Marketing Strategy

Wall Street English Melesat Berkat WOMM

Wall Street English Melesat Berkat WOMM

Wall Street English adalah salah satu pusat belajar Bahasa Inggris yang berpusat di Baltimore, Amerika Serikat. Hadir pertama kali di tahun 2007, Wall Street English kini telah memiliki 7 cabang di Indonesia.

Lembaga belajar yang berdiri sejak 1972 ini tersebar di Ratu Plaza, La Piazza, Pondok Indah Mall 2, Central Park, Kota Kasablanka, Mall Alam Sutera (Tangerang), Paris Van Java SOHO (Bandung). Muridnya yang aktif kini berjumlah 5.500 orang.

“Kami yakin bisa menambah cabang di kota besar lainnya untuk membantu masyarakat Indonesia mempersiapkan diri memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” kata Communication & PR Marketing Manager, Wall Street English, William Karmawan.

Communication & PR Marketing Manager, Wall Street English, William Karmawan

Communication & PR Marketing Manager, Wall Street English, William Karmawan

Dia mengakui sejak awal Wall Street English telah menerapkan Word of Mouth Marketing (WOMM) sejak hadir di Indonesia pada Februari 2007 silam. Strategi pemasaran tersebut adalah yang paling kuat untuk kursus Bahasa Inggris.

“Orang lebih percaya dengan hasil rekomendasi. Mereka lebih percaya dengan orang terdekat mereka dibanding iklan. Pada saat merekomendasi, mereka dianggap sudah mengalami,” ujarnya.

William menjelaskan, metode WOMM paling banyak membantu untuk mengajak orang lain bergabung. Ada beberapa kegiatan yang mendukung. Pertama, konsultasi murid yang akan bergabung untuk menentukan arah pembelajaran yang dituju.

Ada juga Social Club, yakni kegiatan berkumpul yang menyenangkan bagi murid-murid seperti kelas memasak, kelas olahraga, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dipandu oleh pengajar baik di dalam maupun di luar kelas.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membantu murid-murid agar dapat berbahasa Inggris dengan penuh percaya diri dan membantu mendekatkan murid-murid dengan staf kami,” katanya.

Selain itu, ada juga WSE Star, yang merupakan penghargaan untuk murid-murid terbaik. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membuat para murid merasa puas, sehingga akhirnya mereka akan merekomendasikan ke luar.

William menambahkan, pelaksanaan beberapa program seperti Social Club sangat intensif karena sangat berhubungan dengan produk dan pelayanan Wall Street English.

“Kami tidak mengutamakan kegiatan yang mendorong penjualan. Kami harus menjaga image yang lebih premium. Lebih baik mengedepankan pengalaman yang sudah terbukti daripada menargetkan ke masyarakat yang lebih price sensitive,” ujarnya.

Tahun ini, indeks WOMM untuk Wall Street English mencapai 174,6. Dibanding lembaga kursus lainnya, mereka paling banyak dibicarakan pelanggan dengan indeks mencapai 10,0. Hingga akhir Juni 2015, akun Facebook mereka memperoleh like dari 895 ribu orang, dan follower untuk Twitter-nya 7.041. (Reportase: Putri Wahyuni)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved