Marketing Strategy

Wangsa Jelita Kuatkan Misi Produk Kecantikan yang Natural

Wangsa Jelita Kuatkan Misi Produk Kecantikan yang Natural

Nadya Saib, Founder Wangsa Jelita

Nadya Saib, Founder Wangsa Jelita

Dewasa ini makin banyak masyarakat yang sadar manfaat dari produk kecantikan yang natural. Selain aman bagi tubuh, karena terbuat dari bahan-bahan alami dari alam, produk natural juga dapat meningkatkan pendapatan sendiri bagi produser. Pasalnya, market size produk natural tersebut sangat terbuka lebar dan prospektif di Indonesia terutama untuk usia 18-35 tahun yang didominasi oleh ibu-ibu muda. Hal tersebut diungkapkan oleh Nadya Saib, Founder sekaligus Chief Executive Officer dari Wangsa Jelita di Warung Kebunku, Jakarta (21/4/2015).

Menurut bungsu dari 3 bersaudara ini, Wangsa Jelita hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan produk kecantikan yang benar-benar natural, tidak hanya sekadar memberi lebel natural pada produk, tetapi juga proses dari hulu hingga hilirnya juga terus dijaga kenaturalannya. Karena di Indonesia sendiri tidak ada aturan atau regulasi mengenai pelebelan natural. Jadi, siapa saja bisa dengan mudah mengklaim produknya natural.

“Memang tidak ada produk kecantikan yang benar-benar natural, semuanya tetap akan melewati proses campuran kimia. Hanya saja jenis kimia yang bagaimana dan seberapa banyak porsinya yang cocok untuk tubuh kita, itu yang jarang diperhatikan oleh produsen,” ungkap lulusan Farmasi Institut Teknologi Bandung itu.

Untuk itu, Nadya menambahkan semua produk di Wangsa Jelita tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang membahayakan tubuh manusia. Seperti penggunaan pengawet peraben, lalu bahan kimia SLS (Sodium Laureth Sulfate) yang efek negatifnya sangat banyak bagi tubuh. Nadya menegaskan, bahan campuran kimia dalam produk Wangsa Jelita porsinya proposional dan aman bagi tubuh.

Sejak didirikan tahun 2008 di Bandung, Wangsa Jelita mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, khususnya pada tahun 2012 hingga tahun 2014. Hampir 90% produknya ludes terjual dari corporate order, lewat saran tim agar misi natural tetap tersampaikan, Wangsa Jelita merubah sasaran pasar kepada end consumer dan berhasil menembus angka 90% penjualan lewat berbagai media, baik online maupun offline.

Dalam kesempatan bertemu dengan SWA Online di sela-sela peluncuran wajah baru logo dan kemasan produk yang lebih segar dan menarik itu, Nadya menceritakan awal pendirian Wangsa Jelita bermula dari keinginannya untuk memiliki usaha sendiri di bidang kecantikan. Setelah bertemu dengan partner bisnis yang tepat, ia bersama ke dua temannya join venture dengan nominal masing-masing Rp 500 ribu sebagai modal awal.

“Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) memberikan saham senilai Rp 300 juta dengan sistem Equity untuk pengembangan bisnis kami,” terang Nadya.

Sedangkan untuk tempat produksi yang bermula dari home industri, kini beralih ke perusahaan profesional di Solo dan Jakarta dengan ramuan dan pengawasan rutin dari tim Wangsa Jelita. Sebagai perusahaan yang juga konsern pada bidang sosial, Wangsa Jelita juga berkolaborasi dengan komunitas petani dan pengrajin lokal sebagai rekan usaha, salah satunya adalah komunitas Sarongge yang berada di bawah bimbingan Green Initiative Foundation (GIF).

Guna meningkatkan efektivitas produksi dari para petani yang mayoritas anggotanya adalah kaum ibu, yang pandai mengelola sereh dan kopi hasil ladang sendiri menjadi produk sabun natural yang berkualitas. Wangsa Jelita mengajak semua donatur untuk memberikan supportnya lewat kitabisa.com/Sarongge. Harapannya lewat crowdfunding tersebut produk dari karya tangan komunitas Sarongge bisa dapat dikenal di masyarakat. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved