Marketing Strategy

Alami Negatif WOM, Sidomuncul Tak Ingin Menuntut Siapapun

20150814_094415

Bulan Juni lalu beredar foto di media sosial yang menunjukkan bahwa produk Tolak Angin Sidomuncul yang dijual di Amerika, utamanya di California, sebagai salah satu produk Indonesia yang ditempeli label Prop.65 (Preposition 65).

Diketahui, bagi produk atau lembaga yang mendapat label Prop.65, karena diduga (tanpa tes, red) produk Tolak Angin yang bubuk jahenya mengandung Lead yang bisa menyebabkan kanker.

Tentu ini menjadi negative word of mouth (WOM) bagi produk ini, apalagi viral ini juga sampai ke Tanah Air. Pada kesempatan bertemu wartawan kemarin, Irwan Hidayat, menyampaikan bahwa pelabelan tersebut sangat gegabah dan tanpa sepengetahuannya. Bertempat di Kantor Badan POM RI, Irwan ditemani Kepala Badan POM Dr. Ir. Roy Alexander Sparringa dijelaskan kronologis bagaimana hal ini bisa terjadi.

Diceritakan Irwan, Tolak Angin yang sudah diekspor dan bisa ditemui di berbagai toko oriental di seluruh dunia ini, merupakan kali pertama mendapat pelabelan seperti ini. “Saya dapat kronologis dari distributor saya di sana, Pak Sunarto Ruski, VP PT Empire International, bahwa pada 27 Mei lalu pihaknya mendapat tuntutan dari sekelompok pengacara yang menyatakan bahwa kami melanggar Prop.65. Bukan hanya produk kami yang mendapat peringatan ini, gedung-gedung di sana juga,” jelas Irwan sambil menunjukan beberapa gedung yang juga ditempeli label yang sama. Pengacara PT Empire International lalu menyarankan agar semua produk impor mereka diberi label sama saja, agar tidak merepotkan. Inilah yang disebut Irwan sebagai tindakan gegabah.

Ditambahkan Dr. Roy, label tersebut memang biasa diberikan oleh pemerintah California sebagai upaya menjaga penduduknya dari paparan zat kimia, penyebab kanker, cacat lahir, toksisitas, gangguan reporduksi dan sebagainya. Karena dalam sebaran di media sosial tersebut dikait-kaitkan dengan Badan POM, maka Roy merasa berhak juga meluruskan dan mencek kembali. “Kami lakukan tes acak di 39 sampel, di berbagai titik peredaran, kami gunakan alat standar internasional bahwa dalam produk Tolak Angin tidak tertedeksi zat tersebut. Alat tes kami sangat sensitive, bahwa pada Tolak Angin tidak ditemukan kandungan logam berat Pb, Cd, As dan Hg,” paparnya.

Irwan pun mengatakan pihaknya melakukan inisiatif sendiri untuk membuktikan bahwa jahe dalam produk Tolak Angin-nya tidak mengandung zat yang dimaksud ke laboratorium di California yang hasilnya diterima pada 13 Juli 2015. “Distributor kami pun meminta maaf atas kesalahan pelabelan tersebut setelah melihat hasilnya, bahwa dari Analytical Report dari National Food Lab di Livermore California, menyatakan bahwa Lead tidak terdeteksi di produk Tolak Angin,” jelasnya.

Meski mengalami viral negatif, Irwan mengaku justru ini menjadi blessing bagi perusahaannya. “Kami jadi inisiatif melakukan tes di sana, jadi pembuktian bahwa produk herbal kami sangat terstandar,” tegasnya. Ini jadi kampanye bagi Sidomuncul, produk-produk mereka diproduksi dengan tes laboratorium canggih, bahkan alatnya bisa mendeteksi hingga dibawah zero. “Lab kami didukung oleh 207 orang pekerja dari total 2000 pekerja Sidomuncul, artinya ini sama dengan 5 persennya,” ujarnya tentang keseriusan perusahaannya dalam menjaga mutu produk. Sekitar 5 persen dari total produksi Sidomuncul saat ini dijual untuk ekspor.

“Saya tidak ada niat menuntut apapun ke distributor kami ataus siapapun yang menyebarkan info negative tersebut, kami justru mengambil hikmah bahwa kami harus lebih hati-hati dengan adanya kejadian ini,” dia menejaskan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved