Marketing Strategy

Upaya Accu-Chek Atasi Komplikasi Diabetes

Upaya Accu-Chek Atasi Komplikasi Diabetes

Diabetes atau yang dikenal dengan penyakit gula ini memiliki tingkat prevalensi cukup tinggi. Di Indonesia sebanyak 13 provinsi memiliki angka prevalensi lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, dan Lampung. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2007, prevalensi diabetes 5,7 persen dan pre-diabetes 10,2 persen.

Para Pembicara di acara Roche Indonesia 2015

Para Pembicara di acara Roche Indonesia 2015

Menurut American Diabetes Association tahun 2008, di Amerika Serikat ,biaya langsung yang dibelanjakan untuk perawatan diabetes telah mencapai kurang lebih 10% dari total belanja kesehatan nasional, atau sekitar 4000-7000 US$ (setara dengan Rp 54 – 95 juta) rata-rata per pasien per tahun.

Bagi kebanyakan pasien, penyakit diabetes tidak mengganggu kenyamanan hidup hingga akhirnya muncul komplikasi. Komplikasi inilah yang menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi pasien baik secara fisik maupun mental. Komplikasi akibat diabetes dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, impotensi pada pria, dan gangguan sirkulasi darah serta sistem syaraf sehingga bisa menimbulkan amputasi pada kaki yang terluka.

Melihat fakta tersebut, Roche Indonesia sebagai perusahaan layanan kesehatan dengan keahlian utama di bidang diagnostik dan farmasi, meningkatkan upaya mengenalkan sejak awal agar masyarakat melakukan pengecekan dan moitoring kadar gula dalam darah.

“Accu–Chek memiliki seperangkat alat yang berisi meter untuk menampilkan hasil,strip untuk mengukur kadar gula darah, dan softclix sebagai alat tembak dari jarum untuk mengeluarkan darah. Nantinya hasil tes dapat disimpan dan dipindahkan ke dalam perangkat komputer,” ujar dr. Benny Kurniawan, Marketing Manager PT Roche Indonesia.

dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpP.PD-KEMD, FINASIM menambahkan bahwa monitoring gula darah ini dapat dilakukan pasien secara mandiri (SMBG) sehingga data yang sudah terkumpul dapat membantu dokter untuk menyesuaikan terapi. Menurutnya dokter dan pasien perlu dibekali pengetahuan tentang urgensi monitoring gula darah dan bagaimana mempraktikannya sehari-hari. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved