Management Editor's Choice Strategy

Mesran Ekspansi ke Indochina

Mesran Ekspansi ke Indochina

Mesran adalah produk perdana pelumas dari Pertamina yang didirikan pada tahun 70-an. Saat itu terjadi pasar bebas tapi belum sebesar saat ini. Peluang masih sangat menarik karena pasarnya belum terlalu besar. PT Pertamina (Persero) ingin menguasai pasar domestik yang saat itu masih terbuka lebar khususnya di wilayah Asia.

“Karena pangsa pasarnya masih luas dan minim kompetitor, saat itu market share Mesran cukup besar mencapai 80%,” kata Vice President Marketing Retail PT Pertamina Lubricants, Syafanir Sayuti.

Setelah menguasai 40% pasar domestik, lanjut dia, perseroan memutuskan ekspansi ke luar negeri. Tepatnya pada tahun 2010, Pertamina Lubricants melakukan pemasaran di berbagai negara, seperti: Malaysia, Philipina, Afrika Selatan dan Timor Leste.

“Sejak dua tahun lalu, kami baru mulai agresif melakukan pemasaran di luar negeri. Targetnya, dalam kurun waktu 6 bulan ke depan, atau di awal tahun 2016 kami akan ekspansi ke negara Indochina,” ujar dia.

Vice President Marketing Retail PT Pertamina Lubricants, Syafanir Sayuti

Vice President Marketing Retail PT Pertamina Lubricants, Syafanir Sayuti

Perseroan punya keunggulan dari sisi distribusi sehingga produk pelumas bisa segera dikenal publik. Selain dijual lewat distributor yang tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air, produk juga dijual di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina. Perseroan juga melakukan branding di media cetak dan elektronik.

“Yang paling berkesan di awal pengenalan brand Mesran di tahun 80-an, adalah iklan pelumas Mesran dengan bintang iklan Mandra dan opletnya. Selebritis yang juga pernah menjadi bintang iklan Mesran adalah Gigi di awal tahun 2000,” katanya.

Saat ini, pangsa pasar pelumas otomotif Pertamina mencapai 40% di Indonesia. Yang terbesar dikuasai brand Mesran yang terdiri dari berbagai komposisi: Mesran super (30%), Mesran Series (36%), Mesran B (20%) dan Mesrania 2T (13%). Adapun, nilai penjualan pelumas Mesran mencapai Rp 1,5 triliun di tahun 2014.

Untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional, lanjut Syafanir, kualitas produk pelumas adalah nomor satu. Selanjutnya, optimalisasi jaringan distribusi di luar negeri lewat berbagai peluang dan kesempatan untuk melakukan promosi.

“Untuk cara sponsorship, kami hanya memperkenalkan pelumas Fastron di GP2, dan itu menggunakan holding Pertamina. Jika Pertamina dikenal, otomatis Mesran yang menjadi bagian dari Pertamina juga ikut terkenal,” ujar dia.

Saat ini, sudah lebih dari 70% bahan baku produksi Pertamina Lubricants didapat dari dalam negeri. Beberapa bahan baku seperti base oil dan beberapa jenis bahan additif sudah bisa diproduksi di Indonesia, sehingga tidak perlu impor. Untuk bisa lebih bersaing di pasar dalam negeri, Pertamina Lubricant berencana memberi diskon untuk produk-produknya. (Reportase: Syukron Ali)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved