Di pulau Sumatera, boleh dibilang Palembang merupakan kota kedua setelah Medan yang memiliki daya tarik bak magnet bagi para investor maupun pelancong. Letaknya yang strategis, yaitu pada lintasan utara-selatan Pulau Sumatera dan Selat Malaka dan ditunjang keberadaan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) yang melayani penerbangan domestik maupun internasional membuat akses menuju kota ini semakin mudah. Pamor Palembang pun makin terpancar manakala menjadi tuan rumah pesta olahraga PON dan Sea Games, beberapa tahun lalu.

Palembang Makin Dilirik Bagi Industri dan Investasi

Tidak mengherankan bila Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palembang, Ibnu Rohim, mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Palembang terus mengalami peningkatan signifikan. Pada 2012, perekomian di Palembang tumbuh 6,4%. Salah satunya ditopang dengan jumlah penduduk sekarang sekitar 1,7 juta jiwa.

Beberapa sektor usaha yang berkembang antara lain: jasa dan perhotelan, perdagangan, industri, pertanian serta wisata kuliner. Geliat bisnis itu mampu mengurangi angka pengangguran secara bertahap. Sekarang, jumlah pengangguran di Palembang kurang 10% dari total penduduk.

Pesatnya pertumbuhan pembangunan di Palembang berdampak pada pesatnya laju pertumbuhan ekonomi yang banyak membuka peluang Pedagang Kreatif Lapangan (PKL). Selama setahun Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Palembang mencatat laju pertumbuhan PKL sebesar 5%. Total jumlah PKL mencapai 100 ribu, terdiri dari pedagang asongan dan pedagang keliling. Sedangkan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ada 30 ribu.

Untuk skala usaha besar, Palembang telah mengekspor komoditas seperti karet, batubara dan CPO. Beberapa negara tujuannya antara lain Cina, Jepang, Amerika, Jerman, India dan Eropa.

Palembang juga memiliki eksportir dan UKM eksportir yang mendapatkan penghargaan Primaniyarta (penghargaan terhadap eksportir yang berprestasi). Antara lain PT Shima (alat kesehatan), PT Badja Baru (karet), PT Deorub Inti Global (smoke liquid) dan Celia Carpet (karpet kayu).

Sebagai kota industri, Palembang memiliki usaha yang sedang berkembang mencapai 3.046 buah yang wajib lapor (data Disnakertrans Kota Palembang 2012). Terdiri dari perusahaan sedang (medium industry) dan perusahaan besar (large industry) serta puluhan industri kecil lainnya (small/home industry). Seperti industri kulit, industri barang-barang dari karet, industri kerajinan (kayu, bambu, tanah liat, kulit), industri petrokimia, industri logam, industri karet mentah dan industri perhotelan yang sejak beberapa tahun terakhir berkembang pesat dengan hadirnya hotel-hotel bintang empat dan lima.

“Besarnya potensi bisnis di Palembang memerlukan dukungan produk dan layanan perbankan sesuai dengan kebutuhan nasabah yang menjadi target pasar BCA,” jelas Kepala Kantor Wilayah VI BCA, Darmawan. Itulah sebabnya, BCA banyak bekerja sama dengan pelaku bisnis skala UKM hingga manufaktur dalam memudahkan transaksi bisnis mereka.

Teddy Irmansyah misalnya, menggunakan fasilitas BCA untuk berdagang. Pemilik kios di lower floor Palembang Trade Center (PTC) itu, punya cara khusus untuk menyiasati lesunya pembeli. “Saya bekerja sama dengan BCA Card melalui program Cicilan 0% jangka waktu 6-12 bulan untuk pembelanjaan minimal Rp 500 ribu,” ungkapnya. Fasilitas transaksi seperti EDC BCA pun dipasang agar konsumen mempunyai alternatif cara pembayaran transaksi yang lebih praktis dan aman. “Konsumen senang karena bisa membeli smartphone atau Android yang sekarang sedang tren dengan kartu Debit BCA atau BCA Credit Card ,” Teddy menambahkan.

Sementara Agustinus, pemilik toko parfum bermerk dan kosmetik “New Ratu Cosmetic” di Ground Flour Blok B1 Nomor 23-25 PTC tak ketinggalan memasang EDC BCA di tokonya. Menurut pengakuan pria yang telah malang melintang selama 25 tahun berdagang parfum itu, sejauh ini, lebih dari 50 persen pelanggannya memilih untuk bertransaksi menggunakan fasilitas Debit BCA maupun Kartu Kredit BCA melalui EDC BCA.

BCA Senantiasa di Sisi Anda (***)