Management Editor's Choice Strategy

Solusi Ikafood Putramas Tembus Pasar Global

Solusi Ikafood Putramas Tembus Pasar Global

Indonesia kaya akan kuliner yang menggugah selera. Salah satunya karena ragam bumbu masak dan penyedap masakan yang punya citarasa tinggi. Bisnis bumbu dan penyedap masakan inilah yang melambungkan Ikafood Putramas (Kokita) di pasar dunia. Berdiri pada tahun 1987, Ikafood Putramas sudah mulai melakukan ekspor pada tahun 1995.

Saat memutuskan masuk ke satu negara, perseroan harus sudah menemukan partner yang tepat. Selanjutnya, menentukan strategi pemasarannya. Misalnya, dengan meminta bantuan ke kedutaan besar, mengikuti beragam pameran, hingga memasang iklan sendiri.

“Misalnya di Vietnam kami pasang iklan: Indonesia mencari distributor untuk makanan, bagi yang berminat hubungi email ini”. Nanti dari situ akan ada masukan-masukan, lalu kami berangkat ke Negara tersebut,” kata Boy Gaswin Zen, Manager Export PT Ikafood Putramas.

Ada cerita unik saat perseroan ingin mendaftarkan produknya di Vietnam. Salah satu syaratnya adalah harus mengirimkan sampel produk. Namun, saat dikirim, produk tersebut ditolak dengan alasan belum terdaftar. Memang, produk itu adalah sampel untuk mendapatkan registrasi. Tapi, imigrasi di sana tak bisa negosiasi.

“Akhirnya kami akali dengan mengirim ke Kedutaan Besar. Minta tolong orang kedutaan, jadi package diplomatik, hasilnya diterima. Pembeli kami suruh ambil ke Kedutaan Besar Indonesia di Ho Chi Minh, Hanoi, Vietnam,” katanya sembari terbahak.

kokita

Menurut dia, pasar Amerika Serikat dan beberapa Negara lain tergolong sulit ditembus. Tapi, perseron tak patah arang. Beragam cara dilakukan untuk bisa jualan di Negara-negara tersebut. Hingga, akhirnya bisa juga ditembus. Untuk menjaga pasar yang sudah ada, solusinya ada tiga, yakni cara tepat, waktu tepat, dan produk tepat.

Ikafood Putramas tak bisa lagi coba-coba dalam mengekspor produknya. Mereka harus focus dengan produk yang terbukti sudah punya pasar. Dari sana, aktivitas marketing digelar untuk mempertahankan pasar. Jika produk telanjur hilang dari pasaran, sulit bagi perseroan untuk mengenalkan kembali.

“Jadi, walau kadang harus merugi itu tidak apa-apa. Kami terus men-supply terus dan tetap promosi. Kadang-kadang koki kita juga roadshow dari kota ke kota, mengundang pemilik restoran, melakukan demo masak, menjelaskan penggunaan bumbu seperti apa, supaya mereka mau beli,” katanya.

Jualan bumbu juga gampang-gampang susah. Misalnya, jualan bumbu gado-gado dan saus sambal di dalam negeri sangat mudah karena sudah dikenal masyarakat.

Namun, bayangkan kalau produknya adalah sambal terasi yang akan dijual ke Korea. Warga di Negeri Ginseng tentu belum mengenal bumbu masakan tersebut. Disinilah pentingnya pengenalan produk dalam kegiatan promosi.

Hingga saat ini, Ikafood Putramas telah mengekspor ke belasan Negara di dunia dengan prioritas ke Jepang, Amerika, dan Korea yang sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu. Disusul, Australia, Norwegia, Belanda, Taiwan, Hongkong, dan Timur Tengah, serta beberapa Negara lain yang sifatnya insidentil.

Adapun, pertumbuhan rata-rata ekspor pertahun sekitar 20-40%. Pendapatan dari pasar ekspor mencapai 20-30% dari total income. Pada tahun ini, penjualan akan sedikit menurun akibat perlambatan ekonomi.

“Amerika terlalu kuat, tapi dengan peraturan fiskal di Negara mereka sendiri walaupun dolar menguat tapi ternyata spending merek juga tidak terlalu besar. Jadi tahun ini saya prediksi akan mengalami sedikit penurunan. Kalau dari segi jumlah kami belum begitu nyaman memberikannya,” katanya. (Reportase: Putri Wahyuni)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved