Management Strategy

Laba Astra Terpangkas 18%

Laba Astra Terpangkas 18%

Laba bersih Grup Astra sepanjang semester I-2015 menciut seiring turunnya kontribusi dari segmen bisnis otomotif, agribisnis, infrastruktur, dan logistik. Laba bersih konsolidasi turun 18% menjadi Rp 8,1 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,8 triliun.

“Laba bersih Astra pada semester pertama menurun, seiring berkurangnya konsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas di Indonesia,” kata Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto dalam rilisnya.

Menurut dia, laba di segmen otomotif turun seiring melemahnya permintaan. Hal itu selaras dengan perlambatan ekonomi nasional dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan perseroan.

astra kantor

Laba bersih dari sektor otomotif turun 15% selama Januari-Juni 2015 menjadi Rp 3,42 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4 triliun.

“Selain itu, persaingan diskon pada pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi berdampak negatif terhadap laba bersih segmen usaha ini,” kata dia.

Menurut dia, penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18% menjadi 525 ribu unit. Astra sebagai penguasa pasar otomotif nasional, penjualannya turun 21 persen menjadi 263 ribu unit.

Penurunan penjualan tersebut, menyebabkan pangsa pasar Astra turun dari 52% pada semester I tahun lalu menjadi tinggal 50% per Juni 2015. Padahal, Astra telah meluncurkan sembilan model baru dan lima model facelift dalam enam bulan pertama 2015.

Khusus untuk sepeda motor, kata Prijono, penjualannya di Tanah Air anjlok 24% setelah hanya berhasil menjajakan 3,2 juta unit. Penurunan tersebut tak lepas dari kinerja negatif PT Astra Honda Motor (AHM) selaku pemain terbesar.

Penjualan Astra Honda Motor turun 19% menjadi 2,1 juta unit. Meski begitu, pangsa pasar Honda meningkat menjadi 67% per Juni 2015. Selama paruh pertama tahun ini, AHM tercatat telah meluncurkan delapan model baru motor Honda dan tiga model facelift.

Selain itu, lanjut Prijono, bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang rendah karena depresiasi nilai tukar rupiah. Hal ini terkait dengan penurunan laba bersih PT Astra Otoparts Tbk (AOP) sebesar 67% menjadi Rp 152 miliar.

“Penurunan laba AOP disebabkan oleh menurunnya volume dan depresiasi rupiah yang berimbas terhadap penurunan margin manufaktur,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved