Management Strategy

Pesona Ancol Sebagai Magnet Wisata Sekaligus Edutainment

Pesona Ancol Sebagai Magnet Wisata Sekaligus Edutainment

Sebagai kawasan wisata terpadu dan terbesar di Asia Tenggara, Ancol Taman Impian tidak sekadar menyuguhkan berbagai wahana hiburan, tapi sekaligus menjadi tujuan rekreasi edukatif. Bahkan, ke depan Ancol berupaya menjadi obyek wisata kelas dunia. Apa saja yang dilakukan?

Orang Betawi bilang ‘Ancol kagak ada matinye’. Ungkapan itu menyiratkan bahwa Ancol Taman Impian terus berkreasi dan inovatif. Tidak hanya infrastruktur yang terus dibenahi, tapi juga lingkungan, pelayanan, teknologi, wisata kuliner, pasar seni, hiburan hingga menghadirkan berbagai wahana terkini yang bersifat mendidik.

Pusat hiburan yang dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) ini memang berbeda dengan tempat rekreasi pada umumnya. Di Ancol memadukan wisata indoor dan outdoor yang menyatu dengan alam, tapi aman dan nyaman. Apalagi tersedia beragam arena rekreasi dan resort, entertainment, konvensi dan wisata belanja. Tak heran jika tiap hari ada puluhan ribu pengunjung, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa membaur di sana. Kedatangannya bisa sendiri, grup atau bersama anggota keluarga.

Pemandangan Ancol Ecopark

Boleh dikata untuk kalangan remaja dan anak-anak menyukai wahana permainan seperti Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis Water Adventure, Gelanggang Samudera, plus Sea World. Namun, ada juga pengunjung yang datang ke Ancol sekadar ingin makan di Hailai, main bowling, ski air atau diving di Pantai Marina, nonton konser di Pantai Karnaval, atau melihat-lihat barang seni di Pasar Seni. Ada juga pengunjung yang datang menginap di resor, seperti Putri Duyung dan sejumlah cottage di Pulau Bidadari.

Nah, belakangan ini Ancol pun aktif menggelar berbagai kegiatan hiburan yang bersifat edukatif dan sains. Contoh kegiatan Kalbe City dan Kalbe Junior Science Fair (KJSF) 2013. Kalbe City merupakan wahana permainan sekaligus edukasi yang memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai sains dan kesehatan termasuk farmasi, consumer health, nutrisi serta distribusi dan logistik sebagaimana bisnis yang digeluti oleh Kalbe Farma.

YJ. Harwanto, Sesdit Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, menjelaskan, tema KJSF tahun 2013 tentang kemaritiman. Dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk menggandeng PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai mitra pelaksanaan KJSF 2013 yang akan berlangsung tanggal 20-22 September 2013 di Ocean Ecopark, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara.

Menurut Harwanto, sejatinya Ancol Taman Impian telah mengembangkan konsep edutainment sejak awal didirikan sekitar 26 tahun silam. Namun, secara formal baru diperkenalkan sejak 2002 dengan melibatkan Prof Yohanes Surya. Anak-anak yang ke Ancol tidak hanya sekadar berhura-hura, tetapi juga memiliki pengalaman sains, seperti pengalaman gravitasi melalui permainan Halilintar, perpindahan energi dari bandul melalui Kora-kora, dan mempelajari lumba-lumba sebagai mamalia di Sea World.

“Kepedulian Ancol terhadap hiburan berbasis edutainment patut diacungi jempol dan kami mendukungnya. Caranya, kami bekerja sama mengadakan Kalbe Junior Science Fair 2013 yang kini memasuki tahun ketiga dengan tema ‘Inovasi untuk kehidupan yang lebih baik’.. Acara ini ditujukan untuk keluarga Indonesia, khususnya anak-anak agar dapat menikmati ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan (edutainment.),” ungkap Widjanarko Loka Djaja, Direktur Sales and Marketing PT Kalbe Farma Tbk. Dipilihnya Ancol sebagai mitra KJSF karena PJA memiliki jam terbang puluhan tahun sebagai pengelola bisnis hiburan berbasis edukasi.

Opini Widjanarko benar. Peduli terhadap kebutuhan masyarakat akan rekreasi yang bersifat menghibur dan mendidik menjadi komitmen Ancol Taman Impian. Hiburan ini pun secara tidak langsung bermanfaat untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hari ini dan masa depan.

Petinggi PJA juga menegaskan komitmen perusahaan yang dipimpinnya. “Ancol Taman Impian telah menyediakan sarana yang memberikan kesenangan kepada masyarakat, akan tetapi belum memiliki arti penuh jika tidak disertai dengan muatan pembelanjaran. Kami ingin menegaskan komitmen Ancol yang tetap peduli terhadap kebutuhan masyarakat akan rekreasi bersifat menghibur, namun mendidik, dan menjadi kawasan wisata berbasis edutainment,” jelas Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan tegas.

Di Ancol, pengunjung tidak hanya belajar soal sains dan teknologi. Namun, juga mengenal dunia flora dan fauna. Di Ancol Ocean Ecopark misalnya, terdapat beberapa zona-zona dengan beragam jenis tanaman terkait ilmu botani dan ramah lingkungan. Hebatnya, pengunjung dapat menikmati berbagai tanaman langka di Indonesia dan dunia, serta belajar bercocok tanam yang sehat dan tepat.

Wahana yang tersedia di Ancol Ocean Ecopark antara lain Fantastique Show, Outboundholic, dan Green Mission Paintball. Untuk olahraga yang mengasyikkan ada segway, golfcar, bersepeda, trikker, plus boat kanal. Juga, dilengkapi sungai-sungai buatan yang membuat suasana makin asri dan kental nuansa pedesaan. Segway merupakan personal mobile yang dapat digunakan pengunjung untuk berkeliling Ancol Ocean Ecopark.

”Kami ingin mengajak pengunjung Ancol tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar tentang lingkungan hidup yang kini mulai banyak dilupakan oleh masyarakat,” tambah Winarto, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol. Untuk pembangunan theme park yang mengusung konsep hijau itu, PJA menggelontorkan dana invstasi Rp 1 triliun.

Inovasi green lifestyle dalam Ecopark terdiri dari tiga konsep yakni Green, Blue dan Red Ancol. Konsep pertama direalisasikan dengan menggarap lahan seluas 35 hektar untuk dijadikan wahana bermain dan edukasi (edutaiment). PJA mengubah area yang sebelumnya difungsikan sebagai lapangan golf, kemudian disulap menjadi kawasan hijau yang dipenuhi 200 pohon setiap hektarnya.

Dari luas lahan yang digarap, 93% untuk area hijau, sisa 7% untuk mendirikan bangunan. Konsep hijau ditonjolkan dengan menanam pohon-pohon langka dan diramaikan berbagai macam fauna. PJA akan menambah densitas pohon hingga lima kali lipat dari kondisi eksisting sebanyak 2.000 pohon menjadi 10.000 pohon.

“Bisnis lapangan golf kami yang sudah berjalan selama 20 tahun selalu merugi Rp 5 miliar setiap tahun Maka dari itu, kami menyulapnya menjadi kawasan hijau, meskipun sebelum lapangan golf diubah, “ jelas Budi kepada SWA beberapa waktu lalu.

Kegiatan Edutainment Kalbe Junior Science Fair (KJSF) 2013

Untuk mencapai tujuan Blue Ancol, PJA membangun daerah kanal sebesar 20% dari area Ecopark dengan pola pengembangan relink, reform dan create. Pembangunan kanal tersebut selain akan meningkatkan kemampuan water management sebagai drainase untuk mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi, juga sekaligus akan menjadi saluran transportasi air (water taxi) yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Ancol.

Pembangunan Ecopark bukan hanya sekadar menghijaukan lingkungan dan memberikan sarana edukasi, tetapi ada misi bisnis di dalamnya. Hal itu merupakan bagian dari konsep ketiga, Red Ancol. Di sini ada arena komersial seperti Show Fantastique, Green Mission Paintball, Eco-ride, dan Outbound. Show Fantastique yang merupakan sebuah pementasan dengan dukungan teknologi mutakhir seperti laser dan 3G. Green Mission Paintball adalah permainan paintball terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Ancol Ecopark membidik banyak kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik perorangan sampai perusahaan. Kehadiran wahana ini diharapkan mampu menjadi magnet untuk mendongkrak kunjungan ke Dufan. “Ecopark itu seperti sebuah lobi. Sebelum orang masuk ke Dufan, mereka bisa menikmati pemandangan dan bermain di Ecopark. Setelah satu jam bermain di Ecopark, mereka bisa melanjutkan permainan di Dufan. Kami menargetkan 3 juta pengunjung akan mampir ke Ecopark setiap tahun” ungkap Budi optimistis.

Selain Ecopark, PJA juga menjadi pelopor program desalinasi air laut. PJA bukan hanya mengolah air laut menjadi air tawar, tetapi juga mengolahnya menjadi kolam apung berkadar garam tinggi. Program ini dilakukan sejak awal tahun 2011 dengan menelan dana sekitar Rp 20 miliar. Investasi itu digelontorkan untuk membeli teknologi desalinasi dan membayar lembaga konsultan dari Singapura, PUB.

Yang jelas, melalui program desalinasi ini, PJA mengubah 7.000 m3 air laut menjadi 5.000 m3 air tawar per hari. Sisanya, sekitar 2.000 m3 untuk kolam apung. “Ide ini berangkat dari pengalaman kami yang tinggal di sekitar Ancol, di mana kami merasa kesulitan mendapatkan air yang layak digunakan setiap hari. Akibatnya, setiap tahun kami merugi Rp 10 miliar karena harus menyubsidi kebutuhan air bersih untuk operasionalisasi kami,” ungkap Budi. Kini, berkat inovasi itu, PJA tidak rugi lagi. Inovasi ini justru menambah nilai bisnis untuk bisnis wahana air Ancol.

Pemerhati bisnis hiburan anak mengingatkan Ancol Taman Impian tidak lekas berpuas diri dengan pencapaian sekarang. Meski menjadi pionir dan market leader bisnis hiburan, Ancol dituntut tetap kreatif dan inovatif agar pengunjung tetap setia berlibur di Ancol. “Sebagai pemain lama di industri theme park di Indonesia, Ancol tentu harus berinovasi dengan membuka berbagai konsep hiburan baru.Sebab, munculnya pesaing baru seperti Trans Studio di Bandung dan Makassar, otomotis menyedot pangsa pasar yang semula selalu pergi ke Dufan,” tukas Ari Kartika, Direktur PT Lintas Mitra Niaga ini menyarankan. Hal terpenting dalam membangun bisnis hiburan anak, lanjut Ari, terletak pada promosi dan program customer relationship management yang diterapkan.

Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk

Rekreasi menjadi backbone PJA

“Sampai sekarang unit bisnis rekreasi masih menjadi backbone dari PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) karena mendominasi revenue sebesar 70%,” ucap Budi Karya Sumadi, Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Itulah sebabya, PJA lebih fokus dalam pengembangan content dan inovasi baru untuk segmen itu. Hingga akhir tahun 2013, PJA menargetkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 1,3 triliun dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar Rp 1,1 triliun.

Tahun ini ada sejumlah proyek besar yang digarap unit bisnis rekreasi. Pertama, Pengembangan Ancol Promenade menjadi 8 meter sebagai peningkatan fasilitas promenade di kawasan pantai. Proyek ini mengakomodir kegiatan green lifestyle pengunjung seperti olahraga, bersepeda, jogging, dan sebagainya. Juga, terintegrasi dengan pengembangan lahan golf yang diubah menjadi ruang terbuka hijau sekitar 34 hektar yang menawarkan nilai-nilai edukasi (edutainment) dan petualangan (adventure), yaitu Ocean Ecopark.

Kedua, proyek pengembangan usaha Ancol ke bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) seluas hampir 5.000 m2. Ketiga, pengembangan indoor Dunia Fantasi pada lokasi ex. Ramashinta Dufan yang proyeknya antara lain, Flume Ride3D Immersion Tunnel, Heger Tower dan Kids Play Structure.

Selain Indoor Dufan, PJA juga tengah membangun New Hotel Putri Duyung Ancol. Pembangunan hotel sekelas bintang 4 ++ yang akan memiliki 310 kamar dan berlokasi di pinggir laut, serta dikelola jaringan hotel Marriot. Diharapkan selesai pada Desember 2013.

Proyek rekreasi lain yang tengah dikerjakan adalah Dufan Lifestyle Center yang lokasinya berada di atas lahan ex. Hailai dan akan terintegrasi dengan Bowling Area, serta terminal busway. Tak ketinggalan, proyek pengembangan Dufan Sea yang terdiri atas pembangunan thematic apartmen complex, condotel and hotel complex yang dilengkapi life style mall center, island theme park, water ride attractions, water front convention hall, serta Dufan Sea Theme Park.

Strategi pengembangan berbagai proyek di Ancol itu diharapkan Budi mampu mendongkak performa kinerja segmen usaha rekreasi menjadi lebih kinclong, baik dari jumlah pengunjung maupun pendapatan. “Kami juga tetap menjaga leverage yang konservatif, tetapi terus selalu berinovasi agar tetap dapat memimpin pasar di industri rekreasi,” Budi menegaskan.

Selain segmen rekreasi, PJA pun bakal menggenjot peningkatan pendapatan di bidang usaha properti. Kegiatan akan difokuskan pada pengembangan beberapa proyek properti prestisius yaitu, Apartemen Northland Ancol, kawasan hunian ekslusif CoastaVilla, Ancol Beachfront, serta penambahan landbank melalui upaya reklamasi seluas 818 hektar.

Strategi promosi dan hadapi persaingan

Pantang bagi kawasan wisata terpadu Ancol Taman Impian untuk banting harga. Guna menjaring pengunjung sebanyak-banyaknya, Ancol lebih memilih jurus diskon, rabat atau potong harga, ketimbang menurunkan banderol harga tiket. “Saat low season kami terapkan diskon, “ kata Winarto, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Adapun harga tiket masuk Dufan saat ini Rp 250.000 per orang. Tarif itu tidak akan naik meski ada pembukaan wahana baru pada Juni 2013 nanti. Pun, Ancol juga akan mengadakan beragam kegiatan promo untuk menggenjot jumlah pengunjung. PJA mematok target jumlah pengunjung sepanjang tahun 2013 adalah 15,5 juta orang. Tahun 2012 jumlah pengunjung tercatat 15 juta orang, sedangkan tahun 2011 mencapai 14,35 juta orang.

Tarif Dufan Rp 250.000 sebenarnya masih realistis jika dibandingkan Universal Studio di Singapura atau Disneyland di Hong Kong dan Jepang. “Namun, untuk warga luar Jakarta atau daerah-daerah yang ingin berlibur di Ancol terbilang mahal. Apalagi jika kami harus bawa rombongan keluarga. Empat orang saja biayanya minimal Rp 1 juta untuk masuk Dufan,” keluh Muhammad Yusuf, pengunjung asal Jombang, Jawa Timur saat melancong ke Ancol bersama isteri dan dua anaknya, beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi Ancol buka 24 jam tiap hari dari Senin – Minggu. Jika musim libur tiba jumlah tiket terjual bisa di atas 100 ribu tiket per hari. Sedangkan pada hari normal, tiket yang terjual hanya 20-30 ribu per hari.

Penambahan wahana baru di Dufan yang makin lengkap, PJA menargetkan porsi pengunjung yang pergi ke Dufan bisa lebih besar ketimbang yang ke pantai terhadap total pengunjung. Tahun 2012, porsi yang berkunjung ke Dufan sebanyak 40 persen, sedangkan yang pergi ke pantai sebanyak 60 persen.

Lantas, bagaimana tanggapan PJA terkait maraknya obyek wisata theme park baru yang terus bermunculan? “Kami senang karena industri ini tumbuh dengan baik. Pemainnya mulai banyak,” ujar Winarto, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan nada santai. Menurutnya, potensi pasar masih terbuka lebar mengingat dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, penetrasi yang mengunjungi tempat wisata sendiri baru 25-30 juta orang. Alhasil, Ancol tidak gentar hadapi persaingan.

”Ketatnya persaingan tempat rekreasi justru berdampak positif. Pertama, masyarakat mempunyai beragam alternatif lokasi wisata. Kedua, keberadaan taman-taman di kawasan wisata berdampak bagus bagi kondisi ekosistem lingkungan Tanah Air.kita,” jelas Winarto seraya mengatakan hanya pemain industri rekreasi yang kompeten sajalah yang bakal survive jangka panjang. Jadi, ingat Ancol, ingat ikon tempat rekreasi yang edukatif. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved