Management Strategy

TravelRave 2015: Semua Mata Tertuju ke Asia

TravelRave 2015: Semua Mata Tertuju ke Asia

Pelemahan ekonomi global masih sangat terasa. Semua sendi ekonomi terpengaruh. Termasuk, industri pariwisata. Semua menunggu ke arah mana gelombang pertumbuhan industri tersebut selama 5 tahun ke depan.

Yang menarik, Asia diprediksi akan menyumbang 40% dari total 1,26 miliar wisatawan global pada 2020 mendatang. Generasi Milenial Asia diprediksi menjadi faktor utama pemicu pertumbuhan industri pariwisata di masa mendatang.

Tahun 2013 lalu, pengeluaran belanja para wisatawan Asia mencapai US$ 215 miliar dan akan naik sebesar 58% di tahun 2020. Dalam kelompok ini, wisatawan Milenial Indonesia tercatat melakukan liburan secara impulsif dan sangat mengandalkan informasi dari mulut ke mulut (word of mouth). Mereka rata-rata berlibur sebanyak dua kali dalam setahun dan menghabiskan waktu rata-rata empat malam.

“Generasi Milenial merupakan peluang yang sangat besar bagi industri pariwisata. Untuk berhasil menaklukan pasar ini, para pemain industri pariwisata perlu memahami preferensi mereka dan memberikan sesuai yang mereka inginkan,” kata Andrew Phua, Director Exhibitions and Conferences Singapore Tourism Board dalam rilisnya.

travelrave

Danny Kim, Analyst, Travel Team di Google Asia Pasifik menambahkan, tren terkini pencarian kata kunci wisata, kalender wisata serta peran teknologi mobile dalam proses pengambilan keputusan konsumen yang dapat dimanfatkan para pemain industri pariwisata.

Perilaku online para Generasi Milenial berubah secara signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kemudahan akses terhadap informasi dan berbagai pilihan di setiap fase dalam perjalanan memengaruhi pengambilan keputusan konsumen.

“Itu semua sejalan dengan semakin meluasnya penetrasi perangkat mobile dan internet. Inilah peluang bagi para pemain industri pariwisata,” kata dia.

Teknologi baru juga telah mengubah industri pariwisata di Asia. Gaery Undarsa, Managing Director dan Co-Founder Tiket.com menilai potensi untuk pertumbuhan sangat besar. Namun para pemain bisnis pariwisata harus terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan kini.

“Peningkatan jangkauan internet dan semakin meluasnya penggunaan smartphone juga membuka peluang besar bagi industri pemesanan online . Ini merupakan peran industri pariwisata untuk mengedukasi pasar terkait manfaat yang dapat diberikan,” katanya.

Adi Satria, Vice President, Sales, Marketing and Distribution untuk Malaysia, Indonesia dan Singapura Accor Hotel mengatakan, penggunaan teknologi masa kini maupun yang sedang berkembang dapat mendukung dan membantu meningkatkan sumber penghasilan, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong standar layanan konsumen.

“Transformasi digital AccorHotels dirancang untuk menggabungkan teknologi digital di seluruh rangkaian perjalanan pelanggan, meningkatkan layanan pada mitra investor dan mengonsolidasikan pangsa pasar distribusi,” katanya

Anthony Akili, Group President dan CEO Smailing Tour and Travel Service menambahkan, pelaku industri pariwisata harus mengembangkan bisnisnya agar tetap kompetitif dan dapat memenuhi permintaan pasar. Ia juga mendorong para pelaku bisnis travel untuk terus belajar, membangun jejaring dan berbagi pemikiran.

“Sebagai pemain yang sudah berkecimpung cukup lama di industri pariwisata, Smailing Tour telah melakukan perubahan dari sisi operasional dan proses bisnis guna mempertahankan daya saing dalam pasar pariwisata yang dinamis,” ujar dia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved