Lebih dari 20 tahun bertahan di panggung bisnis bukanlah perkara mudah. Namun, Metric Furniture dan Kitchen Set yang dirintis oleh Satriadi Benggawan, Yeo Wen Han dan Sylvia Lasarus itu mampu membuktikan lolos dari badai krismon yang melanda tanah air pada tahun 1998 dan persaingan bisnis yang ketat.

Metric Sukses di Kitchen Set, Merambah Bisnis Furniture Premium

“Kami memulai dengan jumlah tenaga kerja belasan dan showroom kecil. Awal merintis memang kami telah memposisikan Metric sebagai merek premium yang menyasar pasar menengah ke atas. Tidak mudah membangun kepercayaan. Tapi dengan loyalitas dan solidnya team serta kualitas yang selalu kita kedepankan, kita berhasil,” ujar Satriadi Benggawan.

“Semua usaha saat itu (krismon) susah. Termasuk kita. Tapi ternyata cobaan itu yang membuat kita belajar dan memacu semangat untuk berinovasi agar tetap eksis,” sambung Yeo Wen Han.

Setelah lolos dari badai krismon, upaya edukasi mengenai pentingnya“kitchen set” yang rapi dan bersih di setiap rumah terus menerus harus mereka lakukan. Pasalnya masih banyak masyarakat yang berpandangan bahwa dapur hanya tempat memasak dan mencuci piring saja. Bukan bagian penting yang harus dipercantik. “Kami lakukan proses edukasi mulai dari pameran-pameran furnitur, artikel di media cetak hingga beriklan di TV. Jujur sangat sulit dan butuh waktu lama,” lanjut ayah dua anak itu.

Strategi yang dilakukan Metric adalah dengan fokus di bidang ritel furnitur kitchen set model knock down yang diproduksi secara pabrikan. Selain kualitas premium, kelebihan kitchen set Metric adalah bisa dilepas dan dipasang kembali apabila sang pemilik pindah ke rumah baru. Desainer Metric pun dapat menyesuaikan model dengan bentuk dan ukuran dapur serta selera pelanggan.

Pembenahan juga dilakukan di segi manajemen dan IT dengan menyewa jasa konsultan profesional. Pendek kata, segala upaya dilakukan hingga Metric menjadi pemimpin pasar kitchen set.

Setelah sukses dengan produk kitchen set yang dibesut sejak tahun 1994, kini Metric berekspansi ke produk lain yaitu wardrobe, bedroom dan living room. Kendali kepemimpinan pun sudah melibatkan generasi kedua, yaitu Jessica Benggawan, putri sulung Satriadi. Meskipun demikian kendali kepemimpinan masih berada di bawah founder: Satriadi, Wen Han dan Sylvia.

Kini, produk-produk Metric bisa didapatkan konsumen lebih mudah. Pasalnya, showroom Metric terus bertambah dan tersebar mulai Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, hingga Balikpapan. Desain dan kualitas Metric juga sudah teruji sebagai produk premium.

Selain itu, kunci sukses Metric adalah menerapkan prinsip dan etika bisnis yang diajarkan pendiri perusahaan, yaitu: selalu berpikir positif dan terbuka menghadapi kritik, namun tidak sungkan untuk memberi pendapat dan saran perbaikan. Untuk urusan perbankan, pendiri Metric juga menularkan pengalamannya kepada generasi penerusnya untuk tetap bermitra dengan BCA dalam hal permodalan untuk pengembangan usaha serta kelancaran transaksi bisnisnya. “Layanan BCA sudah turun temurun sejak ayah merintis Metric hingga saya pun menjadi nasabah BCA,” ujar Jessica.