Marketing Strategy

Enviplast, Inovasi Kantong Ramah Lingkungan

Enviplast, Inovasi Kantong Ramah Lingkungan

Akhir-akhir ini musibah banjir terjadi di mana-mana. Setiap musim hujan tiba, bencana banjir mengancam. Apalagi di beberapa wilayah Jakarta, tahun 2014 ini banjir terjadi hingga 7 kali. Ironisnya, salah satu penyebab banjir adalah tumpukan sampah. Dan bahan-bahan plastik yang tidak dapat terurai menjadi penyebab sampah menggunung.

Mengacu pada data Yahoo! News, Indonesia tercatat menghasilkan lebih dari 100 miliar kantong plastik setiap tahunnya. Jumlah itu setara dengan 12 juta barel minyak bumi atau senilai Rp 11 triliun. Padahal, sampah kantong plastik menghabiskan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai dan membunuh hingga lebih dari 1 juta hewan laut per tahunnya sebagaimana dilaporkan United Nations Environmental Program.

Semua orang pun tahu bahwa di balik kegunaannya, kantong plastik merupakan ancaman bagi kelestarian alam apabila tidak dikelola dengan baik. Kantong plastik merupakan kontributor terbesar sampah plastik penyebab kerusakan kesuburan tanah serta bencana banjir. Beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Italia, India, dan negara lainnya telah memberi perhatian khusus terhadap isu lingkungan ini dan terlebih dahulu menerapkan peraturan-peraturan ketat mengenai penggunaan kantong plastik.

(kiri) Herman Moeliana, Presiden Direktur PT Inter Aneka Lestari Kimia.

(kiri) Herman Moeliana, Presiden Direktur PT Inter Aneka Lestari Kimia.

Berangkat dari keprihatinan itu, terutama bahaya kerusakan lingkungan, PT Inter Aneka Lestari Kimia (IALK) terinspirasi untuk memproduksi Enviplast. Langkah ini juga didorong oleh kebijakan Perda DKI Jakarta No.3/2013 mengenai pengelolaan sampah. Perda ini mencakup denda Rp 5 – 25 juta bagi pengelola pusat perbelanjaan yang tidak menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar sampah kantong plastik berasal dari kegiatan jual beli masyarakat. Dengan adanya sanksi ini diharapkan masalah sampah kantong plastik bisa ditekan.

Bukan kantong biasa

Apa sih Enviplast? Produk ini adalah terobosan di industri kantong. Enviplast bukan kantong biasa. Pasalnya, bahan pembuatan Enviplast bukan dari plastik, tapi tepung tapioka atau pati. Hingga saat ini, komposisi pati yang terkandung dalam setiap produk Enviplast mencapai angka 40% dan ditargetkan bisa mencapai 60%.

Kehadiran Enviplast tidak hanya sebagai jawaban atas solusi alternatif kantong yang praktis bagi masyarakat, tapi juga mendukung upaya pelestarian alam dan prospeknya cerah untuk memperkuat perekonomian nasional.

“Enviplast adalah sebuah terobosan baru, karena tidak terbuat dari bahan yang berasal dari minyak bumi. Bahan utama Enviplast terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat diperbaharui, seperti tepung singkong (atau pati alami lainnya), turunan minyak nabati dan bahan alami lainnya. Hal ini menjadikan Enviplast ramah lingkungan, aman bagi pertumbuhan tanaman, dan tidak berbahaya bagi hewan-hewan, baik di daratan maupun di dalam air,” ujar Herman Moeliana, Presiden Direktur PT Inter Aneka Lestari Kimia.

Sebelum Enviplast diluncurkan ke pasar, riset mendalam telah dilakukan. Tahun 2008, Herman yang juga founder perusahaan IALK bersama tim sudah meneliti proses pembuatan Enviplast. Selanjutnya, edukasi pasar dilakukan sembari memperkenalkan Enviplast ke publik. Setidaknya pada ajang olahraga bergengsi di Palembang, yaitu Sea Games ke-26 tahun 2011, kantong Enviplast pertama kali diluncurkan ke masyarakat.

Sejauh ini Enviplast sudah diproduksi lebih dari 300 ton kantong plastik berbahan singkong yang dihasilkan dari perkebunan di Lampung. Yang menarik, dari hasil penelitian tim Enviplast, produk inovatif ini terurai dalam jangka 3-6 bulan di lingkungan alami. Sedangkan sisa uraiannya menjadi kompos yang aman untuk lingkungan plus makhluk hidup.

Enviplast merupakan polimer biodegradable, yang dapat terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme dan air. Hasil uraian Enviplast adalah karbondioksida (CO2), air (H2O) dan biomasa. Enviplast juga termasuk bahan compostable, yaitu dapat menjadi kompos di dalam tanah. Hal ini akan menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, sehingga meningkatkan daya serap air dari tanah.

Selain oleh mikroorganisme, Enviplast juga dimakan oleh binatang seperti serangga, siput, serta hewan kecil lainnya, baik di darat maupun di air, tanpa menimbulkan akibat buruk seperti efek racun atau bahaya lainnya.

Kantong Enviplast aman dimakan serangga

Kantong Enviplast aman dimakan serangga

Berbeda dengan plastik konvensional, Enviplast sangat ramah lingkungan, yang bisa ditunjukkan bila Enviplast ada di dalam air akan melunak dan tenggelam, sehingga memudahkan terdegradasi dan dimakan oleh mikro/makro organisme, serta tidak menyumbat saluran pembuangan air. Enviplast juga tidak menghasilkan gas kimia berbahaya atau residu lelehan bila dibakar.

Kelebihan Enviplast akan larut dan menjadi lembek jika terkena air. Namun, akan tetap utuh jika terkena minyak panas, bensin maupun sulfat. Tapi, untuk masalah kekuatan menahan kapasitas beban, Enviplast kalah dengan plastik pada umumnya. Walaupun demikian, yang harus diedukasi kepada masyarakat adalah proses produksi dan hasil akhir produk akan menyelamatkan lingkungan dan generasi anak cucu kita. Sebab, Enviplast tidak seperti plastik yang menggunakan bahan dasar minyak bumi.

Sekadar informasi kantong Enviplast memiliki kepadatan 1,25-1,27 g/cm kubik dan Melt Flow Index (ASTM D882) 0,5-5,0 g/10min. Sementara titik lelehnya (Melting Point) berkisar di angka 140-160 derajat Celcius dengan kekuatan renggang mencapai 4-8 MPa.

Kendati Enviplast adalah produk kantong yang ramah lingkungan, tapi penjualannya belum terlalu meluas. Mengapa? Rupanya, kesulitan pemasaran saat ini adalah harga Enviplast terbilang di atas tas kresek atau kantong plastik pada umumnya. Perbandingan harganya bisa selisih 2-2,5 kali kantong plastik biasa. Jadi, perlu waktu untuk sosialisasi dan edukasi pasar lebih luas.

Manfaat produk Enviplast kini banyak digunakan sebagai kantong belanja, kantong pembungkus baju, celemek sekali pakai hingga pembungkus peralatan elektronik, spare parts, dan sebagainya.

Kantong Enviplast tidak hangus meski diseterika

Kantong Enviplast tidak hangus meski diseterika

Prospek Enviplast

Keberhasilan Enviplast menerobos pasar kantong di Tanah Air tidak luput dari reputasi PT Inter Aneka Lestari Kimia (IALK). Perusahaan yang dibesut sejak tahun 1985 itu telah dikenal menghasilkan produk-produk kimia bahan bangunan, di antaranya Aquaproof. Pada 1990, IALK mulai memproduksi plastik masterbatch & compound untuk keperluan industri pengolahan plastik.

Hingga kini, IALK telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin pasar dan pionir di industri plastik dan bahan kimia bangunan melalui inovasi berkesinambungan, seperti produk Enviplast. Selain memiliki sertifikat ISO 9001, OHSAS 18001, ISO 14001, IALK juga telah menerima sejumlah penghargaan sebagai bukti atas komitmennya untuk terus mempertahankan kualitas manajemen dan inovasi produk.

Kendati produk Enviplast kini belum menguasai total pasar, tapi ke depan Herman optimistis Enviplast bakal menyusul keberhasilan Aquaproof. Asumsinya didasari oleh tren go green yang kini gencar digalakkan kampanyenya dan seiring meningkatnya pemahaman masyarakat pada lingkungan hidup.

Herman benar. Seiring berjalannya waktu, respons masyarakat juga mulai positif terhadap Enviplast. Target pasar yang dibidik Enviplast adalah end user (konsumen) dan business to business. Hasilnya? Lihat saja di sejumlah restoran, laundry, garmen, pabrikan suku cadang sudah menggunakan produk Enviplast. Contoh, jaringan grup Pizza Hut, restoran Satoo di Shangri-La Jakarta, Bogor Laundry, Golf Bandar Kemayoran, dan lainnya.

“Saya menggunakan kantong Enviplast untuk keperluan buang sampah rumah tangga biar tidak pakai kantong kresek. Kebiasaan pakai kantong yang ramah lingkungan harus dibudayakan mulai dari rumah-rumah, karena penyokong sampah terbesar dari kalangan rumah tangga. Jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi demi masa depan lingkungan untuk anak cucu kita,” jelas Fairuz Puspita, konsumen Enviplast yang mengaku kenal produk Enviplast saat lihat pameran di JIExpo Kemayoran tahun 2012.

Senada dengan Fairuz, eksekutif Grup Pizza Hut yang kebetulan juga menjadi klien Enviplast mengakui, penggunaan produk ini demi menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi Pizza Hut juga gencar menggunakan produk lokal, dan Enviplast termasuk kategori itu. Kini, ada 46 suplier lokal digandeng sebagai pemasok kebutuhan 204 outlet Pizza Hut dan 80 outlet PHD. “Memaksimalkan sumber daya lokal tak hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pizza, tapi juga penyediaan peralatan dapur, peralatan makan furniture, hingga kantog yang ramah lingkungan,” jelas Riri F. Hasan, Marketing Manager Pizza Hut Delivery.

Bagi Herman, Enviplast tidak melulu business oriented. Namun, ada misi edukasinya juga. “Produk Enviplast merupakan bisnis edukatif dengan tujuan mengubah budaya penggunaan plastik menjadi kantong yang ramah lingkungan,” dia menegaskan.

Ke depan, Herman berharap Enviplast dapat menjadi ikon Indonesia di mata dunia. Itulah sebabnya pihaknya gencar mengedukasi pasar. “Untuk tiga sampai empat tahun ke depan, Enviplast tidak menargetkan keuntungan. Namun, Enviplast masih akan fokus pada edukasi pasar, termasuk gerliya sekaligus pendekatan kepada decision maker di perusahaan terkait program Corporate Social Responsibility yang peduli lingkungan atau go green,” tegas Herman. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved