DSC 2013.

DSC 2013 dibagi dalam 4 region kompetisi yaitu: West Region, Central Region, East Region dan untuk tahun ini ada penambahan region baru yaitu Outer Region yang merupakan region yang diperuntukan bagi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Penambahan region ini lahir dari komitmen DSC untuk membantu seluruh masyarakat Indonesia mencapai kesuksesan, sesuai dengan tema DSC 2013 “Success For All Indonesian”.

Di masing-masing region para challenger diuji melalui materi 3P yaitu Paham, Piawai dan Persona, untuk menghadapi tantangan-tantangan yang diberikan oleh tim penguji. Masing-masing challenger mendapatkan poin atau penilaian di setiap pengujian. Mereka dinilai oleh tiga juri, Surjanto Yasaputera (Ketua Dewan Komisioner DSC 2013 dan Corporate Secretary PT Wismilak Inti Makmur Tbk.) Helmy Yahya (pebisnis dan Entertainer) dan Antarina S. F. Amir (akademisi, Pendiri dan Managing Director HighScope Indonesia). Dua challenger dari masing-masing region dengan proposal dan nilai terbaik dipertemukan ke tahap grand final di Jakarta untuk bertanding dan memperebutkan hadiah dengan total Rp 1 miliar.

Surjanto-wismilak

Surjanto Yasaputera, Ketua Dewan Komisioner DSC 2013.

Keenam challenger tesebut antara lain Roni Aulia Hasibuan dari Padang dengan judul proposal “Peningkatan Nilai Tambah Gambier Hitam Sebagai Komoditas Ekspor”. Ide bisnis ini lahir dari keprihatinan Roni akan minimnya pengetahuan petani gambier akan kontrol mutu sehingga harga jualnya selalu didikte para pembeli luar negeri.

Mansur, challenger asal Jakarta mengusung proposal dengan judul “Peningkatan Kandungan Lokal pada Industri Alat Berat”. Mansur ingin mendirikan usaha manufaktur yang menggunakan sumber daya dalam negeri sebagai pendukung industri alat berat melalui lokalisasi komponen import.

Salah satu challenger dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Machmud Lutfi Huzain menawarkan “Spirulina Sebagai Suplemen Makanan”. Kepekaan Machmud melihat kebutuhan masyarakat akan makanan yang benar-benar menyehatkan membuatnya berkeinginan untuk mengembangkan usaha produksi spirulina yang telah dirintisnya.

Berbeda dengan Machmud, ide bisnis Reny Sukmasari, challenger asal Yogyakarta lahir dari keprihatinan akan kurangnya pemanfaatan dan pengelolaan cokelat di Indonesia. Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat Indonesia adalah produsen cokelat terbesar ketiga di dunia. Ia hadir dengan proposal berjudul “Cokelat Joyo, Oleh-oleh dari Jogja”

Ide segar lainnya datang dari Priyandaru Agung Eko Trapsilo, challenger asal Malang dengan proposal berjudul “Pelet Aquative”. Ia mencoba memanfaatkan limbah pasar untuk membuat pakan ikan berkualitas dengan nilai gizi yang bersaing dengan pangan komersil. Ide ini ditawarkannya agar para petani ikan dapat menekan biaya produksi hingga 60% sehingga biaya pakan tidak lagi memberatkan para petani ikan.

Animo peserta dari luar negeri pun cukup menggembirakan. Hal ini dibuktikan oleh Diah Lestari yang menjadi salah satu Challenger DSC 2013 dengan proposal berjudul “Savour French Crepes”. Peserta asal Singapura ini datang dengan ide bisnis menarik di bidang kuliner. Berbekal pengalamannya menjadi seorang juru masak dengan orang Perancis selama enam tahun, ia bertekad untuk membuka usaha crepes di Bali. Respon yang baik dari peserta luar negeri ini semakin memantapkan DSC untuk menjangkau area yang lebih luas.

wismilak finalis

Selain mengadakan kompetisi wirausaha, DSC 2013 juga mengapresiasi dan mendukung para jurnalis untuk terus menghasilkan tulisan-tulisan berkualitas mengenai peran dan potensi wirausaha di Indonesia lewat Media Writing Contest DSC 2013. “Media Writing Contest DSC 2013 merupakan apresiasi bagi para jurnalis yang mengangkat isu-isu wirausaha di Indonesia maupun di luar negeri. Kami yakin melalui tulisan-tulisan ini masyarakat Indonesia semakin concern dengan wirausaha di Indonesia.” kata Surjanto.

“Kami berharap setiap upaya yang dilakukan oleh Diplomat Success Challenge dapat mendorong wirausaha di Indonesia tumbuh menjadi 2,5% dari total populasi penduduk Indonesia di tahun 2014 sesuai dengan target pemerintah. DSC berupaya untuk dapat meningkatkan jumlah wirausahawan Indonesia untuk mendukung perekonomian bangsa serta mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.” tutup Surjanto. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved