Management Strategy

Stimulus Inovasi Diperlukan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Stimulus Inovasi Diperlukan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Berangkat dari hasil survei yang dikeluarkan oleh Global Innovation Index (GII), dalam hal inovasi, Indonesia masih tertinggal. Setidaknya hal ini tercermin dari peringkat Indonesia yang berada di posisi ke 87 dari 143 negara. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura (7), Malaysia (33), Thailand (48), dan Vietnam (71).

IMG_1881

Sebelumnya, laporan lain yang dikeluarkan oleh The Global Competitiveness Report pada 2012 – 2013 menunjukkan indikator yang sama. Laporan tersebut menyebutkan Indonesia mengalami penuruan indeks daya saing global dari posisi ke 46 di tahun 2011 menjadi ke 50 di tahun berikutnya.

Atas dasar inilah, PPM Management, melalui Triono Saputro menekankan perlunya stimulus inovasi kepada setiap pelaku guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini yang terkait adalah perusahaan. “Tanpa adanya upaya mendorong peningkatan inovasi, maka target pemerintahan baru untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sulit di tercapai,” ujar Direktur PPM Management itu saat membuka seminar Innovate or Die, di gedung PPM Jakarta, Selasa (9/12).

Menurut Triono, penerapan inovasi juga diakuinya sebagai langkah awal persiapan menghadapi iklim MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015, dimana menjadi penting agar perusahaan dapat bertahan hidup terhadap perubahan lingkungan dari dalam maupun dari luar yang disebabkan keterbukaan dari iklim ini. “Perusahaan harus melakukan adaptasi, dan adaptasi dapat dilakukan melalui inovasi / pembaruan produk, proses, kegiatan dan model bisnis,” sambungnya.

Penerapan inovasi yang tepat sasaran juga mampu mendorong performa perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan. Allan Yong, Presiden Direktur Henkel Indonesia, memaparkan, “Pertumbuhan bisnis suatu perusahaan tidak lepas dari bagaimana perusahaan menciptakan suatu produk, baik itu baru ataupun ekstensifikasi dari produk lama untuk menggebrak pasar.” Dengan inovasi produk baru yang tidak terlepas dari pemodalan, belanja produk, riset dan pengembangan, tercatat pertumbuhan Henkel Indonesia mengalami kenaikan, yakni 37% dari lini bisnis adhesive.

Sementara itu, Adhi S Lukman, Direktur PT Niramas Utama, menggarisbawahi, dari setiap proses inovasi pasti tidak terlepas dari hambatan. Hanya saja, kunci suksesnya adalah bagaimana bertahan dari hambatan tersebut, dan tetap berorientasi pada peluang yang ada di depan. Implementasi yang ditunjukkan Adhi adalah saat memulai memasarkan produk jelly nya, Inaco ke level ekspor. Ia mendapati berbagai hal yang datang sebagai hambatan, misalnya dari segmentasi pasar, kecenderungan taste yang tidak sama dengan lokal, hingga pada persaingan global.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Samuel Pranata, Direktur Marketing Martha Tilaar Group, bahwa dalam hal proses suksesi inovasi tersebut, diperlukan seorang agent of change yang mampu menjadi stimulator untuk mencapai suksesi inovasi tersebut. Dalam hal ini ia menjadi pecutan bagi orang – orang di sekitarnya untuk melakukan inovasi. Menurutnya, yang paling sentral perannya adalah pada level CEO, serta jajaran BOD dan manajerial. Namun, peran talent juga tidak boleh dipisahkan untuk menuju proses tersebut.

Inovasi juga tidak boleh dipisahkan dari apresiasi. Lucky Gani, Business Group Head Microsoft Indonesia, menuturkan, ada kalanya inovasi tersebut datang dari arah yang tidak ditentukan, sehingga apresiasi diperlukan guna menjaga sustainability dari novasi tersebut. Ia memberikan contoh, “Biasanya, langganan pencipta aplikasi teknologi yang datang sebagai pemenang itu datangnya dari ITB, ITS, UGM dan UI, tapi tahun ini yang menang dari Universitas Trunojoyo Madura sehingga pemusatan inovasi teknologi tidak lagi terpusat di kota- kota besar seperti Bandung dan Surabaya, melainkan juga bisa ke berbagai wilayah di luar itu.”

Dan yang terakhir, inovasi tidak hanya terjadi pada bagaimana menciptakan produk yang berdaya saing, dan meningkatkan revenue saja, melainkan juga dari sistem kerja yang efisien. Toni Kurniawan, Corporate Management PT Indofarma Global Medika, menyajikan efisiensi yang telah dilakukan di perusahaan farmasinya, yakni dengan melakukan kerja sama operasional (KSO) dengan rumah sakit. “Sehingga pasien yang ingin mendapatkan akses obat – obatan dapat dilakukan dengan prosedur yang relatif lebih singkat,” jelasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved