Marketing Strategy

Ekonomi Sulit, Perusahaan Pangkas Biaya Promosi & Investasi

Ekonomi Sulit, Perusahaan Pangkas Biaya Promosi & Investasi

Hasil riset Indonesia Best Brand Award 2015 yang digelar Majalah SWA bekerjasama dengan lembaga riset MARS menunjukkan, perusahaan memotong alokasi anggaran komunikasi dan promosi seiring lesunya perekonomian. Survei yang ke-14 kalinya ini digelar di 7 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Banjarmasin.

Dr. Ir. Asto Sunu Subroto, MM President Director of MARS Indonesia, berpose berbagai gaya di kantor, Sajuta Edisi20 2015

Dr. Ir. Asto Sunu Subroto, MM President Director of MARS Indonesia, berpose berbagai gaya di kantor, Sajuta Edisi20 2015

Menurunnya anggaran promosi dan investasi berdampak buruk pada menurunnya ad awareness dan brand value. Beberapa merek yang sebelumnya menjadi juara tiga tahun berturut-turut harus tersingkir pada tahun ini. Demikian diungkapkan Asto Sunu Subroto, President Director PT Mars Indonesia.

“Tahun ini terasa sekali krisisnya. Ada beberapa merk yang tetap menjaga budget komunikasinya, tetapi mayoritas industri mengalami penurunan pada brand value sekitar 10 persen. Yang menarik adalah Viva masih menempati posisi atas pada kategori cosmetik & personal care,” katanya.

Menurutnya, Viva masih berkuasa karena investasi jangka panjang yang telah dilakukan. Walaupun kondisi ekonomi tengah sulit dan memaksa perusahaan menunda investasi, merek tersebut masih bertahan di pasar.

Yang mengejutkan, Exta Joss kembali menang pada tahun ini setelah tahun-tahun sebelumnya dikuasai Kratingdaeng dan Kuku Bima Energi di kategori minuman ringan. Yang tidak terlalu berubah adalah Sanyo yang masih berkuasa di kategori pompa air.

“Sanyo konsisten melakukan komunikasi promosi, inovasi produk, serta pemasaran. Saat ini, pemasaran below the line dengan sales promotion lebih baik dibanding above the line, kecuali media memberi diskon yang besar,” katanya.

Jawara dari Korea, Samsung sukses menggeser posisi Nokia yang sebelumnya selalu nangkring di peringkat pertama sejak tahun 2012 di kategori ponsel. Jepang juga harus rela posisinya dikudeta Korea di pasar elektronik. Merek Sharp tergeser oleh merek LG.

Menurut dia, investasi merek adalah proyek jangka panjang. Brand awareness bisa terjaga baik bila perusahaan konsisten berinvestasi primer. “Nokia yang sudah lama tidak berinvestasi, harus merelakan posisinya. Setelah sempat menancap kuat di benak konsumen, akhirnya Samsung sukses menyalip pada tahun ini,” kata dia.

Asto menjelaskan, mengelola mereka sama seperti mengelola perusahaan secara utuh. Sehingga, perusahaan harus konsisten melakukan inovasi dalam hal produk, distribusi, harga, jaringan, dan komunikasi. Apalagi, di era media sosial seperti sekarang, dimana media semakin sulit dikelola karena iklan dengan mudah ditemukan di mana-mana, baik legal maupun tidak.

“Untuk membangun partisipasi konsumen bisa dilakukan dengan memasukkan mereka dalam consumer database melalui Twitter, FB, email, dan lain-lain. Disinilah pentingnya big data. Consumer goods seperti MDS, Metro, dan Sogo sudah mengelola consumer database,” katanya. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved