CEO Interview Editor's Choice

Semen Gresik Konsisten Bagikan Dividen

Semen Gresik Konsisten Bagikan Dividen

PT Semen Gresik Tbk. (SG) merupakan perusahaan yang konsisten memberikan “kekayaan” terhadap pemegang sahamnya. Berdasarkan perhitungan Stern Stewart & Co, sepanjang 2007-2011, perusahaan ini mencatat angka WAI (Wealth Added Index) –parameter yang digunakan untuk mengukur besarnya kekayaan untuk pemegang saham– sebesar Rp 20,2 triliun. Perusahaan ini pun berusahaan membuat para pemegang sahamnya senang. Dalam lima tahun terakhir, sebesar 50% dari laba bersih dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen. Maka, sepertinya para pemegang atau investor pun mengapresiasi kebijakan ini, sehingga harga saham Semen Gresik makin tinggi.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk. (SG)

Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk. (SG)

Dwi Soetjipto, Direktur Utama SG, mengatakan bahwa pihaknya berjanji kepada investor untuk membagikan 50% dividen. Bahkan, kadang pemerintah, selaku pemegang saham SG, meminta tambahan 10% dividen. “Kecuali sewaktu-waktu pemerintah minta tambahan 10% lagi,” lanjut Dwi. Berikut petikan wawancara wartawan SWA Ahmad Denoan Rinaldi dengan orang nomor satu di Semen Gresik ini.

Apa yang dilakukan manajemen agar mampu memiliki kinerja yang konsisten?

Pertama, berdasarkan porsi, untuk investor, maka kita akan berpikir bagaimana kami akan mendapatkan situasi yang optimal antara dividen, yang merupakan value of the share holders, dan corporate growth. Kami berhasil bagikan dividen sebesar 51% beberapa tahun belakangan ini. Kecuali sewaktu-waktu pemerintah minta tambahan 10% lagi. Kami selalu katakan dan janjikan ke investor akan bagikan 50% dividen. Itu sebagai “latihan” kami untuk jangka panjang agar perusahaan tetap bisa tumbuh. Bahkan kadang kami masih memiliki kelebihan cash, debt-nya masih kecil. Kedua, meningkatkan besaran dividen yang dibagikan. Untuk mencapai peningkatan kinerja, yang dalam hal ini adalah laba, kami harus mengembangkan fokus strategi, yaitu revenue management (bagaimana memaksimalkan pendapatan), cost management, capacity management, dan competitive advantage. Ini merupakan empat fokus yang manajemen lakukan untuk bisa mengamankan value perusahaan yang kita jadikan shareholders value maupun stakeholders value yang lain.

Apa peluang di industri ini cukup besar? Berapa target pertumbuhan rata-rata per tahun? Apa target itu selalu bisa terpenuhi?

Sebenarnya persaingan cukup berat juga karena pasar semen Indonesia masih over-supply. Kapasitas nasional sekitar 55 juta ton per tahun. Sedangkan permintaan tahun ini mungkin sekitar 48-49 juta ton. Jadi masih ada. Di masa lalu, bahkan over-supply yang terjadi lebih besar lagi. Tapi, bagaimana kinerja kami bisa meningkat, itu karena dilakukan transformasi di dalam perusahaan untuk mendapatkan value creation untuk setiap segmen yang ada. Pertumbuhan rata-rata per tahun pasar semen sekitar 6,5%. Tahun ini mungkin di atas itu. Namun seringkali pasar naik turun. Kita belum tahu, Eropa lagi jeblok. Yang jelas hingga April, Indonesia tumbuh 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Proporsinya meningkat 16%.

Kalau dari sisi perusahaan, pertumbuhan kapasitas produksi tahun ini sekitar 19,5-an juta ton. Lalu, pada 2015 menjadi 30 juta ton, dan tahun 2030 menjadi 70 juta ton. Kalau nanti persaingan makin ketat, marjin EBITDA sekarang sekitar 35%, maka yang akan datang mangarah pada 30% karena persaingan akan lebih ketat. Sementara, laba akan naik turun, tapi tidak turun sekali. Ada yang naik tinggi dan naik sedikit. Contohnya tahun ini, karena terdapat depresiasi, secara presentase, kami bisa katakan pertumbuhan setidaknya 10% per tahun.

Kalau lima atau enam tahun lalu pertumbuhannya cukup tinggi, pertumbuhan per tahun bisa 18%. Kalau untuk laba bersih hampir 30%. Target yang ditentukan selalu tercapai. Malah lebih tinggi, meskipun RKAP atau bujet kita tetapkan dengan posisi yang sangat menantang karena target yang menantang akan memotivasi untuk berprestasi lebih baik. Target tahun lalu Rp 3,7 triliun dan kita dapat di atas itu yaitu Rp 3,9 triliun. Dalam lima tahun terakhir selalu melebihi target.

Apa saja pembenahan yang dilakukan agar bisa efisien?

Pembenahan dilakukan di setiap lini. Pertama, kami menggunakan pendekatan teknologi, yaitu teknologi apa yang bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi. Kedua, perilaku, bagaimana para SDM berperilaku yang efisien. Ketiga, membangun semangat inovasi. Bahkan tahun lalu, SG mendapat penghargaan dari pemerintah di bidang industri rintisan teknologi karena ada hasil inovasi kawan-kawan di lapangan yang menghasilkan penghematan atau peningkatan profit yang cukup besar.

Bagaimana strategi pembiayan bisnis, termasuk investasi, agar modalnya bisa rendah?

Yang harus diketahui bahwa posisi debt leverage perusahaan masih sangat rendah. Saya kira debt per EBITDA sekarang baru 0,13 kali. Padahal kita bisa sampai 3 kali. Tingkat utang masih rendah karena di dalam pembiayaan investasi yang pertama adalah mengoptimalkan internal cash. Kedua, baru kita masuk ke penarikan debt. Karena porsi debt yang masih rendah untuk bisa membuat nilai perusahaan meningkat, maka debt bisa juga dioptimalkan.

Apa saja yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan kepercayaan dan persepsi positif terhadap pemegang saham?

Terdapat 3 pilar yang harus dilakukan perusahaan agar perusahaan bisa sustain. Tiga pilar itu adalah profit, people, planet. Artinya, selain profit, perusahaan juga harus sangat aware terhadap people dan planet. People dan planet ini yang nanti digarap oleh program CSR (corporate social responsibility). Jadi, diharapkan tidak ada demo-demo di sekitar pabrik. Bahkan mungkin banyak komentar positif terhadap keradaan perusahaan. People-nya menerima pendapatan yang lebih baik daripada industri-industri yang lain. Itu kan bisa membuat investor tenang. Kemudian tentang planet, ketika perusahaan mendapat penghargaan sebagai green industry. Itu berarti jauh dari pelanggaran-peanggaran hukum yang bisa membuat perusahaan tidak beroperasi. Itu yang akan bisa membangun persepsi orang. Tentunya, ini harus disampaikan secara terbuka. Yang mendasari tiga pilar itu adalah nilai-niai seperti budaya kerja dan GCG (good corporate finance). Dari sisi GCG, berdasarkan penilaian akhir 2011 oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), bahwa maturity dari GCG di Semen Gresik, mencapai nilai 91. Itu tingkatan yang sangat bagus.

Aksi korporasi apa saja dalam lima tahun terakhir yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan menimbulkan persepsi positif?

Pembangunan 2 pabrik. Tahun ini akan selesai pabriknya. Sebelumnya, kapasitas produksi Semen Gresik 19-20 juta ton per tahun. Dengan adanya 2 pabrik baru di Tuban dan di Tonasa itu, maka akan ada penambahan kapasitas produksi sekitar 6 juta ton per tahun. Masing-masing pabrik memiliki kapasitas produksi 3 juta ton. Total kapasitas produksi menjadi 26 juta ton per tahun.

Kedua, upgrading kapasitas produksi, yaitu menambah kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun melalui upgrading mesin . Ketiga, untuk memperkuat distribusi, kami bangun packing plant. Selama 5-6 tahun terakhir kita bangun 2 packing plant di Banten, 1 di Dumai, 1 di Aceh, 1 di Banyuwangi, 1 di Sorong, 1 di Sulawesi, 1 di Banjarmasin, dan 1 di Kalimantan timur. Total ada 9 packing plant yang kita bangun. Investasi untuk pabrik dan power plant sekitar Rp 7,5 triliun. Untuk packing plant sekitar Rp 1-1,5 triliun.

Selain itu, kami lakukan konversi batu bara. Kami telah melakukan konversi batu bara sebagai sumber energi di pabrik, yang sebelumnya menggunakan batu bara kalori tinggi, sekarang sudah sebagian besar, khususnya di Tuban, sudah menggnakan batu bara berkalori rendah. Mengapa kami lakukan ini? Karena batu bara kalori tinggi sudah semakin langka, jadi kami mengantisipasi masa depan.

Kemudian sekarang sedang bangun cement mill. Investasi cement mill saya kira sekitar Rp 300 miliar dan coal mill sekitar Rp 100-200 miliar. Total investasi untuk cement mill dan coal mill sekitar Rp 500 milyar. Untuk total investasi, mulai dari investasi pabrik, power plant, cement mill, dan coal mill, sekitar Rp 9 triliun. Itu investasi yang besar. Investasi kecil lainnya kami lakukan di gudang dan teknologi informasi. Untuk pengembangan IT kita telah berinvestasi sekitar Rp 200-an miliar.

Bagaimana proses membuat keputusan dan pengkajian investasi yang diprediksi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang?

Pertama, melakukan pengumpulan ide. Kami melengkapi dengan tim yang dinamakan sebagai office of theCEO (OOTC). Pada tim ini terdapat area yang dinamakan sebagai’vistra’ (vision and strategy) di antara tiga area lainnya. Vistra ini yang mengumpulkan ide, wacana, ngobrol. Kalau ide yang muncul dianggap bagus oleh tim vistra ini, maka ide itu masuk ke dalam unit corporate business development yang dikepalai direktur pengembangan usaha dan strategi bisnis. Mereka yang melakukan feasibility study. Ketika feasibility study sudah jadi, kalau memang harus di-disclose, ada yang namanya fairness opinion. Baru kami masuk ke proses approval, baik di tingkat komisaris maupun pemegang saham.

Bagaimana rencana bisnis ke depan?

Kami menyoroti rencana pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Kami melihat ada enam isu kritis. Pertama adalah hal kapasitas. Setelah dua pabrik selesai dibangun pada tahun ini, kami akan mengusulkan untuk membangun 2 pabrik lagi pada RUPS mendatang, yakni di Sumatera dan Jawa. Kedua, adalah energi. Porsi cost untuk energi paling tinggi. Permasalahan energi juga menjadi ancaman ke depan. Ini isu kedua yang harus ditangani perusahaan misalnya dengan mengembangkan bisnis penambangan batu bara. Meskipun tidak besar dan tidak mungkin menggantikan kebutuhan yang begitu banyak, tapi paling tidak kita masuk ke bisnis itu.

Kemudian mencari energi alternatif, menggunakan limbah sebagai energi. Lalu, seperti yang sudah mulai jalan di Padang, WHRG, waste heat recovery generator, panas yang tadinya dibuang begitu saja, dipikirkan untuk menjadi pembangkit listrik. Isu ketiga adalah pelanggan, bagaimana membuat perusahaan bisa lebih dekat dengan pelanggan, antara lain, bisa dibangun melalui sistem distribusi, membangun packing plant, mode of transportation, dan sebagainya. Keempat adalah citra, baik citra perusahaan maupun citra produk. Kami masih membangun citra. Citra sudah bagus, namun kegiatan untuk menjaga citra ini harus diaktifkan. Lawan kami sudah begitu aktif, tapi Semen Gresik masih biasa saja.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved