Marketing Strategy

Royal Enfield Optimis Sukses di Pasar Indonesia

Oleh Dibi
Royal Enfield Optimis Sukses di Pasar Indonesia

Sepeda motor bisa dibilang adalah moda transportasi yang paling umum dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat. Tentu saja setiap produsen motor akan tergiur dengan besarnya market sepeda motor di Indonesia. Besarnya market sepeda motor ini bisa jadi karena faktor versatility dari moda transportasi tersebut.

Desainnya secara alami membuat moda transportasi ini bisa melewati medan-medan sempit yang mampu membuat pengendaranya melintasi jalanan ramai di kota dengan relatif mudah. Selain itu, bisa digunakan sebagai leisure transportation di akhir pekan yang sering kita lihat dilakukan oleh komunitas maupun individu penggemar moto touring.

Tidak jarang juga masyarakat yang menggemari Moto GP, sehingga memiliki, mengendarai, dan memodifikasi motor ala racing sudah menjadi semacam aktualisasi diri bagi penggemar balap.

Potensi market sepeda motor yang besar ini bisa dilihat dari maraknya jumlah pemain. Persaingan pasar motor di negeri ini terutama didominasi oleh merek-merek Jepang yang menyediakan motor-motor cc rendah maupun tinggi untuk menjawab permintaan. Ada juga merek-merek barat dan india yang sudah masuk ke Indonesia.

Melihat persaingan yang ketat tersebut, Royal Enfield tidak gentar. Mereka tetap berniat menjajal pasar ini dengan optimis dan yakin bahwa apa yang akan mereka tawarkan adalah sesuatu yang berbeda dari apa yang telah disediakan oleh pemain-pemain lain.

Abijith Singh Brar, menjelaskan tentang filosofi Royal Enfield

Abijith Singh Brar, menjelaskan tentang filosofi Royal Enfield

Meski bermarkas di India, brand Royal Enfield adalah brand asli Inggris. Abhijit Singh Brar, Head-Marketing Royal Enfield, menyatakan bahwa motor-motor produksi sekarang pun memiliki desain yang mirip dengan motor-motor produksi Royal Enfield lama yang diproduksi di Inggris.

Menjaga desain motornya agar tetap klasik nampaknya menjadi salah satu senjata utama Royal Enfield. Banyak motor yang beredar di pasaran Indonesia yang dibuat untuk memenuhi keinginan agar berkendara cepat atau mengebut. Mereka dibuat agar menjadi super cepat, super berat, dan mereka juga super mahal. “Kami tidak menawarkan aspek yang mengintimidasi seperti itu. Yang kami tawarkan melalui motor kami adalah pengalaman yang kami sebut pure motorcycling. Dengan menjaga filosofi pure motorcycling ini juga kami bisa bertahan hingga saat ini setelah lebih dari 100 tahun berdiri,” ujar Abhijit.

Menurut Abhijit, selalu ada ruangan di dalam pasar motor yang menawarkan pengalaman berkendara yang lebih sederhana. menarik, dan menyenangkan. Inilah pure motorcycling yang dia maksud. Dia menekankan bahwa motor-motor Royal Enfield yang diciptakan selama ini selalu berpegang teguh pada filososfi tersebut. Dia mengklaim, bahwa berbeda dengan produsen motor lainnya, mereka tidak mencoba menciptakan motor yang super cepat dan mewah serta bersifat intimidatif. Yang mereka coba usahakan adalah membuat motor yang mudah digunakan, menyenangkan untuk dikendarai dan secara harga pun mudah dijangkau.

Produsen motor ini pun melihat ada gap di pasar motor Indonesia. Gap itu terlihat dari sisi cc yang tersedia di pasaran. Mereka melihat bahwa banyak motor di bawah 250 cc dan di atas 750 cc beredar di pasar Indonesia. Ukuran diantara 250 cc dan 750 cc ini masih belum banyak atau mungkin bahkan tidak ada yang menggarap. Di sinilah mereka coba mengisi kekosongan tersebut.

Konsep yang ditawarkan memang menarik, namun yang perlu dikhawatirkan adalah berapa harga yang akan dipasang pada motor-motor ini agar merek ini bisa menjual. Abhijit menerangkan bahwa Royal Enfield masih ingin mengukur kemampuan pasar Indonesia sebelum memasang harga pada motor-motornya. “Harga untuk motor-motor kami akan kami umumkan bersamaan dengan dibukanya gerai resmi kami pada kuartal akhir 2015 ini. Kami masih mau meneliti pasar dan mendengarkan apa yang pasar butuhkan untuk bisa kami sesuaikan dengan harganya nanti,” jelasnya.

Sebagai pertimbangan, beberapa motor 250 cc di Indonesia memiliki harga Rp 50juta hingga Rp 60juta-an. Sedangkan untuk motor-motor 750cc, memiliki kisaran harga ratusan juta rupiah. Jika mengikuti tren harga berdasarkan kapasitas cc ini, maka bisa diprediksi harga yang akan ditawarkan oleh Royal Enfield nantinya berkisar antara Rp 70juta hingga Rp 100juta-an karena merek ini akan bermain di nomor 250-750 cc. Sebenarnya bermain di angka ini bisa dinilai sebagai langkah yang cukup berani bagi pemain baru karena motor dengan ukuran di atas 250 cc, menurut PMK Nomor 90/PMK.03/2015 tentang perubahan atas PMK Nomor 253/PMK.03/2015 pasal 1 ayat 2 butir f, kini sudah termasuk sebagai kelas barang sangat mewah dan oleh karenanya dapat dikenakan tarif PPh pasal 22. Sehingga penjualan motor di atas 250 cc akan terkena PPh 5% dari harga jual dan ini tidak termasuk PPn dan PpnBM. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved