Marketing Strategy

Solusi Prasetya Mulya Hadapi Dinamika Konsumen

P_20150804_171148-640x480

Diskusi soal perilaku konsumen selalu menjadi bagian yang menarik, khususnya bagi perusahaan pengadaan barang dan jasa. Pola konsumen yang dinamis dari waktu ke waktu tetap menjadi hal yang harus diperhatikan oleh tiap perusahaan agar bisnisnya tetap berjalan lancar. Namun perhatian untuk hal tersebut tidak dapat dilakukan hanya dengan strategi internal. Kemampuan untuk meng-create sebuah cerita mengenai produk/ branding, memanglah penting, terutama dalam melakukan brand activation. Namun strategi tersebut harus diimbangi dengan masukan masukan dari pihak lain, termasuk dari akademisi dan konsumen.

Konsumen di Indonesia sendiri merupakan target yang menarik untuk dibidik karena memiliki pasar yang cukup besar. Spending growth-nya diperkirakan 7,7% hingga tahun 2020 dengan jumlah kelas menengah yang meningkat nyaris 100% di tahun yang sama. Namun, untuk menarik konsumen tersebut tidaklah mudah. Diperlukan pengetahuan akan tren konsumen yang tengah terjadi saat ini.

“Dari sisi lifestyle, populasi Indonesia 50% berada di usia produktif, yakni sekitar 30 tahun. Di antara usia 30 tahun tersebut, 30% usianya remaja. Pola ini diasumsikan sebagai target market masa depan kita. Mereka memiliki karakteristik sendiri yang cukup uni dibandingkan dengan generasi tahun 80an.,” ujar Agus W. Soehadi, Akademisi Prasetya Mulya.

Menarik konsumen dengan cara menyasar pada apa yang mereka inginkan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Oleh sebab itu, experiental marketing merupakan cara yang ampuh untuk melakukan hal tersebut.

“Konsep experiental marketing ini sebenarnya adalah melibatkan berbagai macam lapisan dari masyarakat untuk menjadikan kegiatan marketing menjadi efektif dan efisien dengan melibatkan perguaruan tinggi dan konsumen secara langsung. Dari akademisi, mereka berupaya menyampaikan teori-teori mengenai apa yang sudah mereka pelajari. Sifatnya ideal. Dari sisi Konsumen, Apa yang mereka butuhkan. Harus digali lagi. Dan ketiga, dari praktisi. Bagaimana cara mereka menjalankan bisnis mereka dengan menggabungkan kedua hal tersebut,” lanjut Agus.

Beberapa poin yang dapat dikembangkan dari experiental marketing antara lain mengenai brand experience. Menurut Agus, ketika konsumen mendapatkan experience yang bagus dari satu produk, akan ada dampak positif antara lain WOMM,Peningkatan terhadap revenue sehingga akan menciptakan konsumen yang loyal. “Kemanyakan dari civitas akademika adalah konsumen. oleh sebab itu, mereka dapat memberikan saran-saran untuk perusahaan, karena hal tersebut memang ranah mereka.,”ujar Agus

Memberikan emotional touch juga dirasa efektif terhadap kegiatan marketing, karena kebanyakan orang akan lebih mengingat apa yang dirasakannya pada saat mengkonsumsi produk.

“Emotional touch, pernah dilakukan oleh Dove mengenai konsep pandangan kecantikan dalam diri perempuan. Promosi seperti ini tentunya menjadi viral, karena memori seseorang bergantung dari persepsi.,” kata Agus. Terakhir adalah pelibatan konsumen. Dengan melibatkan konsumen dalam melakukan inovasi terhadap produk, otomatis produk yang keluar adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

“Jadi, dapat dipastikan ketika perusahaan melakukan konsep mengenai experiental marketing, umurnya bisa lebih panjang,” tutup Agus.

(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved