Management Strategy

April, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$454,4 Juta

April, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$454,4 Juta

Kinerja perdagangan Indonesia makin menggembirakan dan mampu mempertahankan tradisi surplus neraca perdagangan non migas pada April 2015. Kementerian Perdagangan mencatat total ekspor di bulan April mencapai US$ 13,1 miliar. Sementara total impor mencapai US$ 12,6 miliar. Dengan catatan tersebut, neraca perdagangan di bulan April 2015 surplus sebesar US$ 454,4 juta yang terdiri dari surplus non migas sebesar US$ 1,3 miliar dan defisit migas yang tercatat US$ 877,9 juta.

“Secara kumulatif, neraca perdagangan tahun ini hingga bulan April 2015 tercatat surplus US$ 2,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 4 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$ 1,3 miliar. Indonesia berhasil mempertahankan trend surplus neraca perdagangan hingga bulan April 2015,” jelas Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, dalam keterangan tertulisnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (18/5/2015). Perkembangan surplus bulan ini ditopang oleh peningkatan surplus perdagangan nonmigas dan defisit migas yang semakin besar. Defisit migas dipicu oleh semakin meningkatnya defisit perdagangan hasil minyak menjadi US$ 1,1 miliar di bulan lalu atau naik 6,9% dibanding Maret 2015.

Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan. Perdagangan Hingga April Tahun Ini Tercatat Surplus. (Foto : Prio Santoso/SWA).

Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan. Perdagangan Hingga April Tahun Ini Tercatat Surplus. (Foto : Wisnu T. Rahardjo/SWA).

Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan non migas pada April tahun ini adalah India, Amerika Serikat (AS), Filipina, Belanda, dan Pakistan. Lima negara ini secara total menyumbang surplus perdagangan non migas sebesar US$ 2,3 miliar. Sedangkan, mitra dagang yang menjadi penyumbang defisit perdagangan non migas diantaranya Korea Selatan, Thailand, Australia, Jepang, dan China dengan jumlah mencapai US$ 2,2 miliar. Sinyal perbaikan kinerja ekspor nonmigas sepanjang Januari-April 2015 ke beberapa negara mitra dagang seperti India, Malaysia, Taiwan, Vietnam, Arab Saudi, Pakistan, dan Swiss menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor ke India naik 13,4%, Malaysia 5,4%, Taiwan 8,9%, Vietnam 11,6%, Arab Saudi 17,7%, Pakistan naik 6%; dan Swiss naik lebih dari 2.000%.

Pada April, sektor pertanian masih menjadi primadona ekspor nonmigas yang meningkat 4,7% (year on year/yoy). Sedangkan ekspor sektor industri naik 2,4% (yoy). Di sisi lain, ekspor sektor pertambangan menunjukkan perbaikan walaupun masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 14,0% (yoy). Sementara itu, produk manufaktur juga mengalami peningkatan. Beberapa produk ekspor non migas yang meningkat pada Januari-April 2015 adalah bijih, kerak, dan abu logam naik 122%, perhiasan/permata (45,8%), tembaga (35,1%), dan alas kaki (16,7%) Posisi Indonesia dibanding negara ASEAN lain di salah satu negara tujuan yaitu Brasil berada di peringkat ke-27 dengan pangsa 0,8%. Sementara peringkat negara ASEAN lainnya bervariasi antara peringkat 22 hingga 169 sebagai pemasok kebutuhan Brasil. Vietnam berada di peringkat 22, Thailand (23), Malaysia (25), Singapura (43), Pilipina (60), Kamboja (78), Myanmar (119), dan Brunei Darussalam (129).

Impor Turun

Total impor selama bulan April 2015 mengalami peningkatan 0,2% dibanding bulan sebelumnya. Namun, kinerja impor secara kumulatif selama Januari hingga April 2015 masih mengalami penurunan sebesar 17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan impor selama Januari-April 2015 dipicu oleh anjloknya permintaan impor migas sebesar 42,6%, yang terdiri atas penurunan impor hasil minyak sebesar 45,3%; minyak mentah sebesar 38,1%; dan gas sebesar 38,5%.

Impor Januari-April 2015 masih tetap didominasi bahan baku/penolong yang nilainya mengalami penurunan sebesar 17,8% (yoy). Barang-barang yang tergolong bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain; bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, serta besi dan baja. Di sisi lain, impor barang modal juga mengalami penurunan selama Januari-Maret 2015 sebesar 13,9% (yoy). Adapun barang modal yang mengalami penurunan impornya secara signifikan, antara lain mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, dan kendaraan bermotor.

Impor barang konsumsi, yang hanya sebesar 7,0% dari total impor, mengalami penurunan sebesar 15,7% (yoy). Impor barang konsumsi turun signifikan, antara lain daging hewan, mainan, dan pakaian jadi bukan rajutan. Menurut negara asal impor, negara mitra dagang yang mengalami peningkatan impor tertinggi adalah dari Australia dengan peningkatan 30,1%, diikuti Taiwan dan AS dengan peningkatanberturut-turut 15,0% dan 12,3%. Barang dari Australia yang impornya naik tajam, antara lain binatang hidup dan bahan kimia anorganik. Barang dari Taiwan yang impornya naik yakni mesin/pesawat mekanik, filamen buatan, dan kain rajutan. Sementara, barang impor dari AS yang meningkat adalah mesin/peralatan listrik, ampas/sisa industri makanan, dan bahan kimia anorganik. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved