Management Strategy

Polygon Bawa Sepeda Naik Kelas

Polygon Bawa Sepeda Naik Kelas

Sepeda identik dengan alat transportasi rakyat jelata di era 90-an. Tak heran, PT Insera Sena, produsen sepeda bermerek Polygon sangat kesulitan memasarkan produknya. Saat itu, toko sepeda identik dengan kecil, kotor, pengap, dan banyak oli sehingga tidak cocok barang untuk gaya hidup dipasarkan di sana.

“Kami kesulitan mencari diler. Konsumen pun sulit menerima harga sepeda yang mahal. Tapi, kami beruntung punya diler yang loyal sampai sekarang. Kami juga membuat toko sendiri,” kata Direktur Pemasaran Polygon, Rony Liyanto.

Menurut dia, citra sepeda yang ada di kelas bawah dan sulitnya mencari diler adalah dua tantangan terbesar Polygon. Untunglah ada sebagian kecil orang yang menyadari kalau bersepeda sudah menjadi gaya hidup, terutama di luar negeri. Mereka yang baru pulang kuliah atau bekerja di luar negeri membawa gaya hidup ini ke Tanah Air.

“Kami masuk dengan kampanye itu, bahwa sepeda bukan alat transportasi tetapi lifestyle. Kami juga membuat program untuk sekolah-sekolah untuk memperkenalkan naik sepeda itu keren loh,” katanya.

Direktur Pemasaran PT Insera Sena, Rony Liyanto

Direktur Pemasaran PT Insera Sena, Rony Liyanto

Komunitas sepeda satu persatu mulai terbentuk. Selanjutnya adalah menyadarkan pemerintah daerah tentang pentingnya alat transportasi yang ramah lingkungan. Nah, sepeda adalah salah satunya.

Sejak tahun 2007-8, beberapa wilayah di Jakarta telah menggelar Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day). Beberapa kota besar di Indonesia lainnya seperti Bandung pun mengikuti langkah Jakarta.

Di sanalah, sepeda bisa leluasa berseliweran di jalanan. Brand Polygon pun perlahan menanjak. Apalagi jalur sepeda mulai banyak dibuat di jalan-jalan menuju jalan protokol.

Kehadiran komunitas sepeda sangat membantu penjualan Polygon. Seiring harganya yang cukup mahal, minimal Rp 2 juta, tak banyak masyarakat yang tertarik membeli sebelum tahu betul apa saja keunggulan sepeda tersebut.

Di komunitas, anggotanya saling membicarakan keunggulan merek sepeda tertentu di jagat maya. Komunitas pecinta Polygon, Polygon Riders, kini sudah punya 2.000 lebih anggota yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.

“Kami mulai merasakan pada 2005-06, penjualan mulai naik. Masyarakat sudah menerima sepeda adalah salah satu produk lifestyle. Kami mulai branding sejak 2001 dan mulai eksis secara nasional sejak 2004,” kata Rony.

Dia menjelaskan, Polygon menyasar kelas menengah atas dengan harga sepeda mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 62 juta per unit. Perseroan juga menggandeng banyak korporasi untuk membuat sepeda bagi para karyawannya seperti Ancol, Universitas Indonesia, dan beberapa kompleks perumahan.

“Ini bagian dari memperkenalkan gaya hidup bersepeda. Jika ada satu komunitas tertentu ingin merasakan kenikmatan bersepeda bisa menjajal program peminjaman gratis. Program ini telah berjalan selama 2-3 tahun terakhir,” katanya. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved