Management Strategy

Tahun 2020 SDM Berkualifikasi Hanya Tersedia Setengah dari Kebutuhan Perusahaan

Tahun 2020 SDM Berkualifikasi Hanya Tersedia Setengah dari Kebutuhan Perusahaan

Direktur SDM Mondelez Indonesia, Irvandi Ferizal dalam presentasinya yang bertajuk “Strategic Leadership Trend in Indonesia” menjelasakan bahwa pada tahun 2020 nanti diperkirakan perusahaan-perusahaan di Indonesia hanya akan bisa mengisi setengah dari kebutuhan SDM berkualifikasi tinggi khususnya pada entry level.

Ada banyak aktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Menurut Irvandi salah satunya adalah dibukanya pasar ASEAN yang dikenal dengan nama Masyrakat Ekonomi ASEAN, maka akan ada banyak talent berkualifikasi Indonesia yang lebih memilih mengejar kariernya ke luar negeri. “Indonesia akan kehilangan separuh anak bangsanya yang berkualifikasi bagus, sebaliknya kita akan kedatangan talent dari luar untuk mengisi kekosongan itu,” jelas Irvandi.

Ekonomi-Lily

Lebih lanjut dalam presentasi yang disampaikan pada acara “Indonesia Leadership and Human Capital 2014” yang diselenggarakan oleh NBO Group dan Majalah SWA, Irvandi menjelasakan saat ini ada sejumlah tren menarik dalam dunia human capital. Tren menarik tersebut di antaranya adalah semakin banyak perusahaan yang menggunakan pendekatan 70-20-10, yaitu 70 % pengembangan lewat on the job experience, 20 % learning trough relationship, dan 10 % formal learning.

Tren kedua, maraknya penggunaan digital dan sosial media dalam upaya pengembangan SDM. Jika di era sebelumnya , pengembangan SDM lebih banyak menggunakan Computer Assisted Training dn E-Learning, maka saat ini cara terebut sudah dianggap tradisional dan terbatas ruang dan waktu. Maka pilihan menggunakan digital dan sosial media membuat segala batas ruang dan waktu menjadi hilang.

Tren ketiga, guna menghadapi MEA di akhir 2015 nanti sejumlah perusahaan mulai bersiap membentuk future ready organization.

Tren keempat, ada juga perusahaan yang sudah bisa memperhatikan sisi lain SDM nya yang berpengaruh terhadap performanya yakni “personal life”. Bebearapa hal yang sebelumnya dianggap sebagai bagian kehidupan pribadi dan sepele, kini menjadi perhatian juga, seperti memberikan fasilitas olah raga fitnes dan mengatur kebutuhan nutrisi dalam porsi makan siang.

Tren Kelima, kembali menggunakan kearifan lokal (local wisdom) untuk membangun rasa keterikatan karyawan dengan perusahaan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved