Management Strategy

Ritel Minim Talent, Ini yang Dilakukan Erajaya

Ritel Minim Talent, Ini yang Dilakukan Erajaya

PT Erajaya Swasembada Tbk (Erajaya) adalah perusahaan ritel dan distribusi perangkat elektronik yang berhubungan dengan telekomunikasi seperti handset, kartu SIM, kartu voucher prabayar, aksesoris, komputer, dan segala jenis gadget elektronik.

Manajer HR People Development SeteErajaya, Budi Hartono, tahu betul sumber daya manusia yang berkualitas di sektor ritel sangat terbatas. lah membeli perusahaan ritel di Malaysia dan Singapura, tampak jelas kalau Erajaya kekurangan talent. “Tantangan lainnya adalah turnover di ritel bisa dibilang tinggi dan waktu kerjanya singkat,” katanya.

Itulah kenapa Erajaya Group fokus menyiapkan talenta sesuai kebutuhan bisnis yang tengah berkembang. Upaya membangun budaya dan kepemimpinan juga masih menjadi kendala tersendiri di perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun 2011 ini.

“Caranya, kami melakukan event innovation award. Masing-masing unit bisnis harus membuat continuous improvement. Nah, dari event itu kami masuk,” katanya.

Manager HR People Development Erajaya, Budi Hartono

Manager HR People Development Erajaya, Budi Hartono

Dia menjelaskan, perseroan juga menyiapkan leader-leadernya terlebih dulu lewat serangkaian pelatihan yang bekerja sama dengan pihak luar yang lebih ahli. Hanya karyawan yang lulus seleksi yang bisa mengikutinya dengan syarat umum tidak pernah melakukan pelanggaran dan memiliki performance di level A selama dua tahun berturut-turut.

“HR hanya menjadi partner strategis bisnis. Jadi, HR harus bisa memberikan program-program yang mendukung bisnis mau seperti apa ke depan. Tentu, end to end dari recruitment, assessment, development, reward, dan performance system harus terintegrasi,” ujarnya.

Inisiatif bagus Erajaya Group pada tahun 2015 adalah membuat kompetensi handbook, yaitu core competency, technical competency, dan managerial competency. Dalam pembuatannya, HR bekerjasama dengan masing-masing bisnis dan unit. Program continuous improvement juga baru berjalan tahun 2015.

“Itu semua kami develop tanpa budget tambahan karena kebetulan kami punya trainer yang basic-nya IT. Penggunaan teknologi ini penting agar HR tidak ketinggalan zaman,” ujarnya. (Reportase: Nerissa Arviana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved