Marketing Strategy

Targetkan Wisman 1,8 Miliar dari Wisata Bahari Segitiga Karang

Reefs Business Forum

Reefs Business Forum

Sebagai pusat keberagaman hayati di dunia, keberadaan wisata bahari Segitiga Karang menjadi pusat perhatian pemerintah. Melalui Forum Bisnis Regional Kawasan Segitiga Karang, Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) ingin menciptakan solusi bisnis inovatif untuk kelestarian sumber daya laut, sehingga mampu mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Dalam forum ini, pemerintah dan swasta diajak sebagai mitra kerja sama.

Tahun lalu, lebih dari 1,1 miliar wisatawan asing menjelajah dan pada 2030 akan meningkat hingga 1,8 miliar ditambah dengan lebih dari 5 miliar wisatawan domestik.

Berdasarkan data dari World Travel and Tourism Council, pada 2014, industri pariwisata dan perjalanan, memberi kontribusi sebesar US$58 miliar terhadap GDP di enam negara kawasan Segitiga Karang. Berkembangnya industri ini juga memberi dampak positif terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan kepada lebih dari 5 juta orang. Selain itu diperkirakan sekitar US$3 miliar pendapatan pariwisata bahari didapat dari pertukaran mata uang di area tersebut.

“Forum yang berlangsung tiga hari tersebut akan mendorong para pelopor dari pelaku usaha, perwakilan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dari 17 negara untuk mendiskusikan perihal kebijakan, strategi, dan solusi inovatif dalam mempromosikan pariwisata bahari yang berkelanjutan di kawasan Segitiga Karang.” kata Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr. Sudirman Saad, M. Hum.

Pada forum yang digelar di Nusa Dua Bali ini, akan dibahas tiga hal utama, yaitu Sustainable Marine Tourism Conference, the Coral Triangle Marine Tourism Investment Forum and B2B Meetings, dan the Coral Triangle Marine Tourism Expo. Acara yang diadakan untk keempat kalinya ini memaparkan bagaimana keadaan terumbu karang di kawasan tersebut. Tercatat oleh UNWTO, lebih dari 85 persen terumbu karang di negara-negara Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Filipina, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon terancam oleh aktivitas manusia. Masalah lingkungan tersebut disebabkan karena adanya penangkapan seara berlebihan, polusi perairan, dan aktivitas pembangunan di kawasan pesisir.

Sejak pembetukan Forum Bisnis Regional CTI, ajang tersebut telah mendorong perusahaan perikanan, penjual hidangan laut, lembaga keuangan, serta operator perjalanan dan wisata di kawasan Segitiga Karang mengumumkan kepada publik langkah nyata untuk mengurangi dampak pada lingkungan laut dengan menerapkan praktik bisnis yang lebih bertanggungjawab. “Sektor swasta, pejabat pemerintah lokal, para pemimpin perempuan dan tokoh masyarakat harus bekerjasama untuk memastikan keberlanjutan dapat tercapai,” tambah Widi A.Pratikto Ph.D, Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved