Management Editor's Choice

Michelle Ingin Bateeq Jadi The Next Zara

Michelle Ingin Bateeq Jadi The Next Zara

Sukses menyelamatkan PT Dan Liris dari kebangkrutan, Michelle Tjokrosaputro masih punya mimpi besar lain, yakni membawa merek Bateeq mendunia. Bisnis Dan Liris kian berkembang dengan dibukanya brand Bateeq di bawah bendera PT Efrata Retailindo. “Ke depan, saya ingin Bateeq menjadi The Next Zara. Saya yakin bisa terwujud kalau konsisten dan kerja keras. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Kita pasti bisa,” katanya.

Pengalaman telah menempa Michelle menjadi pebisnis yang tangguh. Ia banyak menarik pelajaran berharga dari kerja kerasnya bersama jajaran direksi dan karyawan Dan Liris, menyelamatkan perusahaan batik terkemuka di Indonesia itu dari ancaman kebangkrutan. Kunci menghadapi persaingan bisnis adalah selektif menerima order. Jika sembarangan menerima order dari perusahaan-perusahaan besar dan ada sedikit saja kesalahan yang mengecewakan, akibatnya bisa fatal. “Saya lebih fokus untuk menerima permintaan seragam dari perusahaan besar seperti bank. Seragam adalah kebutuhan perusahaan yang setiap tahun selalu berganti (model). Permintaan akan selalu ada,” ujarnya.

Michelle Tjokrosaputro Direktur Utama Dan Liris Group of Company

Michelle Tjokrosaputro Direktur Utama Dan Liris Group of Company

Kebijakan yang selektif juga diterapkan wanita kelahiran Karanganyar, 22 Mei 1980 itu untuk mengembangkan brand Bateeq yang kini sudah punya 25 jaringan toko. Untuk keperluan pengembangan brand, Bateeq telah mengikuti ajang jakarta Fashion Week 2014, Indonesian Fashion Week dan J Spring Fashion Show di New York, Amerika Serikat, Maret lalu.

Pribadi Michelle yang bersahaja membuatnya tak pernah lupa kalau Dan Liris besar dan maju berkat doa kerja keras dan doa ratusan ribu karyawannya. Tak salah kalau ia dan karyawannya memutuskan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat di sekitar perusahaan lewat program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility-CSR). Kalau dulu program ini tak terstruktur dan hanya dilakukan sesekali, kini Dan Liris dan grup rutin melakukannya setiap bulan. Pelaksananya adalah masing-masing unit di perusahaan secara bergiliran.

Nilai bantuannya pun terus meningkat setiap tahun. Kalau pada tahun 2011 nilainya hanya Rp 70 juta, pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp 500 juta. Kehadiran Dan Liris kini tak hanya bermanfaat untuk ratusan ribu karyawannya, tetapi juga untuk masyarakat di sekitarnya. Misi bisnis memang harus dijalankan beriringan dengan misi sosial. Sehingga kekayaan tak hanya dinikmati sendiri, tetapi juga berkahnya dirasakan banyak orang. Itu baru seorang pengusaha sejati namanya. (Reportase: Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved